Update Drone KamikazeKlik di Atas

Rosoboronexport Rayakan 20 Tahun Berdiri, Raih US$180 Miliar Ekspor Senjata, Didominasi Produk Matra Udara

Rosoboronexport (bagian dari Rostec State Corporation), agen resmi penjualan produk ekspor pertahanan Rusia, pada 4 November 2020 merayakan ulang tahun yang ke-20. Didirikan berdasarkan keputusan Presiden Rusia pada tahun 2000, Rosoboronexport saat ini menjelma sebagai salah satu agen ekspor alat-alat persenjataan terbesar di dunia.

Baca juga: Rayakan 100 Tahun Industri Tank, Rusia Telah Ekspor 3000 Tank dalam 20 Tahun Terakhir

Mengutip sumber dari siaran pers Rosoboronexport yang diterima Indomiliter.com (3/11/2020), disebutkan selama dua dekade, Rosoboronexport telah menandatangani lebih dari 26 ribu kontrak di 22 negara dengan nilai mencapai lebih dari US$180 miliar.

Tingkat kompetensi yang tinggi, perhatian terhadap tren dan kebutuhan pelanggan yang ditunjukkan selama bertahun-tahun, menunjukkan bahwa kami memiliki prospek yang baik untuk memperluas jejak pemasaran dan memperdalam kerja sama dengan mitra dari negara lain,” kata Sergey Chemezov, CEO of Rostec and Chairman of the Board of Directors of Rosoboronexport.

Jika diperdalam, dalam dua puluh tahun ini, negara mitra Rusia mendapatkan produk alutsista untuk matra udara dengan nilai lebih dari US$85 miliar, kemudian ekspor alutsista di lini pertahanan udara dan ground forces mencapai US$30 miliar. Dan ekspor untuk matra laut mencapai nilai US$28 miliar.

Tantangan utama yang dihadapi Rosoboronexport adalah menghadirkan senjata dan militer berteknologi tinggi terbaru ke pasar senjata global. Pihak Rosoboronexport mengharapkan dapat meluncurkan sekitar 50 jenis senjata terbaru di pasar senjata global dalam lima sampai tujuh tahun ke depan.

Kamov K-52K Katran.

Selain ekspor produk dalam bentuk utuh, Rosoboronexport juga memperluas kompetensi perdagangan luar negerinya ke pembangunan infrastruktur fasilitas, penyediaan layanan dan pelatihan spesialis asing dalam pengoperasian produk Rusia. Seperti di India, Yordania, Malaysia, Vietnam dan beberapa negara lain, telah dijalankan pola produksi alutsista berdasarkan perjanjian lisensi.

“Saat ini ekonomi dunia membutuhkan lokalisasi industri, transfer of technology dan penciptaan lapangan kerja. Dan negara-negara di Asia Tenggara, Afrika Utara, India, dan Cina telah mendirikan platform industri mereka sendiri. Dan kami pun siap untuk melakukan kemitraan dengan mereka, ujar Sergey Chemezov.

Baca juga: Bukan 22 Unit, Korps Marinir Akan Mendapatkan 79 Unit Ranpur Amfibi BT-3F

Lantas bagaimana rekan jejak Rosoboronexport di Indonesia? Pihak Rosoboronexport menyebut, setelah 1991, Federasi Rusia telah memasok Indonesia dengan jet tempur, helikopter, kendaraan tempur infanteri, senjata kecil, perlengkapan dan senjata lainnya. Kemudian pada 2010, perjanjian Rusia-Indonesia ditandatangani untuk memperkuat kerja sama militer-teknis antara kedua negara.

Salah satu yang unik, Indonesia tercatat sebagai pembeli asing pertama ranpur angkut lapis baja BT-3F yang akan digunakan oleh Korps Marinir. (Gilang Perdana)

31 Comments