Hanwha Aerospace Raih Kontrak Produksi 40 Unit Mesin GE F414 untuk KF-21 Boramae
|Melanjutkan berita pada bulan April lalu yang menyebut Hanwha Aerospace membangun pabrik mesin pesawat dan lisensi 100 persen dari General Electric Aviation, maka belum lama ini ada kabar lanjutan, yakni Hanwha Aerospace telah menandatangani kontrak dengan Defense Acquisition Program Administration (DAPA) untuk memasok mesin yang akan diproduksi massal batch pertama untuk jet tempur KF-21 Boramae.
Dalam siaran pers, Hanwha Aerospace menyebut kontrak bernilai sekitar US$401 juta (556 miliar KRW) untuk mengirimkan lebih dari 40 unit mesin General Electric (GE) F414 dan modul cadangan untuk jet tempur KF-21. Periode kontrak berlangsung dari Juni 2024 hingga Desember 2027, di mana Hanwha Aerospace juga akan menyediakan manual perawatan mesin dan dukungan teknis di lokasi.
Mesin yang dipasok akan dipasang pada batch pertama KF-21, karena Hanwha Aerospace berkewajiban untuk memasok mesin hingga akhir produksi KF-21 sebagai satu-satunya produsen mesin pesawat di negara tersebut.
Berdasarkan keahliannya dalam memproduksi lebih dari 10.000 mesin selama 45 tahun terakhir, Hanwha Aerospace berkomitmen untuk memastikan pengiriman mesin KF-21 tepat waktu. Perusahaan juga fokus pada pengembangan kemampuan teknis dan membangun ekosistem industri untuk memungkinkan pemasangan mesin penerbangan canggih yang dikembangkan dengan teknologi milik Korea.
Sejak 1979, Hanwha Aerospace telah memasok mesin untuk pesawat militer Korea, termasuk jet tempur F-4, KF-5, KF-16, F-15K, dan T-50, melalui produksi lisensi di luar negeri. Mesin F414 untuk KF-21 akan diproduksi di Pabrik Changwon, menggunakan lisensi dari GE Aerospace.
Peletakan batu pertama untuk fasilitas produksi mesin General Electric seluas 16.530m2 di Changwon berlangsung pada 15 April 2024. Pabrik tersebut sedang dikembangkan dengan biaya US$30 juta dan dijadwalkan akan beroperasi pada tahun 2025. Kementerian Pertahanan Korea Selatan menambahkan bahwa prioritas pabrik adalah produksi lisensi mesin General Electric F414-GE-400 berkekuatan 92,1 kN (20,700 lb st) untuk mesin jet tempur KF-21.
Juru bicara Hanwha Aerospace mengatakan, “100 persen lisensi pembuatan mesin F414 akan dicapai di pabrik ini dan diharapkan dapat memproduksi sekitar 300 mesin setiap tahunnya (setelah mulai beroperasi).”
Kontrak dari DAPA menjadi batu loncatan bagi rencana Hanwha Aerospace untuk mengembangkan teknologi mesin jet generasi berikutnya. Perusahaan ini secara aktif melakukan penelitian dan pengembangan teknologi mesin generasi ke-6, memposisikan dirinya sebagai yang terdepan dalam inovasi kedirgantaraan global.
Juru bicara Hanwha Aerospace menyatakan, “Sebagai satu-satunya perusahaan mesin pesawat khusus di Korea, kami berkomitmen untuk memasok mesin berkualitas tinggi tanpa penundaan. Kami akan mendedikasikan seluruh sumber daya kami untuk mengembangkan teknologi mesin penerbangan independen untuk pertahanan nasional dan mengamankan peluang pertumbuhan masa depan bagi Korea.”
Korea Aerospace Industries (KAI) telah memilih GE Aviation untuk memasok komponen mesin KF-21 (d/h KFX) pada Mei 2016. Dalam program pengembangan KFX/IFX yang mencapai US$8 miliar (8,8 triliun won), mencakup pengadaan 15 unit mesin uji F414 dan enam unit mesin untuk pembangunan prototipe KFX. (Gilang Perdana)
Pertama Kali, Prototipe KF-21 Boramae Terbang Lampaui Kecepatan Mach 1.8
Sayang sekali pak Esbeye dulu ketipu janji manis Korsel. Tetap saja yg berhak kasih ijin ToT adalah US dan Korsel kaga kasih tau dari awal. Klo dikasih tau dari awal, mana mau ikut proyek rugi bandar
Setelah Indonesia angkat tangan & minta diskon kontribusi dana RnD KF-2. Dari yang awalnya menanggung 20% jadi berapa ya kontribusi aktualnya? 5% atau 10% ?