India ‘Sulap’ Kanon Reaksi Cepat di Kapal Perang AK-630M Jadi Senjata Hanud Mobile di Darat
|Meski efektivitasnya dalam pertempuran masih perlu dibuktikan, namun konvergensi kanon reaksi cepat pada kapal perang, yang dipindahkan ke platform kendaraan bergerak di darat, menarik untuk dicermati. Setelah yang dilakukan militer Libya pada kanon AK-230, kini kanon reaksi cepat yang lebih baru dan modern, AK-630M dikabarkan tengah dikembangkan untuk sistem pertahanan udara (hanud) mobile di darat.
Baca juga: AK-630M – Mengenal Kecanggihan Kanon CIWS Kapal Cepat Rudal TNI AL
Sumber media lokal menyebut, militer India kini sedang menjalankan beragam tahap pengujian pada kanon AK-630 yang masuk kategori CIWS (Close In Weapon System). Seperti halnya pada AK-230, maka dudukan drum magasin AK-630M ikut dipasang di truk, dengan bagian atas menjadi titik penempatan turret kanon.
Berbeda dari AK-230, meski sama-sama mengusng kaliber amunisi 30 mm, namun AK-630M adalah jenis kanon laras putar (gatling gun) dengan jumlah enam laras. Sementara AK-230 adalah kanon kaliber 30 mm dengan dua laras.
Dalam pengembangan oleh militer India, AK-630M yang ditempatkan pada platform truk 6×6 disebut sebagai Mobile Gun System (MGS). Ditempatkan pada platform truk, maka peran AK-630M kini dapat mendukung fungsi hanud jarak dekat dan bantuan tembakan langsung bagi pasukan darat.
Di Libya, Kanon Laras Ganda AK-230 Dipasang Pada Platform Truk
Dengan tujuan akselerasi senjata lebih cepat dan mampu mengurai panas berlebih pada laras, maka AK-630M menggunakan model enam laras yang berputar cepat. Secara teori, mekanisme operasi AK-630M seperti pistol revolver dengan sebuah silinder berputar untuk mengumpan enam butir peluru.
Namun pada revolver hanya tersedia satu laras dan satu rangkaian pemukul saja. Sementara AK-630 punya enam laras sebagai pemicu, dengan kata lain setiap laras memiliki perangkat tembaknya masing-masing dengan pola gaz operated.
Kanon CIWS AK-630, Bila Sistem Radar Macet, Masih Bisa Dioperasikan Secara Manual
Sebagai CIWS sejati, sistem ini dapat berlaku full otomatis tanpa pengawasan awak, meski kendali tentunya dapat diarahkan oleh awak dari PIT (Pusat Informasi Tempur) di kapal perang. Canggihnya lagi, proyektil dapat meledak otomatis pada jangkauan 5.000 meter.
AK-630M dalam satu menitnya dapat mengumbar 4.000 – 5.000 proyektil ke target. Kecepatan luncur proyektilnya terbilang dahsyat, yakni 900 meter per detik. Karena beroperasi dalam kecepatan tembak yang sangar, maka sudah lumrah bila laras jadi cepat panas, untuk itu laras kanon dibekali dengan pendingin air pada jaket silinder AK-630. Agar akselerasi tembakan dapat terjaga, laras AK-630 harus diganti setiap 8.000 kali tembakan.
Amunisi 30 mm yang digunakan pada AK-630M dari jenis HE (high explosive)-fragmentasi atau peluru tracer. Kumpulan amunisi ditampung dibawah kubah, atau tepatnya dibawah dek dengan sistem drum magasin bisa memuat hingga 2.000 peluru.
Dari segi jangkauan tembak, secara balistik bisa mencapai 8.100 meter, sementara jarak tembak efektifnya ada dikisaran 4.375 meter. Canggihnya lagi, proyektil dapat meledak otomatis pada jarak 5.000 meter. Merespon cepat pada target, kubah dapat berputar 50 derajat dalam tempo 1 detik. Sementara sudut vertikal laras bisa diarahkan mulai dari -12 hingga 88 derajat.
AK-630 mulai dirancang sejak 1963 oleh KBP Instrument Design Bureau dan prototipe pertama rampung di 1964, dan uji coba perdana di tahun 1966, dan hingga kini sudah dibangun dalam beberapa varian, ternasuk NG-18, yakni varian AK-630M yang dibuat oleh perusahaan pertahanan Cina, Norinco. (Gilang Perdana)
KRI Tombak 629 Kembali Uji Penembakan Kanon Reaksi Cepat Norinco NG-18