Berdayakan Industri Pertahanan Dalam Negeri, India Order 83 Unit Jet Tempur Tejas Senilai US$6,5 Miliar
|Salah satu harapan kelangsungan industri pertahanan di dalam negeri yaitu adanya order lanjutan dalam jumlah serta nilai yang signifikan, dimana keberpihakan pada industri dalam negeri merupakan kunci dari pencapaian strategi nasional jangka panjang, yaitu kemandirian alutsista. Dan terkait kalimat di atas, industri pertahanan India belum lama ini dibuat sumringah.
Baca juga: Ditambahkan Canard, Desain HAL Tejas MK2 ‘Mengacu’ Ke Saab Gripen
Untuk pertama kali dalam sejarah produksi alutsista dalam negeri, disekapati order dengan nilai terbesar, yaitu US$6,5 miliar untuk pengadaan 83 unit jet tempur ringan HAL Tejas MK1A. Kesepakatan produksi 83 unit Tejas mencakup 73 unit varian single seater dan 10 unit varian double seater sebagai pesawat latih. Dikutip dari Defensenews.com (15/1/2021), disebut kesepakatan itu disetujui oleh badan keamanan tinggi pemerintah dan Komite Kabinet untuk Keamanan yang diketuai Perdana Menteri Narendra Modi.
“Kesepakatan ini akan menjadi game-changer untuk program kemandirian dalam manufaktur pertahanan India. Ini akan menjadi katalis untuk mengubah ekosistem dirgantara domestik. LCA (Light Combat Aircraft) Tejas akan menjadi tulang punggung armada tempur India di tahun-tahun mendatang, ”kata Menteri Pertahanan Rajnath Singh. HAL Tejas sendiri diproyeksikan untuk menggantikan armada MiG-21 Bison.
Meski diproduksi oleh Hindustan Aeronautics Limited, namun produksi Tejas juga akan membangkitkan ekosistem industri di bawahnya, dimana ada 500 perusahaan kecil, termasuk UMKM di India yang akan kebagian peran dalam mega proyek ini. Yang artinya akan membuka kesempatan lapangan kerja dalam jumlah besar, dengan proyeksi ada 5.000 lapangan kerja baru.
HAL Tejas dirancang, dikembangkan dan diproduksi secara mandiri oleh India, namun, untuk komponen baru 50 persen yang bisa dicukupi oleh industri dalam negeri. Kementerian Pertahanan India menyebut dalam waktu dekat kandungan lokal Tejas akan ditingkatkan hingga 60 persen. Salah satu komponen Tejas yang masih harus diimpor adalah mesin, dimana Tejas menggunakan mesin dari General Electric F404-GE-IN20.
Menurut pejabat HAL, harga per unit Tejas sekitar US$78,5 juta. Sementara dengan pesanan dalam jumlah besar, diharapkan harga per unit Tejas dapat lebih ditekan. Sebelum order lanjutan ini, AU India telah mengoperasikan 40 unit HAL Tejas MK1A, yang dioperasikan oleh dua skadron tempur.
Baca juga: Ada Teknologi Saab di Jet Tempur Tejas
Dalam jagad fighter jet dunia, Tejas jelas masih berusia sangat muda, terbang perdana pada 4 Januari 2001, dan baru resmi diluncurkan pada 17 Januari 2015. Dalam aspek desain, Tejas menganut konsep ‘gado-gado,’ seperti sayap delta yang mengacu ke Mirage 2000, sementara model air intake (lubang masuk udara) lebih mirip ke F/A-18 Hornet. Tejas sebagai pemempur masuk kualifikasi LCA (Light Combat Aircraft). (Bayu Pamungkas)
Udahlah kalo mau mandiri tot full aja sama saab gripen dan lanjutkan kfx ifx nya. Lagian kita ga akan perang 5 tahun kedepan cmiiw
Kalo mau bikin pespur itu setidaknya kebutuhan minimum pespur lebih dulu dipenuhi. Mulai dulu dari lisensi seperti Turki dan Korsel serta Jepang mulai dari rakit F16. Belakangan Jepang kembangin sendiri F16nya. Sedangkan Korsel join dengan pembuat F16 bikin versi mini F16 yaitu T50 dan pesawat kitiran KT-1 wong bi. Belakangan Turki meniru langkah Korsel bikin pesawat kitiran hurkus dan pesawat jet ringan hurjet. Walau sudah bisa bikin jet tempur sendiri, negara2 ini masih beli jet tempur dari negara lain.
India mulai bikin pespur setahap2 sejak 30 tahun lalu. Sekarang walau sudah bisa bikin jet tempur sendiri, India pun masih beli dari negara lain.
Lha kita saking kepinginnya dianggap sakti kepingin lompat langsung bikin jet tempur mesin ganda. Padahal kemampuan kita dalam melompat nggak sebanding dengan jurang teknologi yang harus dilompati. Nafsu besar tenaga kurang. Seperti mbah Smili naksir artis model apa daya kurang ganteng dan terlebih penting lagi kurang tajir.
Mulailah dulu dengan pesawat kitiran. Black Eagle dan N219 sudah bagus. Tinggal terusin pesawat COIN seperti Super Tucano bisa dengan ambil lisensi pembuatannya.
Cocok nih,
Bayi aja juga belajar pelan2 buat berjalan.
Mosok kita tiba2 loncat g karuan. Lupa dengan kemampuan sendiri. G sadar…
Tp tetep semangat bro… Go go go…
mangut2 sambil bilang se7
Mas PAIJO_GESEH
RAHAWALI 720 itu buatan Indonesia yang pengembangan membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun,dan 2017 kemarin baru diuji terbang(masuk dicnn trans TV).
Yang hasil lisensi itu RAJAWALI S-100 ATW SCHIEBEL DRONE buatan SCHIEBEL asal Viena Austria. Untuk RAJAWALI 720 itu buatan Indonesia,hanya saja kurang atw bisa disebut tidak ada perhatian
Sudahlah bro @silverion, ga usah diperpanjang lagi, kalo sampeyan yakin demikian……toh itu juga “ulahnya” teman saya sendiri 😢😤
beda orentasinya kalou dikita mah liatnya dari kacamata proyek yang mana dari kaca mata keekonomisan baik dari segi keefektipan dan keuntungan pokoke engak mau ribet,yang dibuat ribetan dikit itu angaran wang rapat dan seminar nya.
NEW DELHI: India is now formally moving ahead to procure 21 MiG-29 and 12 Sukhoi-30MKI fighters from Russia, along with upgrades of their existing fleets, after the Cabinet Committee on Security approved the production of 83 indigenous Tejas jets last week. For starters, the RFP (request for proposal) for the 21 MiG-29 fighters, whose bare airframes are lying in a mothballed condition in Russia since the later-1980s, will soon be issued to Russian state-run defence export arm Rosoboronexport, said defence sources on Sunday.
Nah ini baru namanya menghargai hasil dalam negri dan terus dikembangkan ke TEJAS MK.2 Penempur klass menegah. Bukan kayak disuatu negri indihomenia yang industri pertamanya bagai anak tiri(anak pungut mungkin). Proyek pesawat tempur JOINT AMA NEGARA LAIN(Bukan kayak negri Bharata buat sendiri) yang dana udah kurang dari 30% malah itu program UDAH MERAT KEAKHIRAT,PROGAM FRIGATE 10514 yang katanya dibuat 6 unit dimana unit ke 5&6 akan disetarakan Destroyer atw HEAVY FRIGATE Malah udah tenggelam di istana ratu Kidul.Buat Tank medium joint juga ama negara lain(bukan buat sendiri.medium bukan MBT) eh kok unit pertamanya/First order kok kagak jadi2. Malahan yang jadi si MAUNG jadi-jadian.Ranpur 8×8(berag varian APC, IFV, FSV) yang mendapat lisensi produksi dengan nama CORBORA. eh kok yang jadi cuma yang kemarin ilu defile.
YA SALLAM
Patut di contoh oleh Indonesia.. Saat industri pertahanan dalam negeri sdh mampu buat, pesan dan pakai sendiri. Ironis industri pertahanan kita adalah saat kita mampu buat ranpur dg spek yg sama, disaat itu institusi TNI dan Polri malah beli dari luar. Bgt pula dg pengadaan senapan dan pistol.. PT. Pindad sdh mampu bikin dg kualitas bagus, tp dibeberapa institusi TNI dan Polri msh beli dari luar.. Ironis.
Ya itu lah negri ini. Bro
Banyak kalau kita mau. Mungkin tahun 2021 ini kalau mau kita udah punya 1 LHD dengan 2 destroyer ama 3 Heavy frigate plus 4 frigate ringan 105 m.
kita udah mampu memotivasi rudal SAM Seacat menjadi DISLITBANGAL SEACAT,tinggal kembangin lagi sperti AFSEL(BERHASIL DENGAN UMKHONTO MR-SAM). Kita juga berhasil upgrade strela menjadi rudal AL-1 tapi kagak ada dukungan. RANPUR BADAK yang seharusnya udah bisa dikembangkaan menjadi 8×8 dengan desain baru tapi udah RIP namanya. Sebelum BLACK EAGLE MALE UAV kita udah punya RAJAWALI 720(1.000 KM dengan kendali setelite, dengan endurance 24 jam lebih) tapi satu unit pun tidak diorder. Senjata bawah air untuk Kopaska pindad udah bisa buat dengan kualitas tidak kalah dari luar negri, eh yang diambil buatan ukraina yang dari segi jangkaun dan beberapa fitur dibawa senjata buatan pindad. Pertanyaan satu apakah semboyan orang yang diatas sudah menjadi “CINTAILAH PRODUK-PRODUK LUAR NEGRI”
bukan lagi”CINTAILAH PRODUK2 INDONESIA”
What……..Rawajali xxx 😨😱😖
Maksudnya kita harus mencintai produk norwegia……😥😥😥
Rajawali sudah ada stempel Karya Anak Bangsa 🤣😃😄🤣
masih banyak yg menghargai kejujuran daripada misguided nationalism.
Stempel TKDN sekian persen.
Perusahaan BUMN seperti Pindad seharusnya ada 2 atau 3 biar berani kompetitif bukan hanya ingin monopoli pasar. Kompetisi menimbulkan inovasi dan peningkatan kualitas produk dan tingkat kepuasan konsumen.
Bukankah Diindonesia juga ada perusahaan yg memproduksi senjata selain pindad misalnya PT Komodo Armament dgn produk terkenalnya Eli gun.
untuk ukuran kelas pespur LCA mahal jg y PesPur Tejas ini hampir US$ 80 jt
Bang
Harga 80 jutaan itu full bang, mulai dari :
1.Avionic(RADAR UTAMA,EWS/PERNIKA,ANTI JAMMING,SISTEM PERINGATAN, IFF, dan candanganya).
2.persenjataan(AAM, ASM, ARM(anti radiasi), anti ship, Bom, dll).
3.Perawatan/Maintanace.
4.Pelatihan untuk pilot dan kru pendukungnya.
5.mesin cadangan(suku cadangnya)
bisa kena embargo g tuh brg2 bawaanya?