Menanti Operasional Gripen E, AU Brasil Terima Unit Terakhir F-5M Tiger, Jet Tempur Canggih Bertampang Lawas
|Sebagai bagian dari rencana strategis, Brasil mulai tahun 2021 akan menerima unit perdana jet tempur Gripen E/F (aka F-39) dan secara keseluruhan 36 unit penempur asal Swedia itu akan diterima pada tahun 2026. Melihat periode penantian yang tak singkat, AU Brasil rupanya belum akan melepaskan kesiapan tempur jet tempur F-5 Tiger II. Bahkan, kabar terbaru menyebut Brasil baru saja menuntaskan paket upgrade pada varian F-5 tercanggih di dunia tersebut.
Baca juga: Gripen E Dikirim ke Brasil Lewat Jalur Laut, Ternyata Inilah Alasannya!
Mengutip sumber dari TheDrive.com (19/10/2020), Brasil sejak lama telah mengembangkan varian yang disebut F-5M, dan pada 14 Oktober 2020, unit terakhir dari upgrade F-5F (tandem seat) dengan nomer telah diserahkan oleh Embraer di fasilitas Gavião Peixoto, Sao Paulo. F-5F hasil upgrade tersebut sebelumnya adalah milik Yordania yang dibeli oleh Brasil. Secara keselruhan, AU Brasil saat ini mengoperasikan 49 unit F-5M.
Tentu yang menjadi pertanyaan, seberapa hebat dan sangar F-5M, mengingat debut pesawat asal pabrikan Northrop ini sudah cukup tua – F-5 E/F prototipe-nya terbang perdana pada prototipe pada 11 Agustus 1972, yang bahkan oleh TNI AU pun jet tempur twin engine ini telah dipensiunkan sejak lima tahun lalu.
Sejarah upgrade F-5 Brasil ternyata sudah cukup panjang, Pada awal 2000-an, AU Brasil mulai berkolaborasi dengan Embraer dan anak perusahaan Elbit Systems Israel, AEL Sistemas untuk program untuk meningkatkan armada F-5 E/F ke standar F-5M. Pada tahun 2005, Embraer dan AEL Sistemas menerima kontrak US$285 juta untuk memodernisasi 43 F-5E (single seat). Kemudian ada penambahan upgrade untuk tiga unit F-5F (tandem seat).
Lantaran sudah menjelma sebagai jet tempur dengan cita rasa dan kemampuan baru, F-5E dan F-5F masing-masing ditetapkan dengan label F-5EM dan F-5FM. Namun, secara kolektif keduanya bisa disebut sebagai F-5M.
Inti dari paket upgrade pada F-5M adalah instalasi radar Leonardo Grifo F, advanced mechanically-scanned pulse-Doppler radar dengan multi-aircraft targeting capability, serta tautan data yang dikembangkan di dalam negeri oleh Embraer yang memungkinkan pertukaran informasi dengan F-5M lainnya selama formasi terbang.
F-5M juga dibekali dengan kokpit dengan seabreg avionik baru, termasuk inertial/GPS navigation, three liquid-crystal displays, head-up display (HUD) baru dan sistem kendali hands-on throttle and stick (HOTAS). Mengusung teknologi glass cockpit, termasuk kompatibel dengan perangkat night vision goggles (NVG), pilot juga sudah dilengkapi dengan layar yang dipasang di helm Elbit/AEL Targo helmet-mounted display.
F-5M dilengkapi sistem perlindungan diri baru berupa chaff/flare launchers, new radar warning receiver dan kabel untuk penggunaan pod peperangan elektronik dari Sky Shield Rafael.
Airframe pesawat yang telah menua juga mendapat perbaikan sehingga dapat digunakan sampai 15 tahun lagi. Dan yang tak kalah penting, F-5M dilengkapi probe untuk pengisian bahan bakar di udara (air refueling).
Dalam hal persenjataan, F-5M dapat menggunakan rudal udara-ke-udara jarak jauh (BVRAAM) buatan Israel Rafael Derby dan rudal udara ke udara jarak pendek yang dipandu infrared, Python 4 dan 5. Sebagai senjata organik, masih disematkan kanon Pontiac M39A2 kaliber 20 mm pada bagiab hidung.
Untuk kemampuan serangan udara ke permukaan, F-5M dapat dipersenjatai bom pintar dengan pemandu laser. Selain itu, F-5M dapat meluncurkan rudal jelajah jarak jauh, MICLA-BR, yang dibawa di bawah badan pesawat, rudal ini adalah versi rudal permukaan-ke-permukaan MTC-300 (atau Astros AV-TM 300). Rudal ini punya jangkauan hingga 270 km dengan pemandu inertial/GPS plus image correlation system untuk terminal navigation.
Baca juga: Northrop RF-5E Tigereye – Andalan Intai Udara Malaysia dan Singapura Era 80/90-an
Jet pertama yang di-upgrade adalah prototipe F-5FM dengan dua tempat duduk dan diluncurkan Embraer pada Desember 2004. Sementara F-5EM kursi tunggal yang dimodernisasi, unit perdananya dikirim ke AU Brasil pada September 2005. (Gilang Perdana)
Ada yg beda F 5 Brasil yg selesai di upgrade kaya ada antenanya jd mirip Rafale yg mau kita beli dari Prancis..😎
penolakan itu unt konsumsi politik domestik indonesia… byk yg rahasia di militer… dulu kita bisa beli skyhawk haram…. apalagi klo cuma isi bensin motornya pak sudion… klo nanti menhan kita boleh beli typhoon… berarti… ah sudah laah… hihihi…
Klo upgrde dibuat mirip f-20 tiger shark, di rubah airframe nya di buat jd single enggine. Avionik ikut d upgrade. Krn secara tampilan tampang f-5 msh oke ngga ketinggalan jaman.
Malah KorSel waktu itu mau hibah 1 skadron F 5 nya karna kita bnyk belanja dan krjasama dng mrk tp kita tolak..andai F5 kita ga pensiun dan ditambah hibah 1 skadron dari Korsel dan di ikutkan program peremajaan seperti eMLU F16 dng peremajaan Airframe hingga 15 thn lg..upgrade Radar AESA dan Avionik dng yg terbaru biar bisa nenteng rudal BVR paling ga Menhan ga sepusing sekarang ngejar MEF 2 minimal secara kuantitas dulu yg penting Rudalnya yg canggih dan radar AESA yg sapuannya hingga ratusan kilometer rasanya lumayan..soalnya skrng dah ga jaman DogFight kaya jaman Top Gun antara F 16/14 dengan Mig 21/29 lagi..
Kita lihat bagaimana (setelah kita menolak P 8 Poseidon) masa depan alutsista buatan USA disini terutama setelah Mike Pompeo kemari 25 Okt lusa …
coba Indonesia ga buru2 pensiunkan F 5 Tigernya..sekelas KorSel ma Brasil aja msh pake..di upgrade F 5 kita bisa bawa rudal sekelas BVR sekelas Meteor atau AIM 120 AMRAAM..sampai skrng malah belom jelas pengganti F 5 Tiger kita..padahal dah mau 2 tahun sejak dipensiunkan..ya salaaam 😐
Ga usah disesali, toh dimasa keemasan f-5, anggaran militer kita sangat kecil sampai utk meng MLU nya pun “setengah-setengah” kalo dibandingkan dg para operator lainnya.
Sekarang saatnya menapaki periode yg baru dg menentukan tipe pespur apa yg akan menjadi tulang punghung AURI dimasa depan, tapi terlebih dulu diawali dg merencanakan merampingkan beberapa tipe pespur yg dimiliki saat ini secara bertahap…..diawali dari hawk, sukhoi dan (mungkin sekali) ifx 🤧
Ketika pemerintah menolak natuna dijadikan pangkalan bagi P-8…..itu saja sudah cukup menjelaskan bagaimana masa depan IFX 🤔
Pernah baca artikel yg ada di indomiliter ini sendiri, F-5 kita nggak diremajain airframenya jadi mau gak mau dipensiun, kalo misalnya waktu itu F-5 kita dapet perhatian semacam eMLU di F-16, mungkin F-5 kita masih bisa dipake
Betul bung,
Itu dulu yg d kritik Pak Yuyu S, sewaktu beliau msh komandan ska 14, modernisasi yg terbatas, Kontraktor (SABCA) tdk berpengalaman d pswt sejenis & tdk punya pilot penguji dgn rating F5.