Kohanudnas Bakal Diperkuat Radar Baru Leonardo RAT-31 DL/M, Ini Spesifikasinya!
|Ada kabar baik dari dunia alutsista Tanah Air, pasalnya Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) bakal kedatangan sistem radar baru. Persisnya Satuan Radar (Satrad) 221 Ngliyep, Jawa Timur, yang selama ini menggunakan radar AWS-2 buatan Plessey, Inggris, akan digantikan oleh radar RAT-31 DL/M buatan Leonardo S.p.A. dari Italia. Radar AWS-2 sendiri sudah tergolong tua, lantaran merupakan pengadaan era tahun 60-an.
Baca juga: Radar Hanud AWS-2 – Jejak Operasi Kresna Yang Masih Eksis
Seperti dikutip dari elshinta.com (19/11/2019), PT Len Industri (Persero) dan Leonardo S.p.A. telah menandatangaani kontrak pengadaan Radar Pertahanan Medium Range di Bangkok dalam ajang Defence & Security 2019. Manajer Komunikasi Korporasi PT Len Industri, Rastina Anggraeni di Bandung mengatakan, penandatanganan dilakukan oleh Direktur Operasi II PT Len Industri, Adi Sufiadi Yusuf dan Direktur Pemasaran dan Penjualan Leonardo Electronics, Davide Fazio.
Ditambahkan radar RAT 31 DL/M akan dipasang di Satrad 221, Ngliyep, Malang, Jawa Timur sebanyak satu unit dan rencananya akan dioperasikan pada tahun 2022.
Lantas seperti apakah kemampuan dari radar RAT-31 DL/M? Rada yang termasuk medium-long range ini mengusung teknologi 3D – tiga dimensi yang mencakup 3D (Range, Azimuth, Height) dengan kemampuan surveillance (pengawasan/penjagaan) dan memiliki jangkauan hingga 400 km serta ketinggian deteksi 30.500 meter.
Radar yang banyak digunakan oleh negara-negara NATO ini beoperasi dalam frekuensi L-band. Bentang antena radar ini 77 m² (11 meter ·7 meter) dengan kecepatan putaran 10 detik atau 6 rpm rotation. Kebutuhan tenaga radar ini adalah 84 kW.
Dari spesifikasinya, RAT-31 DL/M disebut dapat mendeteksi kehadiran rudal balistik dan telah dilengkapi perangkat untuk menghadapi peperangan elektronika/ECM (Electronic Counter Measure).
Meski berupa radar statis – Fixed Air Defence Radar, namun sistem RAT-31 DL/M dapat dipindahkan, yaitu antena dan kontainer radar dapat diangkut dengan pesawat sekelas C-130 Hercules atau dengan helikopter angkut berat CH-47 Chinook. Bila digeser menggunakan truk, maka dapat digunakan truk taktis dengan kapasitas 10 ton. Waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan radar ini sekitar 120 menit dengan tenaga 5 personel.
Baca juga: PT Len Industri Luncurkan 2D Air Surveillance Radar
“Len sebenarnya sudah memiliki produk sendiri radar 2D, namun untuk yang 3D kita masih dalam tahap pengembangan. Makanya sekarang kita bekerjasama dengan Leonardo,” ujar Adi Sufiadi Yusuf, Direktur Operasi II PT Len Industri. (Gilang Perdana)
Master-T dimana ? tidak mau ToT ?
Kalau nggak susah ToT mungkin Thales Master T lebih Mahal..he..he
lah kan master-t dah ada, tot pasti dapet lah wong waktu tuhkerjasama ama thales v:
mungkin nggak ada tot, karena pesannya sebelum undang undang terbit
Tambahan Min, Radar RAT 31 DL/M sudah mengusung konsep AESA loh
pada antenanya ada 42 modul Tx/Rx
Rudalnya mana kok gak ada?÷=£¢€¥^°={}~`|•√Π÷×¶∆\©®™
diserang pake drone seharga 1jutaan juga ambyar.. gagal ngopi deh..
ya deh jul biar lu seneng, kebanyakan ngelem ae lu
Radar nya sudah long range. Bagaimana dgn rudalnya???
hahaha kan ada 2 satbak nantinya :v
meskipun ada 5 satbak, kalo rudalnya masih kelas starstreak atau grom, efektifitasnya sangat rendah.
Tiap daerah sepertinya beda-beda merek ya radarnya? Ada yang bisa bantu jawab kenapa alasannya?
Positifnya kita tak mau bergantung dari 1 supplyer dikuatirkan bila kelak terjadi masalah,ketergantungan,jual mahal,bangkrut, dan sebagainya. dan juga supplyer baru biasanya jual murah bonus banyak termasuk ToT
Helicopter nya gagal, radar nya dibeli
Setahu saya kalo beda beda merk, dikhawatirkan tidak bisa diintegrasikan antara radar satu dengan yang lain. Soal beda merk mungkin petinggi TNI hanya berpikir soal kelebihan radarnya saja, tanpa berpikir apakah bisa diintegrasikan ato tidak
Selama blocknya sama yaitu NATO pasti mudah kecuali digabung sama rusia itu baru susah
Thales Sama Leonardo itu udah sekian lama selalu kerjasama dalam hal pernika macam Radar dan juga subsistem alutsista , pasti nya soal integrasi tidak akan masalah apalagi sama sama blok nato , kalo gasalah MBDA 25% saham nya juga dipegang Leonardo
@admin
Min apakah bisa dielaborasi lebih jauh ke matra AU, ttg pergeseran kebutuhan radar hanud yg sebelumnya terfokus di S band (master-T, thomson, plessey) dan sekarang bergeser ke L.band 🙏🙏🙏