Update Drone KamikazeKlik di Atas

Raih Lisensi 100%, Hanwha Aerospace Bangun Pabrik Mesin untuk Jet Tempur KF-21 Boramae di Korea Selatan

(Zhang Hui/VCG via Getty Images)

Lantaran kerap mengikat kontrak dalam jumlah besar, maka tak heran bila Negeri Ginseng sukses mendapatkan manfaat alih teknologi (transfer of technology) maksimal di industri pertahanan. Seperti dalam program KF-21 Boramae, jet tempur hasil rancangan Korea Selatan – Indonesia ini sejak awal dipersiapkan untuk menggunakan dua mesin jet F414-GE-400K produksi General Electric untuik tiap pesawatnya. Dan dengan kontrak produksi ratusan unit KF-21 untuk Angkatan Udara Korea Selatan (RoKAF), maka sudah barang tentu Seoul akan meminta alih teknologi yang signifikan dari General Electric (GE) Aviation.

Baca juga: GE Aviation Kirim Unit Mesin F414 Perdana untuk Jet Tempur KF-21 Boramae

Dan salah satu manifestasi dari alih teknologi yang dimaksud adalah dengan pembangunan pabrik mesin General Electric oleh Hanwha Aerospace di Changwon. Nantinya, pabrik mesin tersebut tak hanya memasok kebutuhan mesin untuk jet tempur KF-21, melainkan juga mencakup pasokan mesin untuk jet latih tempur TA-50 produksi Korea Aerospace Industries (KAI).

“Peletakan batu pertama untuk fasilitas produksi mesin General Electric seluas 16.530m 2 di Changwon berlangsung pada 15 April 2024,” kata Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan (MND) pada 17 April 2024. Pabrik tersebut sedang dikembangkan dengan biaya US$30 juta dan dijadwalkan akan beroperasi pada tahun 2025. Kementerian Pertahanan Korea Selatan menambahkan bahwa prioritas pabrik adalah produksi lisensi mesin General Electric F414-GE-400 berkekuatan 92,1 kN (20,700 lb st) untuk mesin jet tempur KF-21.

Pada 19 April 2024, Juru bicara Hanwha Aerospace mengatakan kepada Janes.com, “100 persen lisensi pembuatan mesin F414 akan dicapai di pabrik ini. “Fasilitas ini diharapkan dapat memproduksi sekitar 300 mesin setiap tahunnya (setelah mulai beroperasi), tambah juru bicara tersebut.

KAI telah memilih GE Aviation untuk memasok komponen mesin KF-21 (d/h KFX) pada Mei 2016. Dalam program pengembangan KFX/IFX yang mencapai US$8 miliar (8,8 triliun won), mencakup pengadaan 15 unit mesin uji F414 dan enam unit mesin untuk pembangunan prototipe KFX.

Angkatan Udara Korea Selatan memproyeksikan pengadaan hingga 120 unit KF-21, sementara untuk Indonesia memproyeksikan akuisi 48 unit. GE Aviation sendiri akan memasok total 240 unit mesin F414 berikut suku cadangnya untuk menunjang program KF-21. GE Aviation sebelum ini telah memasok seri mesin F404 untuk kebutuhan T-50 Golden Eagle AU Korea Selatan. Bahkan F-15 Eagle AU Korea Selatan juga mengadopsi mesin besutan GE Aviation, yakni seri F110.

Dari laman resminya, GE Aviation menyebut, bahwa mesin F414 mulai dikomersialkan pada tahun 1998 . Selain dipasang untuk KF-21, GE F414 GE-400K juga telah terpasang pada jet tempur F/A-18 E/F Super Hornet, EA-18G Growler, JAS 39 E/F Gripen , Tejas MK 2 dan Lockheed Martin/NASA X-59 Quiet Supersonic Transport.

Dari aspek teknis, F414-GE-400K termasuk jenis mesin jet turbofan. Fitur andalan pada F414 mencakup Full Authority Digital Electronic Control (FADEC) yang dapat meningkatkan karakteristik operasional, memperpanjang usia komponen dan lebih hemat bahan bakar. Bahkan GE Aviation menyebut seri mesin ini dapat mengurangi ownership costs hingga 20 persen. (Bayu Pamungkas)

Pasok Mesin Jet Tempur HAL Tejas MK2, General Electric Produksi Mesin GE F414 INS6 di India

2 Comments