Kemhan Lakukan Kontrak Pengadaan 21 Unit Tank BT-3F dan 22 Unit BMP-3F untuk Korps Marinir
|Berita yang satu ini sudah lama dinanti, pasalnya sejak pertengahan 2016 sudah terdengar kabar bahwa Korps Marinir akan mengakuisisi tank amfibi APC (Armoured Personnel Carrier) terbaru buatan Rusia, BT-3F. Dan tiga tahun kemudian, tepatnya hari ini, Senin (22/4/2019), secara resmi Kementerian Pertahanan (Kemhan) melalui Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) bersama dengan JSC Rossoboronexport Rusia melakukan penandatanganan kontrak pengadaan (MoU) tank amfibi BT-3F. Bukan itu saja, yang membuat kejutan turut di-order tank IFV (Infantry Fighting Vehicle) BMP-3F.
Baca juga: Intip Lebih Dekat BT-3F, Ranpur APC Terbaru Kavaleri Korps Marinir
Dikutip dari Kemhan.go.id, penandatanganan kontrak dilakukan PLT Kabaranahan Brigjen TNI Bambang Kusharto, S.Sos., M.M dengan Advisor of General Director JSC Rossoboronexport Konstantin V. Suetin dan Kiriil S Karev dengan disaksikan Sekjen Kemhan Laksdya TNI Agus Setiadji.
Dalam kontrak ini, mencakup 21 unit BT-3F dan 22 unit BMP-3F. Ranpur BT-3F nantinyakan menjadi elemen tempur di Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi (Yonranratfib), sementara BMP-3F akan menjadi kekuatan tambahan di Batalyon Tank Amfibi (Yontankfib), yang kesemuanya berada di bawah naungan Resimen Kavaleri Korps Marinir.
Kontrak pengadaan 21 unit BT-3F adalah yang pertama kali, secara khusus ranpur amfibi ini dirancang untuk kebutuhan Korps Marinir, dan kelak digadang akan menggantikan pansam (panser amfibi) BTR-50. Sedangkan 22 unit tank BMP-3F ini merupakan pengadaan ketiga kalinya. Sebelumnya lewat dua kali pengadaan, Korps Marinir telah memiliki 54 unit. Bila ditambah 22 unit, maka total BMP-3F Marinir akan berjumlah 76 unit. Penambahan alutsista ini dipercaya sebagai upaya untuk memperkuat struktur kekuatan di ketiga Pasmar (Pasukan Marinir).
Baca juga: Eksklusif! Bedah Kecanggihan Tank Amfibi BMP-3F Korps Marinir TNI AL
Adapun nilai kontrak pada pengadaan ini terbagi menjadi dua, untuk BMP-3F senilai US$108 juta, dan untuk BT-3F senilai US$67,2 juta. Pengadaan yang dibiayai dari pinjamam luar negeri Renstra 2015-2019 ini merupakan bagian dari modernisasi alutsista TNI sesuai dengan perencanaan strategis pertahanan negara guna memenuhi Program Minimum Essential Force (MEF) tahap 2 (dua) pada Renstra 2015-2019. (Haryo Adjie)
@gobang nusantara sebutkan produk produk hasil kerjasama alutsista antara rusia – indonesia & swedia – indonesia
Alhamdulilah akhirnya ada barang baru untuk marinir…
kalo AD punya byk M113 mk marinir perlu byk LVTP-7 versi Turki
https://www.indomiliter.com/spesifikasi-mengacu-pada-lvtp-7-fnss-turki-kembangkan-marine-assault-vehicle/
Nasibnya ternyata sama dengan Su-35, masih terganjal masalah ToT,ada yang bilang kontraknya masih MoU, jalan masih panjang
“Tidak menutup kemungkinan
kedepan pihak Indonesia akan
masih melakukan komunikasi dan
kolaborasi dengan pihak
Rossoboronexport tetapi kata kunci bagi Indonesia bahwa setiap pengadaan barang dan jasa harus
melibatkan industri dalam negeri
sebagai counterpart dalam proses
ToT” dg kata lain rosoboron mulai melunak soal bmp krn kebijakan konfrontasi membeli alutsista pelor dr Ukroboron dg alasan T.o.T, utk SU-35 agak sulit pihak rosoboron bersikukuh menolak T.o.T shg imbal dagang mandeg di kemendag jd tdk ada hubx dg CATSA, mungkin pemerintah perlu kebijakan konfrontasi yg lbh keras lg terhadap rosoboron dg mengurangi alutsistax dg membeli produk alutsista US-NATO
kalo ke US atau NATO malah sama sekali ga ada TOT .. ga pernah ada kebijakan pemberian TOT Oleh Nato atau US kecuali pembelian miliaran dollar , bahkan pesawat rafale india atau ke mesir pun sangat mahal harganya dan tanpa TOT
Cinta mati, tak bisa ke lain hati..
Bravo marinir..!! ( Pesen juga dong vena)
tracked wheel ala bmp3f bikinan NATO sudah tidak diproduksi lagi tiada lain tiada bukan M113. Mereka lebih memilih platform tyre wheel 8×8 dengan proteksi malah diatas BMP3F seperti Stryker, Pandur, Terrex dan lain-lain
Yang dicari kemampuan amphibi
keunggulan roda rantai vs ban ada di kemampuan all terrainnya.. udh gtu bmp3 walaupun armor tipis dan kecil tpi senjatanya lbh komplit dari ivf roda ban, sebut saja bmp3 pnya kanon 100mm yg bsa meluncurkan munisi HE atau rudal berpemandu laser, kanon 30mm, dan senapan mesin koaxial dalam satu paket.. klo saja nato pnya yg komplit kyk gini marinir pun dari dulu psti udh ninggalin bmp3
Siap2 kita akan Perang dg China dan Rusia
Google Earth Rilis Gambar Pangkalan Militer China di Laut Natuna
Setelah dua tahun berjalan
tanpa adanya pembaharuan
citra gambar yang ditampilkan,
Google Earth akhirnya merilis
update gambar terbaru di
kawasan Laut Natuna (sebutan
Indonesia) atau Laut China
Selatan.
Tentu saja yang menarik adalah
aktifitas China dalam
membangun pangkalan militer
di kepulauan Spratly. China
bahkan juga melakukan
reklamasi atau membuat pulau
buatan.
Aksi China tersebut telah
mengunsang protea dari
negara-negara yang mengklaim
atas kepemilikan kepulauan
tersebut. Mereka adalah
Vietnam, Malaysia dan Filipina.
Dengan penguasaan China atas
pulau tersebut, garis laut zona
eksklusif Vietnam bergeser
lebih sempit. Ini yang
mengundang gerakan boikot
China di negeri paman Ho
tersebut. Vietnam sendiri
pernah mengalahkan China
dalam perang perbatasan di
darat tahun 1975.
Sedangkan Filipina dan
Malaysia tak berkutik karena
sudah dijebak hutang oleh
Beijing.
Dari citra terbaru, dapat
diketahui beberapa
perkembangan dan detil
menarik mengenai kehadiran
militer China di pulau-pulau
kecil dalam kawasan tersebut.
Tidak ada perang lawan China dalam waktu dekat, apalagi lawan Rusia.
Sejak dulu Indonesia mengutamakan perundingan
Marinir utk urusan kendaraan amfibi msh lengket ke rusia ternyata.. tpi yg menurut gw penting justru ada di elemen bantuan tembak jarak jauh utk marinir.. sampai saat ini utk bantuan tembak jarak jauh darat marinir msh mengandalkan artillery tarik LG1 105mm ada bagusnya marinir membeli artillery/mortar swagerak.. utk mortar swagerak misalnya ada sprut sd yg amfibi atau patria amos favoritq heeheheh
ralat bkn sprut sd tpi vena hehe
Ini IFV ngeri liat armor slat di frontal panelnya yang dibelakang driver….kelo ditembak ama Armor Malaingsyah atau Sgp pake 25 mm atau 30mm pasti langsung masuk tuh pelurunya….kenapa sighk ngk beli sisa2 APC IFV bekas bundeswehr yang kira2 juga bisa amphibi…..Germany kan bagus bagus designnya untuk Armor, dan terkenal mesinnya kenceng2 dan torsi gede seperti Mobil-mobil mereka yang hebat Porsche dan Merc….liat tu AUSTRALOONG perkembangan AD AL dan AUnya ngeri…kita baru sampe BT-3 yang mana mungkin 4-5 tahun lagi akan sangat tertinggal. Gimana mau self defence senjatanya cuman medium MG di dalam RCWS ngk puguh yang armornya niil….ATGM launcher ngk ada….berarti PR untuk field engineer Marinir RI untuk memasang ATGM panggul pake bracket di bagian belakang samping sebagai tambahan,,,,hadeuuuuh polosan pisan ini IFV……Oya Korsel LVTP A1 nya yang bekas masih ada banyak, ini kan bisa menghemat, minta hibah lagi kenapa tidak, baru 10 biji paling untuk nambah2 BMP3F ??? mana cukup utk geografis seluas ini 10 LVTP??????? kesimpulan saya, pilihan ini kelihatan karena kepepet Dephan ambil BT3F…..polosan lagi optionsnya….not very good
anak buah tukang mentung PHd ini, ngarepin sisa sisa alutsista.
😂😂😂😂😂
korps marinir maunya alitsista merk timur mas, bukan barat.
urusan senjata gotongannya itu disesuailan fungsi dan tugas di lapangan.
ya emang bener sih semakin banyak senjata semakin sangar, tapi mbok ya disesuaikan sama budgetnya. bisa beli tentu harus bisa ngerumat dong. kalau mau yang gahar tunggu aja si SPRUT MD, calon pengganti PT 76
soal proteksi 25 mm kabarnya msih kuat ditahan muka dari bmp 3f dan bt 3f, urusan ATGM itu belakangan, karena pada operasi pendaratan tak melulu dicegat tank musuh, wong kita ndaratnya di cover dari laut.
urusan Anti tank ya di pasrahin ke personil to, wong kita punya banyak senjata anti tank juga.
santai wae mas bro, 3 Koarmada itu udah banyak lo, apalagi lengkap(ya kurang CV sih) keg TNI AL.
Saya curiga russia cuman buang2 senjata dan kendaraan tempur model lama ke negara2 afrika dan asia karena mereka sendiri sekarang ukuran dan ketebalan baja untuk APC IFV SPG dan MBT sangat2 tebal sampe jadi bener2 ‘jumbo’ loh….coba perhatikan di parade HUT mereka sewaktu ARMATA pertama keluar di youtube, semua lini turut menjadi gembrot karena mereka menekankan ke perlindungan crew extra kayanya. Contohya : Kurganets-25 BMP, BMPT, 2S35 Koalitsiya-SV, 2S19 MSTA-S, Uran 9 (UCGV ya), K17 boomerang, thyphoon dan masssih banyaaaaaaak lagi………jadi “pembuangan” mengisyaratkan negara adidaya ini sudah berganti ‘model’ yang sebelumnya seperti BTR80 / 90 sudah usang dan harus diganti….AS akan sama memperlakukan negara2 seperti filipina vietnam dan kita…barang2 buangan lagi…apakah tidak berafiliasi lebih banyak ke Jerman dan korsel??? Dulu Merkel & rheinmetall sempat menawarkan leopard 2A7 baru tp krn kemahalan yaaahh emang nasib krg baik ngk jadi ambil akhirnya borongan A4 dan A4 dgn block tambahan, revo yg mana refurbishan saja. Jerman dan korsel tidak senaif AS / russia yang terlalu banyak “maksa” kepentingan, dan jauh lebih dermawan dlm tot utk semua matra, tidak hanya AU. Jadi penggusuran armor2 lama seperti BMP3 BMP2, BTR-BTR misal akan sama dgn belgia buang2in M113A1-A2 atau misal AS buang2in F16 rongsok ke kita (bekas nangkring di gurun berdekade2)….tapi kalau jerman masih mau kasih yang rada baruan karena tidak terlalu hipokrit urusan HAM dan politis dlm negri orang, dan juga negara sahabat kita Korsel…..2 negara ini WAJIB menjadi andalan untuk persediaan alutsista karena kualitas tidak diragukan lagi……contoh? Black panther II puya korsel pake main gun 120 mm sama percis dgn Leopard paling akhir, barrel L55 di tank ini panjanggggnyaa 1 meter lebih banyak dari leop lokalan yg cuman pake caliber L44. Altay tukrki aja banyak contek2 dari Panther korsel dan MBT JGSDF Jepang yang baru sama. Jadi kenapa tidak juga kiblat ke bundeswehr dan Korsel utk MARINIR ???? jangan ke negara adikuasa saja, justru dapatnya buangan melulu dan tll bawel ( contoh negara paling bawel HAM di dunia selaen AS tu UK dan BELANDooonng,…VOC tah, punya dosa besar disini sampe nolak kirim leopard A6 L55 ) kesimpulan, MARINIR harus mengurangi ketergantungan ke russia diluar BMP3F, dan berkiblat baru ke perancis “lagi”, Germany atau Korsel utk kendaraan amphibi dan GUnship……..mana? MARINIR tidak dibere attack helicopter atau MBT??? kan tidak adil ? moso AD dpt semua itu, marinir hanya mengandalkan BMP3F saja untuk penetrasi di pantai ? kurang donk. Hovercraft sudah ada untuk mendekatkan tank ke daratan, sedekat mungkin sehingga tidak terlalu perlu mengarungi laut yang cukup repot dan jadi sasaran empuk defender pulau yang diserang sewaktu masih di permukaan air. Ya betul utk urusan infantri gendong2 atgm ya wizzzz lah Om, daripada BT3 tidak ada apa2 gitu, merangkak keluar dari belakang bisa bawa atgm launchers. Yang lain berarti pasrah ditembaki tapi tidak bisa tembak balaz….untuk dukungan dari laut kalau jumlah mass superior jauh melebihi aset pertahanan musuh sigh tidak apa2…kalau seperti di kita ALnya pas-pasan kapalnya utk gempur sasaran di darat ya puyeng laahhh,,,,,,harus ada jumlah massiff melebihi defender di darat…ingat IWO ? serangan ke IWO oleh US Marines sangat costly itupun sudah dengan dukungan main gun battleship gila2an masih jatuh casualities sangat banyak
Hahaha….
Sisa sisa alutsista…seru jg kang
Pandur, Stryker, Terrex, Patria malah punya level proteksi diatas BMP3F. Platform tracked wheel buat marinir sudah tidak dipakai lagi oleh NATO. Platform tyre wheel 8×8 juga dianggap lebih tahan ranjau darat
Iya harus mix keduanya sebetulnya karena rantai memang masalah pelik, kalo putus kena atgm berarti sama dengan stop dan stop berarti Almost to be Killed…shortly…seperti rante M113 yang rapuh sekali dan mungkin pake granat juga kena langsung putus, tapi tracked vehicle tetap akan dipakai selama beberapa puluh tahun ke depan karena mungkin ketergantungan akan tech ini masih tetap tinggi. MBT pure yang bukan campuran kaya B1 centauro 8×8 italia yang power punchnya dari main gun kuat tapi lemah armornnya karena ban nahan beban 70-100 tons bagaimana? jadi nanggung akhirnya centauro mau enteng dan kenceng tapi tipis armor dan bisa jadi rawan IED. Tapi setuju dengan Om, memang MBT dalam 15 tahun ke depan akan mulai punah karena atapnya atau roof armor tipis dan sangat fragile makanya hellfire missiles dari AH64 pun seperti semua gunship di dunia sekarang termasuk kamov dan tigercopter ATGMnya naek ke atas dulu baru langsung turun di atas tank dan langsung masuk ke crew cabin,…….DUAR !!! turret copot…ini nasib buruk bagi crew T80 U di chechnya dulu waktu masih ribut2…..pake RPG dari loteng gedung nembak T80 kaya nembak beruang buta yang terluka luka teriak2 keras tapi percuma…gampang dikeprug jadi rongsokan dengan crew semuanya KIA ( 3 crews KIA)…turret copot….di syria juga banyak T72 turret copot hanya kesamber KORNET sedikit atau RPG9 double warhead. Kesimpulan tidak ada yang cocok untuk combat lagi sekarang, drone darat akan mulai masuk dalam 50 tahun ke depan karena MBT pun (apalagi apapun APC IFV atau medium tanks itu)gampang dihancurkan. Hampir tidak ada yang bisa membendung kekuatan sebuah missile, apalagi dari gunship / F15E/ A10 /SU25 dll, untuk semua Armor sekarang termasuk ARMATA
Paradigma peralatan perang masing-masing negara berbeda.
Jerman lebih fokus pada kekuatan armor kendaraan tempur dan medan tempur yang datar, sesuai dengan kondisi geografisnya, sementara Rusia dengan wilayah yang sangat luas, bergunung-gunung, memiliki banyak lembah sungai dan danau, daerah berawa-rawa dan berlumpur, butuh kendaraan tempur yang lincah dan mampu menempuh jarak jauh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya untuk merespon pergerakan musuh. Roda rantai mutlak diperlukan untuk medan berlumpur dan bersalju, armor yang lebih tipis mutlak diperlukan untuk mengurangi bobot kendaraan tempur dan mempertahankan kelincahannya, kemampuan amphibi mutlak diperlukan untuk mengatasi kondisi bentang alamnya yang tidak rata dan penuh perairan.
Itu sebabnya marinir kita yang sering berurusan dengan kubangan air butuh peralatan Rusia.
Ya betul, saya rasa pandangan anda betul perihal geografis rusky dengan disini, apalagi disini harus punya sesuatu yang bisa ngambang ya ndak, 70% perairan semua dan sungainya dalem2…. dan rusky punya kelebihan dari amerika kadang “masih” mau ngasi2 barang up to date yang mereka sendiri masih pake. Tapi 2 negara adikuasa tetep ajalah kemauan / kepentingan nasionalnya besar dan kita pasti jadi kambing item mihak ke 1 polar seperti kasus SU35….maunya bebas aktif tapi malah terlihat seperti orang bego mau ambil durian yang mana, kiri atau kanan. Tentunya dengan cari celah aman maen2 barang germany minta ke Merkel dan minta banyak ke Korsel seperti meriam2 155 KH178 & 179 , golden eagle, alugoro, sudah dikasih,,,,leopard dikasihkan, sempet mau disuruh ambil baru…germany ngk terlalu bawel soal HAM, russia aja kadang masih suka cerewet soal duit ama purna jual parts dan jasa dimarkup buat SU30MK dan heli2 V5 mereka yang terlalu rumit dan tidak reliable seperti halnya HUEY atau Blackhawk atau pun heli2 NATO (EU)…..sudah terbukti kadang alat rusky purnajual payah……banyak harus kabur ke ukraine untuk perawatan purna beli…….kan aneh dan bodoh mereka…jual barang tapi dukungan purna jual payah dan barang runit pemeliharaan makanya penerbad ngk suka ama helikopter russia, boros bbm lagi karena designnya sdh begitu,,,,jadi tetap sigh perbandingan unsur geografis bisa tapi Jerman juga memperhitungan soal sungai rawa dan lumpur dan TIDAK semua kendaraan mereka armornya super tebal seperti Leopard 2A6 atau katakanlah Challenger 2…SAMPAI SEKARANG mesin untuk Armor terbaik di dunia marine engines untuk tank dsb yang notabene Diesels masih dipegang Germany, Heil Merkel !!! Untuk Korea ada K21 yang tidak jelek walau sudah bbrp pernah tenggelem waktu uji coba IFV ini bukan pilihan jelek utk MARINIR, drpd ambil BTR4M ukraine yg sudah jelas GAGAL TOTAL…dan ini adalah tech Russia…..,mana ada tech Germany gagal total kaya BTR4M untuk dasawarsa 80an kesini……………
Saya terkadang bingung dengan omongan AntiMalingSebelah, dibeli salah , gak beli tambah salah lagi. Marinir gak selalu sama pemikiran nya sama anda, emang duit darimana? Leopard dikasih tapi kalau jalan dan jembatan gak kuat nahan beban 60ton sama aja! Pembelian harus realistis.
Ingat politik indonesia itu bebas aktif, mau beli alustsista dari blok manapun terserah militer kita. Setiap block mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing.
@Joss; iya pak, selain itu emang doktrin perang marinir nato sama rusia beda, dan doktrin marinir kita lebih condong ke rusia,
@Anti ; peran MBT belom akan ilang selama belum ada yang bisa menggantikan perannya sebagai alat yg memberikan penembakan berat langsung (heavy direct fire) yg stabil dan reliable.
Bagus, diperkuat KorMar, tapi jangan lupa AD, AL, AU.
Saran dari saya, kita TOT Gripen E/F saja, SAAB sudah mau kok, kita TOT mereka, dan dengan lisensi produksi sendiri, sehingga kita bisa lebih siap dan lebih pengalaman jika ingin membuat pesawat tempur jet sendiri.
Grippen itu katanya pesawat “power to weight ratio” yang tidak kena target pabriknya dalam hal climb rate makanya tidak terlalu laku. Harga boleh murah tapi kenapa harus ikut2an Thailand dalam membeli alutsista? ya tokh? Mereka itu kadang suka aneh2 kelo milih senjata. Kaya kasus MBT aja, mereka itu beli Oplot butut akhirnya pusing sendiri. Grippen juga banyak bau SAAB yang mana sudah gagal dalam kiprah global dalam membikin pesawat. Cari tot aja lgs ke rusky utk Mig35 kenapa ngk? pesawat ini jauh lebih capable daripada grippen Om. Harga juga kayanya lebih murah dech satunya, SU30MK dan SU35 aja lbh murah dari Viper apalagi Mig35.
utk viper sdh jelas, utk SU-35 belum jelas terganjal T.o.T, nanti d terapkan kebijakan konfrontasi lbh keras terhdp mafia rusia rostec dg membeli alutsista dr US-NATO & Ukraina
Untuk bantuan tembakan besok kelihatannya marinir paket tank boat bikinan Pindad
Teknologi pespur udh dpt dari kfx/ifx nntinya indonesia tdk hanya memproduksi utk tni saja tpi utk ekspor jg
Memang klu teknologi pespur mulai nya udh dr barat mending di perdalam dan di perkaya aja pengetahuan dan R&D nya. Biar trs sejalan, jgn gado2 yg akhirnya ga ada yg jd pespur nasional. Cm klu bs teknologi metalurgi nya jg di kembangin. Bwt mesin baik pespur, kapal, tank jg wajib di kuasai biar ga cm rakit sana sini aja bs nya.
Renegoisasi ulang menhan dgn pihak Dapa Korsel trkait kontribusi indo utk Kfx/Ifx yg tdinya 20% dtrunkan jdi 15% serta perpnjangan wktu termin pembayaran, dgan hasil trdpat bbrpa poin prubhahan prjanjian yakni pihak indon tdk mmperoleh full Tot 4 teknologi inti pespur siluman salah stunya sperti Radar Aesa dan Hak untuk Export.
Mantap hasil negony Pak Ryamizard
10 jmpol buat anda !!