KRI Arun 903, Jauh Sebelum Isu “Garibaldi”, Kapal Tanker TNI AL Ini Sudah Terbukti Mampu Didarati Jet Harrier
|Saat rencana pengadaan kapal induk eks ITS Giuseppe Garibaldi menguat, maka netizen dengan rasa bangga yang menggelora menyerukan agar kapal induk tersebut kelak dapat menjadi basis operasi jet tempur vertical or short takeoff and landing (V/STOL) AV-8B Harrier II, pasalnya saat masih dioperasikan Angkatan Laut Italia, 18 unit Harrier dapat bersarang di ITS Giuseppe Garibaldi.
Meski pilihan yang lebih realistis untuk eks ITS Giuseppe Garibaldi sebagai kapal induk helikopter atau drone, namun, tahukah Anda, bahwa saat ini sebenarnya ada kapal perang TNI AL yang sudah terbukti mampu didarati jet tempur Harrier.
Kapal yang dimaksud punya kemampuan didarat Harrier ternyata bukan aset baru TNI AL, yaitu kapal tanker KRI Arun 903 (Rover class). Sebelum dibeli bekas pakai oleh Indonesia, KRI Arun 903 bernama RFA Green Rover (A268), yang masuk golongan small tanker pada Royal Fleet Auxiliary (RFA).
Dibangun oleh Swan Hunter Shipbuilders, RFA Green Rover memang dirancang dengan kemampuan untuk didarati oleh pesawat Harrier V/STOL. Meskipun RFA Green Rover adalah kapal tanker pendukung (small fleet tanker) dan bukan kapal induk, dia memiliki beberapa momen penting terkait pesawat Harrier.

Uji coba pendaratan dengan pesawat Harrier (kemungkinan versi RAF Harrier GR.1/GR.3) dilakukan pada tahun 1971 di atas kapal RFA Green Rover saat kapal tersebut berlabuh di Greenwich Pier, London. Uji coba ini membuktikan bahwa kapal tersebut mampu menjadi platform pendaratan alternatif (disebut sebagai Forward Operating Base atau FOB).
Selama Perang Falklands di tahun 1982, RFA Green Rover bertugas di Atlantik Selatan. Meskipun perannya utama adalah sebagai tanker pengisian bahan bakar (replenishment at sea – RAS), kapal tersebut, bersama dengan kapal tanker RFA lainnya, berfungsi sebagai titik pendaratan darurat (FOB) untuk pesawat Harrier (baik Royal Navy Sea Harrier FRS.1 maupun RAF Harrier GR.3) jika mereka mengalami kerusakan atau kehabisan bahan bakar saat kembali ke kapal induk utama (HMS Hermes atau HMS Invincible).
Kemampuan kapal-kapal yang relatif kecil seperti Green Rover untuk menerima pendaratan Harrier ini adalah aspek krusial dari strategi Inggris di Falklands, memberikan fleksibilitas dan memperluas jangkauan operasi bagi armada Harrier.
Konsep ini dikenal sebagai pendaratan pesawat V/STOL di kapal non-kapal induk (Shipborne V/STOL capability). Kapal tanker kelas Rover, termasuk RFA Green Rover, memang dibangun dengan dek penerbangan yang kokoh (strengthened flight deck) yang secara spesifik berukuran cukup besar untuk mengakomodasi dua helikopter.
Namun, desain tersebut juga memperhitungkan tekanan dan panas yang dihasilkan dari pendaratan vertikal (VTOL) oleh pesawat jet seperti Harrier. Belum lagi, resiko angin samping yang dapat membahayakan pesawat saat approach ke kapal.
Dengan begitu, saat Perang Falkland pecah, kemampuan Green Rover untuk menerima pendaratan Harrier sudah teruji dan tersertifikasi. Kapal ini masuk dalam daftar aset yang dapat digunakan oleh skuadron Harrier sebagai titik pengisian bahan bakar atau tempat berlindung darurat, menjadikannya platform pendukung yang direncanakan dalam strategi maritim Inggris.
Prinsipnya, dek Green Rover cukup besar untuk mengoperasikan dua helikopter sekelas Westland Sea King atau Westland Wessex secara bersamaan. Sebagai catatan, panjang total RFA Green Rover sekitar 141 meter, menjadikannya relatif kecil untuk menerima pesawat jet.
Operasi lepas landas dan pendaratan Harrier di RFA Green Rover sangat berbahaya dan beresiko tinggi. Dek penerbangan kapal (meskipun awalnya untuk helikopter) harus diperkuat secara khusus untuk menahan suhu tinggi dan tekanan, agar tidak merusak permukaan baja kapal.
Green Rover digunakan Harrier hanya sebagai Forward Operating Base (FOB) atau titik pendaratan darurat untuk mengisi bahan bakar (refuel), bukan sebagai pangkalan operasi reguler. Misi Harrier di kapal tanker biasanya cepat; pesawat akan mendarat secara vertikal, mesin tetap menyala (hot refuelling), dan langsung lepas landas lagi. Sebagai informasi, RFA Green Rover tidak dilengkapi fasilitas hanggar.
Selama Perang Falklands, penggunaan kapal tanker seperti Green Rover sebagai platform pendaratan darurat Harrier membuktikan keberhasilan konsep “Harrier Carrier-Any Ship”. Strategi ini memungkinkan Harrier beroperasi dengan jangkauan lebih luas dan memastikan pilot memiliki alternatif pendaratan yang aman jika kapal induk (HMS Hermes dan HMS Invincible) terlalu jauh atau diserang. (Gilang Perdana)
Kalo beli AV-8B dengan asumsi si Gari sudah dibeli duluan tinggal nunggu datang dan butuh isiannya segera, boleh coba lagi nostalgia sembari membuktikan konsep “Harrier Carrier-Any Ship” ini 👍😅