Update Drone KamikazeKlik di Atas

Andalan Malaysia, Untuk Kedua Kali Sukhoi Su-30MKM Bakal Unjuk Gigi di Singapore AirShow

Setiap negara pengguna Sukhoi Su-30, tentu sah-sah saja menyebut pesawatnya adalah yang paling canggih. Namun fakta di atas kertas bicara lain, khusus tentang Sukhoi Su-30 maka varian paling canggih di luar kepunyaan Rusia, merujuk pada Su-30MKI milik India dan Su-30MKM kepunyaan Malaysia. Dan ada kabar dari Singapore AirShow 2018, bahwa untuk kedua kalinya Su-30MKM akan memperlihatkan kemampuan aerobatiknya di pameran dirgantara terbesar di Asia tersebut, setelah sebelumnya Su-30MKM juga unjuk gigi di Singapore AirShow 2016.

Baca  juga: GBU-12 LGBs – Bom Pintar NATO Berpemandu Laser, Sukses Diluncurkan dari Sukhoi Su-30MKM Malaysia

Gelombang Sukhoi Su-30MKM mulai diterima perdana TUDM (Tentara Udara Diraja Malaysia) pada 2007, dan hingga kini total 18 unit Su-30MKM dioperasikan AU Kerajaan Malaysia, yang ditempatkan di Skadron No 11 di Gong Kedak, Malaysia Barat. Jelas dari tahun pengadaan, Su-30MKM bukan lagi alutsista baru, namun faktanya Malaysia masih cukup puas dengan kinerja dan tentunya daya deteren dari pesawat tempur bermesin ganda ini. Dua kali ditampilkan dalam ajang sekelas Singapore AirShow menjadi bukti bahwa Malaysia sangat pede dengan jet tempurnya, yang oleh banyak pengamat disebut-sebut sebagai jet tempur tercanggih kedua di Asia Tenggara, setelah F-15SG milik Singapura.

Secara kasat mata, adanya canard dan nozzle mesin TVC AL-31FP yang dilengkapi thrust vectoring, adalah ciri pembeda antara Su-30MKM dengan Su-30MK2 milik TNI AU. Su-30MKM yang dikembangkan dari basis Su-30MKI (India) juga punya jeroan sistem avionik yang berbeda dari Su-30 pada umumnya, yakni sudah kental dengan teknologi dari Eropa Barat.

Su-30MKM AU Malaysia dengan thrust vectoring.

Baca juga: Thrust Vectoring – Teknologi Dibalik Kelincahan Manuver Sukhoi Su-35 Super Flanker

Sebut saja sistem avioniknya mengandalkan produk Perancis yang memang sudah lama punya pasar di Malaysia. HUD mengadopsi Thales CTH3022 wide angle holographic, begitu pula sistem IFF (Identification Friend or Foe) yang juga dibuat Thales. Sistem pod pencari sasaran dan pengarah rudal menggunakan Thales yaitu Damocles targeting & NAVLIR pod. Meski begitu untuk sistem komputer Su-30MKM tetap menggunakan sistem S101 buatan Rusia. Sementara untuk radar N011M dan elektro optik IRST (Infra Red Track and Scan) OLS-30 masih mengacu pada besutan Rusia, yakni serupa dengan Su-30MKI.

Rudal Kh-31 dalam proses loading di Su-30MKM.

Baca juga: Malaysia Telah Uji Tembak Rudal Kh-31, Indonesia Kapan?

Selain asupan solusi dari Perancis, Saab South Africa juga ikut berkontribusi di Su-30MKM, yang dengan pemasangan Saab Avitronics MAW300 Missile Warning Sensor dan LWS350 Laser Warning Sensor. Untuk mendeteksi rudal dengan pemandu radar ada sistem RWS-50RWR.

Satu sistem yang terpasang pada Su-30MKM dan tidak ada pada Su-30MKI adalah sistem pod ECM (Electronic Counter Measure) buatan perusahaan Kaluzhsky Rusia yaitu KNIRTI SAP-518 yang dipasang di ujung-ujung sayap Su-30MKM. Pod ini memungkinkan Su-30MKM melaksanakan misi SEAD (Suppression of Enemy Air Defence), dengan mengacak gelombang radar yang bermain di frekuensi G-J.

Su-30MKM boleh dibilang pesawat tempur berdesain Rusia, namun berisi jeroan gado-gado Timur dan Barat. Dan ketika Indonesia sedang bersusah payah mendatangkan Su-35 Super Flanker, Malaysia nampak masih pede dengan efek deteren Su-30MKM. (Bayu Pamungkas)

28 Comments