Bukan 22 Unit, Korps Marinir Akan Mendapatkan 79 Unit Ranpur Amfibi BT-3F
|Kilas balik ke 22 April 2019, saat itu ada kabar yang menggembirakan untuk pengadaan alutsista TNI, dimana disebutkan Kementerian Pertahanan (Kemhan) melalui Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) bersama dengan JSC Rossoboronexport Rusia melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pengadaan tank amfibi BT-3F. Bukan itu saja, yang membuat kejutan turut di-order tank IFV (Infantry Fighting Vehicle) BMP-3F.
Dalam MoU tersebut, mencakup 21 unit BT-3F dan 22 unit BMP-3F. Ranpur BT-3F nantinya akan menjadi elemen tempur di Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi (Yonranratfib), sementara BMP-3F akan menjadi kekuatan tambahan di Batalyon Tank Amfibi (Yontankfib), yang kesemuanya berada di bawah naungan Resimen Kavaleri Korps Marinir. Adapun nilai kontrak pada pengadaan ini terbagi menjadi dua, untuk BMP-3F senilai US$108 juta, dan untuk BT-3F senilai US$67,2 juta.
Rupanya ada update terkait rencana akuisisi BT-3F, MoU tentu bukan merupakan kontrak pembelian, dan dikutip dari Janes.com (1/4/2020), disebutkan Pemerintah Indonesia telah menyetujui permintaan anggaran sebesar US$280 juta untuk pengadaan ranpur amfibi BT-3F. Bahkan, permintaan anggaran tersebut telah mendapat persetujuan dari Komisi I DPR RI.
Hal lain yang baru dari kabar di atas adalah, jumlah BT-3F yang akan diakuisi ternyata bukan 22 unit, melainkan 79 unit BT-3F, suatu jumlah yang ideal untuk membetuk satu batalyon kavaleri. Mengenai sumber dana, masih serupa dengan kabar di April 2019, yaitu diambil dari fasilitas kredit ekspor pertahanan.
Dasar ketertarikan Korps Marinir pada ranpur ini lantaran dibangun dari sasis (platform) tank IFV (Infantry Fighting Vehicle) BMP-3F, jenis tank kanon yang kini telah melengkapi Batalyon Tank Amfibi Resimen Kavaleri Marinir. Selain dibangun dari sasis BMP-3F, keunikan BT-3F adalah ranpur jenis baru, bahkan saking barunya militer Rusia pun belum mengoperasikan BT-3F.
Bila BT-3F telah diterima Korps Marinir, maka Indonesia menjadi negara pengguna pertama BT-3F. Dibangun dari “nama besar” BMP-3F, beberapa negara seperti Uni Emirat Arab, Siprus, dan Kuwait kabarnya juga tertarik pada BT-3F. Bagi pasar Rusia, BT-3F digadang sebagai pengganti BTR-80 APC yang usianya telah menua.
Dari segi rancangan, jelas ada kesamaan antara BMP-3F dan BT-3F, hanya saja pada BT-3F posisi kubah kanon diganti sebagai kompartemen bagi 14 pasukan. Sementara konfigurasi pengemudi tak ubahnya pada BMP-3F, yakni berada di bagian tengah.
Baca juga: Intip Lebih Dekat BT-3F, Ranpur APC Terbaru Kavaleri Korps Marinir
Seperti BMP-3F, di sisi kanan dan kiri pengemudi terdapat dua kursi dengan dua palka (hatch) untuk kru cadangan. Dua kru cadangan ini berperan sebagai penembak senapan mesin 7,62 mm, terdapat satu pucuk senapan mesin PKT 7,62 mm di sisi kanan ranpur. Dengan adopsi RCWS, maka salah satu fungsi dari kru cadangan (sebelah kiri) berperan sebagai pengendali senapan mesin RCWS. (Bayu Pamungkas)
masih nota kesepahaman (MoU) kok diributkan…sangat jauh jalan yang masih ditempuh…kok pada ribut oleh para pecinta hoax….sudah dijelaskan di atas MoU tentu bukan merupakan kontrak pembelian….jauh…jauh….jauh
Cukup banyak MoU yang gagal berlanjut hingga kontrak seperti Swedia dengan Koster class & Bamse, Prancis dengan Mistral buat Paskhas, Cina dengan WS1B MLRS & C705.
Tapi yang paling banyak MoU gagal jadi kontrak tetap Rusia juga dari ATGM Kornet, Su30 MK2 buat Skadron Udara 16, 4 Streguschy, 5 baterai Osa, Be200, 4 Mi26 dan penambahan Mi17 serta amunisi BMP3F
Kabar Btr 58 g mana ya? Kok nggk ad kelanjutannya. Sehebat-hebatnya alutsista dari luar mending buatan sendiri
Sudah ada Pindad Kobra yang mau dikembangkan berkemampuan amfibi. Jauh’lebih bangga dengan produk bikinan sendiri
Kenapa UU caatsa gak pernah menekan pemerintah membeli alutsista marinir?
Jawaban yg benarnya yaa karena alutsista amfibi buatan Rusia untuk marinir terbilang ketinggalan zaman kalo dibandingkan dengan amerika, jadi jangan bangga kalo kita malah beli produk Russia di sektor yg kurang diunggulkan. Masih teringatkah alotnya hibah korsel aav/pt7? Sampe skrg pun marinir dengan bangganya memakai alutsista itu, walaupun hanya sedikit yg datang. Karena tidak dapat restu dr Amerika. Produk unggulan Russia itu yaa pesawat supermanuver dan rudalnya. Jadi lebih baik kita mengembangkan sendiri bersama turki khusus kendaraan amfibi
Rusia lbh punya pengalaman bikin alutsista amfibi.. BMP series, BMD series, BTR series bahkan bbrp sista hanud swa gerak russia punya kualifikasi amfibi
Platform tracked wheel dengan kemampuan amfibi dari NATO kini tinggal kaleng kerupuk M113
NATO tidak punya lagi IFV tracked wheel seperti BMP3F & BMD2. NATO lebih memilih tyre wheel platform baik IFV dan MRAP seperti Stryker, Pandur, Scorpion, Terrex 2 dll karena dianggap lebih lincah dan lebih tahan ranjau
Menurut ku CAATSA lebih menekan alutsista yg lebih strategis, dgn nilai kontrak yg besar, semisal pembelian seperti pesawat, dan rudal. Kenapa? Pertama, menurut ku AS ingin melemah kan ekonomi rusia, dan kedua, ingin menjaga kondisi sekitar negara sekutu” nya
Ternyata Marinir telah belajar banyak dr pengalaman pahit masa embargo di tahun 1999 yg dialami AU, AD dan AL, sehingga TNI dilecehkan negara tetangga.
Dengan memiliki alutsista dr block timur, jika toh terjadi penerapan CAATSA kpd Indonesia, paling tidak Marinir masih bisa sangat diandalkan krn tdk terpengaruh.
Sejatinya marinir memang tau persenjataan mana yg benar2 berkualitas bukan kelas abal2 yg menang iklan dan propaganda saja.
Melainkan marinir memang sangat paham bahwa hanya persenjataan Rusia yg paling Strong Bingiiitt, sehingga membungkan para mulut busuk fans boy Barat Amatiran yg pd alay.
Nilai kontrak kecil begitu masih bisa diakalin lewat bank china misalnya. Tapi kalau nilai kontraknya sudah besar kaya SU35 butuh skema pembiayaan yang lebih kompleks. Dan ga mungkin bisa sembunyi2 dari CAATSA.
Karena BT-3F bukan ancaman… sedangkan Su-35 adalah ancaman, seperti Australia sudah ribet duluan ketika Indonesia berencana membelinya…
Dapat TOT gak????
kabar BTR 58 Wirajayadi gimana?
Ya kabarnya gi mana ya btr 58 buatan kita sendiri lho
kabarnya alhamdulilah sehat, ada apa ya nanya kabar terus ?
Cinta mati ranpur russia
Serial bmp3 hampir lengkap, tinggal nunggu mba vena 120mm
Marinir strong bingiits
Sasisnya sama dgn BMP3 jdi perawatan dan logistiknya gampang, lain halnya dgn AD yg hobi beli semua jenis ranpur gk peduli beda jenis sampai ke truk pun berbeda2
Kurang proteksi bagaimana kl pas lg mau mendarat kena meriam 30mm?? Atau kena rudal anti kapal??
Kagak kira2 aja Lo kalo comment , rudal anti ship missil buat nembak tank amphibi , lebih mahal rudaly daripada tank y 🤔😂😂😂
Doktrin marinir serbuan kilat, beda dgn ad
Minum obat dulu sebelum komentar, kenapa gak sekalian pas mendarat dihantem nuklir dan lu tanya gimana akhirnya.
Kenapa pabriknya gak sekalian Di nuklir, biar gk jadi beli
Menurut info bukany jumlah bt3f itu yg di pesan yaitu 100 unit , 79 unit itu penambahan dari 21 unit yg sudah deal kontrak pada tahun 2019
Menurut info yg beredar spt itu, 21 unit telah selesai pengadaan dan pembayarannya. Yg 79 unit ini adalah pengadaan selanjtnya sehingga genap.100 unit.
Tp kok berita yg beredar berbeda ya?
Betapa akan lebih berbahagianya rakyat NKRI Harga Mati, jika marinir kita dperlengkapi dengan ZBD2000, amphibious tank serba digital, futuristik, shakti mandraguna, tiada tanding dan banding. Ialah tank amphibi canggih made in Imperium Tiongkok, ibarat badai gelombang yg datang menyerbu dr laut. Memenuhi daratan, membawa kegetiran. Menghamburkan pasukan ilegal, berteriak dengan smangat: “Hayya, lu olang kaga ada apa2nya lo…Kita olang jumlah wanyak…libuan lo…