Setelah Dilepas, Peluncur Rudal C-705 Kembali Dipasang di KRI Sampari 628 dan KRI Tombak 629
|Masih hangat tentang berita akuisisi Terma C-Series Combat Suite untuk empat unit Kapal Cepat Rudal (KCR)-60M, dari ajang IMDEX 2019 dilaporkan bahwa TNI AL berencana untuk ‘mengembalikan’ keberadaan rudal anti kapal di dua unit KCR-60M yang sejak akhir 2017 telah dilucuti peluncur rudalnya (C-705). Kedua kapal perang tersebut adalah KRI Sampari 628 dan KRI Tombak 629 yang pada bagian buritannya dipasangi kanon reaksi cepat NG-18 besutan Norinco, Cina.
Baca juga: KRI Sampari 628 dan KRI Tombak 629 Kini Dilengkapi Kanon Reaksi Cepat Kaliber 30mm
Mengutip dari janes.com (17/5), disebutkan dalam jangka panjang Indonesia berencana untuk mengembalikan kemampuan rudal anti kapal di kedua kapal perang buatan PT PAL tersebut. Kabarnya kini tengah berlangsung program untuk memasang kembali peluncur rudal yang telah dilepas. Sejak dua peluncur rudal C-705 dilepas, sempat terjadi ambigu dalam penyebutan KCR pada KRI Sampari 628 dan KRI Tombal 629, lantaran senjata utamanya sebagai kapal cepat rudal justru ditiadakan.
Sejak kanon NG-18 Close In Weapon System (CIWS) kaliber 30 mm dipasang di kedua kapal perang tadi, maka turut di-install radar pengendali tembakan TR-47C dan radar searching sasaran SR-47AG yang telah diintegrasikan dengan fitur IFF (identification friend or foe). Bahkan pada Juli 2018, KRI Tombak 629 dilaporkan telah sukses melakukan uji penembakan kanon NG-18 yang merupakan copy-an kanon AK-630M buatan Rusia, di Laut Jawa.
TR-47C bisa disebut sebagai elemen vital pada moda operasi kanon NG-18, tanpa radar ini maka kanon tak dapat difungsikan secara optimal. TR-47C dilengkapi dengan built in electro optical sensor berupa TV dan infra red tracker. Radar ini beroperasi di frekuensi J band pada rentang 15.7 dan 17.3 Ghz. Janngkauan penjejakan radar ini ditaksir hingga radius 9 Km. Selain radar TR-47C, di puncak menara kapal terdapat radar intai SR-47AG, radar ini dapat mendeteksi sasaran di udara dari jarak 40 Km dan deteksi sasaran pada permukaan sejauh 25 Km.
Masih dari janes.com, sumber dari perwakilan di PT PAL mengatakan bahwa KRI Tombak 629 sudah kembali dipasangkan peluncur rudal anti kapal, namun dengan posisi yang berbeda di bagian belakang. Pemasangan peluncur rudal dalam posisi baru ini belum menjalani tahap evaluasi teknis terkait penempatan di posisi barunya. Muncul dugaan kedudukan peluncur rudal C-705 ada di posisi RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat) saat ini.
KRI Tombak 629 dan KRI Halasan 630 yang tergabung dalam Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmada I diketahui turut dihadirkan dalam gelaran IMDEX 2019 yang berlangsung di Singapura, 14 – 16 Mei 2019. Pemberitaan seputar KCR-60M mencuat kepermukaan setelah Terma mengumumkan mendapatkan kontrak pemasangan C-Series Combat Suite di empat unit KCR-60M. (Gilang Perdana)
waduh pindah posisi buritan, gmn efek tembakan thd stability nya ya
Kalo di raba dan di terawang dari artikelnya memang kemungkinan besar di taruh di posisi RHIB, tapi bagaimana performancenya jika di pasang kembali? kecepatanya menurunkah?
Memang seharus nya rudal dipasang di KCR,karena namanya saja Kapal Cepat Rudal,masak persenjtaan utamanya senapan mesin
bang admin, mengingat pemasangan peluncur rudal ini merupakan salahsatu elemen tempur utama dalam KCR.
mohon untuk artikel ini apabila sudah mendapat foto/gambar yang jelas tentang konfigurasi KCR 60 terbaru di perbarui dengan ilustrasi gambar yang sebenarnya.
terimakasih
CIWS dan rudal ,
trus bobot kapal dan kecepatannya nanti gimana?
Kalo diberita yg kemaren katanya Kanon NG-18 msih dipertahankan, peluncur rudal dipasang kembali setelah Terma mendapatkan kontrak.
@admin..
Jd apa rudal c705 tetap d beli ???..dlm jumlah brp ???…bgmn kbar t.o.t yg d janjikan ???…
ap d btalakan ??…d tunda ??…d beli dlm jumlah terbtas ???..at bgmna ??
Kelihatannya baru bongkar pasang armamentnya dicari set yg sempurna jadi bisa full combat,semoga begitu harapan saya