KRI Tombak 629 Kembali Uji Penembakan Kanon Reaksi Cepat Norinco NG-18
|Lama tak terdengar kabar beritanya, belum lama ini diwartakan kanon laras putar reaksi cepat NG-18 kaliber 30 mm buatan Norinco, kembali melontarkan hujan proyektilnya dalam sebuah latihan di Selat Makassar. Dari atas buritan KRI Tombak 629, NG-18 yang menggunakan metode tembakan remote berhasil menembak sasaran. Sekaligus dalam foto yang dirilis Dispen Koarmada II, memperlihatkan telah terpasangnya dua peluncur rudal anti kapal C-705.
Kilas balik ke pemberitaan di tahun lalu, saat pemasangan kanon NG-18 di KRI Sampari 628 dan KRI Tombak 629 di fasilitas PT PAL, netizen sempat dihebohkan dengan pelepasan peluncur rudal anti kapal pada Kapal Cepat Rudal (KCR)-60M Class tersebut. Barulah kemudian ada pernyataan, bahwa TNI AL akan ‘mengembalikan’ keberadaan rudal anti kapal di dua unit KCR-60M yang sejak akhir 2017 telah dilucuti peluncur rudalnya (C-705).
Disebutkan Indonesia berencana untuk mengembalikan kemampuan rudal anti kapal di kedua kapal perang buatan PT PAL tersebut. Sejak dua peluncur rudal C-705 dilepas, sempat terjadi ambigu dalam penyebutan KCR pada KRI Sampari 628 dan KRI Tombal 629, lantaran kapal perang yang senjata utamanya berupa rudal anti rudal anti kapal, namun justru tak dibekali senjata tersebut.
Mengutip dari koarmada2.tnial.mil.id (1/11/2020), disebutkan KRI Tombak 629 dari jajaran Satuan Kapal Cepat Koarmada II, yang sedang melaksanakan Operasi Indomalphi-20 dibawah kendali operasi Guskamla Koarmada II, melaksanakan latihan penembakan meriam NG-18 di Selat Makassar dalam rangka uji sistem kesenjataan di akhir misi operasi pada Jumat (30/10).
“Penembakan berjalan sukses dan lancar mengenai sasaran, dengan menggunakan mode penembakan remote dari ruang Pusat Informasi Tempur (PIT) KRI,” ujar Komandan KRI Tombak, Letkol Laut (P) Nurulloh Zemy Prasetyo. Ia menambahkan, bahwa fungsi utama dari kanon NG-18 adalah untuk melumpuhkan rudal yang mengarah ke kapal.
”Dengan memiliki sistem lintasan peluru yang membentuk tabir, rudal akan meledak sebelum mencapai sasarannya. Selain itu kanon ini juga ampuh dan efektif untuk melumpuhkan Fast Inshore Attack Craft (FIAC), atau kapal yang berukuran kecil dengan kecepatan tinggi, karena dengan sistem lintasan peluru yang dimiliki, akan sulit dihindari oleh kapal sasaran untuk menghindar,” jelas Nurulloh.
Melengkapi sistem kanon NG-18 di KRI Tombak 629, yaitu radar pengendali tembakan TR-47C dan radar searching sasaran SR-47AG yang telah diintegrasikan dengan fitur IFF (identification friend or foe).
TR-47C bisa disebut sebagai elemen vital pada moda operasi kanon NG-18, tanpa radar ini maka kanon tak dapat difungsikan secara optimal. TR-47C dilengkapi dengan built in electro optical sensor berupa TV dan infra red tracker. Radar ini beroperasi di frekuensi J band pada rentang 15.7 dan 17.3 Ghz.
Baca juga: KRI Sampari 628 dan KRI Tombak 629 Kini Dilengkapi Kanon Reaksi Cepat Kaliber 30mm
Jangkauan penjejakan radar ini ditaksir hingga radius 9 Km. Selain radar TR-47C, di puncak menara kapal terdapat radar intai SR-47AG, radar ini dapat mendeteksi sasaran di udara dari jarak 40 Km dan deteksi sasaran pada permukaan sejauh 25 Km. (Gilang Perdana)
Lumayan
Namanya saja kcr jd bawany rudal kalo bwanya terpedo kapal skelas itu namanya kct
https://www.indomiliter.com/jaguar-class-generasi-awal-kapal-cepat-torpedo-tni-al/
radar intai SR-47AG, radar ini dapat deteksi sasaran pada permukaan sejauh 25 Km.
Rudal c705 bisa mencapai kisaran 120-140 km
Sayang sekali klo cuma d tembakan dari jarak 25km,
Harusnya di pasang radar jindalee yg bisa mencapai 3000km supaya bisa menembakan MRBM
Nanggung kalau dah bawa radar jindalee kaya pny Ausie yg jaraknya 3000 km kalau cuma bawa Rudal C705 sekalian bawa Rudal ICBM yg pny KorUt dibawa parade..wkwkwk
Napa gak pake Drone HALE aja kalo mau deteksi sejauh 3000 km. Pake OTHT mah kuno
Bismillah nga ada salahnya KCR TNI.AL dilengkapi dengan rudal tzircon,kalibr,tor,dan buk rudal rudal rusia,brahmos dari india.Kenapa tidak dilengkapi dengan torpedo dan sistem sonar,jadi bisa jadi kapal combat an.
Bang Ade 2 peluncur rudal C-705 itu di KCR-40 bang kalau KCR-60 ada 4 tabung peluncur. Di wiki(list ship Indonesian Navy)
Kedepannya bakal pake stadar NATO
Iya 4 tabung y..knp ga 6 tabung y dan sekalian dirubah jd mini korvet kaya kapal Korvet Karakurt Rusia atau Sigma Fast Attact..
Keberatan ntar. Jalannya jadi pelan.
Ini baru mantabs, tambahin peluncur mistral 4 tabung peluncur, peluncur decoy protektif dan upgrade radarnya agar lebih jauh jarak jangkaunya, jadi masuk kategori kapal kecil tapi sangat menyengat sekali, verry2 dangerous
bikin KCR70 dong trus pasang terpedo SUT dan sonar…. pasang jg Mistral tetral…. dah jd korvet mini deh…
KRI Tombak masuk ke katagori KCR 60 dengan sistem senjata CIWS 30 mm NG-18..Meriam Bofors 57 dan 2 buah tabung peluncur Rudal C705 dengan jarak hingga 140 km..tapi kayanya belum ada untuk peperangan bawah laut sekelas Torpedo..
Iya niy berharap aja setelah batch 3..lanjut batch 4 dengan menambah panjang kapal 10meteran utk mengakomodasi sensor dan senjata anti kaselnya..shg naik klas jd corvette utk pengganti parchim class
Itu bukan batch 4 klo sdh dimolorin panjangnya. Sdh keluar dr kelasnya.
Namanya jg kcr jd bwanya rudal, kalo bawa terpedo kapal sekelas itu namanya kct kapal cepat terpedo