Dalam Misi Pemadaman Kebakaran Hutan di Turki, Beriev Be-200 Altair Milik Rusia Jatuh
|Satu dari tiga unit pesawat angkut amfibi Beriev Be-200 Altair milik Kementerian Pertahanan Rusia, pada 14 Agustus 2021 dilaporkan mengalami musibah saat melakukan operasi pemadaman kebakaran hutan di wilayah Turki.
Baca juga: Beriev Be-200 Altair – Pesawat Amfibi Multipurpose Incaran TNI AU
Dikutip dari topcor.ru (14/8/2021), detik-detik jatuhnya pesawat amfibi yang pernah dilirik Indonesia itu sempat terekam oleh video amatir, saat itu Be-200 sedang memadamkan api di daerah pegunungan dan hutan dengan medan yang sulit di ketinggian rendah. Peristiwa nahas itu terjadi sesaat pesawat melepaskan air (water bombing) di atas titik api.
Menurut data awal, Be-200 tidak dapat mencapai ketinggian yang dibutuhkan dan menabrak salah satu tebing. Komunikasi langsung terputus setelah kejadian, dan dilaporkan lima awak asal Rusia dan tiga awak asal Turki dinyatakan tewas dalam musibah ini. Pemerintah Rusia telah mengonfirmasi fakta keadaan darurat, dan menyebutkan bahwa insiden terjadi sekitar pukul 15:00 di daerah pemukiman Adana.
#kahramanmaraş ‘taki kazadan en net görüntü.#SonDakika#uçak #kaza #rus pic.twitter.com/PpcCQQKVJh
— Melikşah (@meliksahoutdoor) August 14, 2021
Kilas balik ke tahun 2015, keinginan mendatangkan pesawat berkemampuan amfibi di dorong atas inisiatif Presiden Joko Widodo untuk memperkuat eksistensi pesawat patroli maritime TNI AU.
Ibarat menyambut umpan, KSAU saat itu, Marsekal TNI IB Putu Dunia menyarankan pesawat yang ideal untuk digunakan adalah jenis Be-200 Altair. Be-200 terbilang sudah battle proven untuk tugas amfibi, pesawat ini pun pernah disewa Indonesia dalam misi pemadaman kebakaran hutan pada tahun 2006. Sebagai pemadam kebakaran, Be-200 dapat membawa 12.000 liter air yang berperan sebagai ‘bom air.’ 12.000 liter air dapat dilepaskan dalam durasi 14 detik.
Sejatinya, pesawat yang resmi diperkenalkan ke publik pada Paris Air Show 1991, dihadirkan dalam beberapa varian. Pesawat yang beroperasi secara fly by wire ini memang jago untuk lepas landas di air. Be-200 dapat lepas landas di air dengan jarak ‘pacu’ 2.300 meter. Kedalaman air untuk mendarat dan lepas landas hanya 2,5 meter. Sementara gelombang laut pun tidak jadi masalah, sepanjang tinggi gelombang tidak lebih dari 1,3 meter. Sebaliknya untuk lepas landas di daratan, dibutuhkan landas pacu sepanjang 1.800 meter.
Baca juga: Viking Air Umumkan Penjualan 7 Unit Pesawat Amfibi CL-515/415 Series untuk Indonesia
Dengan kemampuan multipurpose, selain laris disewa sebagai pemadam kebakaran di hutan, Be-200 juga amat ideal mendukung operasi SAR pesawat bisa membawa 42 penumpang. Sedangkan bila berlaku sebagai ambulance udara, pesawat dapat dimuati 30 tandu pasien. Lepas dari itu, pesawat amfibi bermesin jet 2 × Progress D-436TP turbofan, dapat membawa 72 penumpang. (Bayu Pamungkas)
pernah tabrak gunung di sekitar sukabumi.. bayangin kelemahan rusia, buta gunung lg sampai tabrakan ini tanpa memperhitungkan dgn baik..
Ah si mbanani aja juga nyewa be200 ngapain harus jadi bahan becandaan?
Ya, CL415/515 yang jadi dibeli Indonesia.
Beriev ngga jadi dibeli karena terlalu berat dan boros biaya. Lebih murah ongkos akuisisi dan operasional serta pemeliharaan CL415/515 dari pada Beriev.
Bukannya yang menang tender pesawat amphibi di Indonesia itu Viking Air (CL-515/CL-415) ya?
Medaanya kurang bagus, sedangkan pesawat membawa muatan berat. Sementara pesawat tidak di desain untuk wilayah pegunungan
Turut berbelasungkawa untuk para pahlawan kemanusiaan tanpa melihat siapa dan dari negara mana…
RIP, btw brita ini pasti jadi cengcengannya yunani dkk
Daerah pegunungan, pesawat turun terlalu rendah untuk melepas air, akibatnya kehilangan tenaga saat harus naik sementara kontur tanah tidak rata, jadilah bagian bawah pesawat menabrak gunung yang ada di depannya