Jelang Kedatangan F-16, Argentina Alokasikan Dana US$15 Juta untuk Penyiapan Infrastruktur di Pangkalan Udara
|Setelah Argentina menandatangani kontrak resmi untuk pembelian 24 jet tempur F-16 A/B Block 15 MLU bekas pakai Angkatan Udara Denmark berikut persenjataan, maka berakhir pula drama yang berlangsung lebih dari satu tahun terkait rencana pengadaan jet tempur yang diwarnai kontroversi.
Nah, setelah kontrak pembelian diselesaikan, maka pekerjaan rumah menanti Angkatan Udara Argentina, salah satu yang sangat penting adalah penyiapan infrastruktur dan fasilitas pada pangkalan udara yang bakal menjadi home base Fighting Falcon. Faktanya proyek penyiapan infrastruktur penunjang F-16 harus cepat dijalankan, mengingat jadwal pengiriman unit pertama F-16 eks Denmark dimulai pada akhir tahun ini, sampai awal tahun 2025.
Secara teknis tantangan yang dihadapi Angkatan Udara Argentina lebih kompleks, ketimbang saat TNI AU saat menerima dan menyiapkan kedatangan F-16 A/B Block 15 di Lanud Iswahjudi pada tahun 1989. Yang menjadi tantangan adalah pada kenyataan, bahwa Angkatan Udara Argentina sudah lama tidak memiliki pesawat jet tempur dengan kemampuan yang memadai.
Military Balance 2023 menyebut aset formal Angkatan Udara Argentina hanya 10 jet tempur ringan A-4AR Skyhawk (Fighting Hawk) , yang sebenarnya hanya empat unit yang beroperasi. Ditammbah, pada musim panas tahun 2023, Argentina sepenuhnya menghapuskan Super Etendard, yang “menonjol” dalam Perang Falklands tahun 1982 , dan yang selama beberapa tahun terakhir hanya dalam keadaan besi tua.
Mengutip Info Defensa (6/5/2024), Kementerian Pertahanan Argentina telah mengumumkan rencana untuk menggelontorkan dana US$10 hingga US$15 juta untuk penyiapan infrastruktur bagi pangkalan udara yang akan menjadi ‘sarang’ F-16.
Dalam hal ini direncanakan hanya akan dilakukan pemutakhiran runway, hanggar dan “fasilitas lainnya” di Pangkalan Udara (Lanud) Tandil, dengan perkiraan durasi pengerjaan selama satu tahun. Bandara/Lanud Tandil terletak sekitar 360 kilometer sebelah tenggara dari ibu kota Argentina, Buenos Aires.
Delegasi Angkatan Udara AS, Denmark dan Lockheed Martin, dengan partisipasi perwakilan militer Argentina, telah melakukan penilaian terhadap infrastruktur lapangan terbang di Brigade Udara VI Argentina pada Februari 2023.
Dan tampaknya durasi pengerjaan selama satu tahun dengan biaya hingga US$15 juta didasarkan pada hasil penilaian tersebut. Selama survei lokasi, tim memeriksa aspek logistik, material, dan infrastruktur untuk menentukan persyaratan teknis yang diperlukan untuk mengoperasikan dan memelihara F-16 dengan aman dan efektif.
Sekilas, perkiraan anggaran yang disebutkan di atas terlihat sangat rendah. Namun, di sini amandemen tersebut tidak hanya disebabkan oleh fakta bahwa militer Argentina tidak perlu membangun fasilitas baru untuk F-16 “dari awal”, mereka hanya perlu sedikit memperbarui fasilitas yang sudah ada.
Argentina Borong F-16 Fighting Falcon, Inggris Langsung Cek Kesiapan Tempur di Falkland
Untuk menerima pesawat F-16, landasan pacu suatu pangkalan udara harus memenuhi standar tertentu yang meliputi:
Panjang Landasan
Landasan pacu harus cukup panjang untuk memberikan jarak yang cukup bagi pesawat F-16 untuk lepas landas dan mendarat dengan aman. Panjang landasan yang disarankan untuk F-16 adalah sekitar 8.000-10.000 kaki (2.400-3.000 meter) tergantung pada kondisi lingkungan dan kebutuhan operasional.
Kekuatan Landasan
Landasan pacu harus cukup kuat untuk menahan berat pesawat F-16 dan tekanan yang dihasilkan oleh roda pendaratan selama lepas landas dan mendarat. Kekuatan landasan diukur dalam berbagai kriteria, termasuk PCN (Pavement Classification Number).
Perkerasan Khusus
Untuk pesawat dengan air intake rendah seperti F-16, perkerasan landasan harus dirancang agar tidak merusak air intake pesawat saat lepas landas atau mendarat.
Drainase yang Baik
Landasan pacu harus memiliki sistem drainase yang baik untuk menghindari genangan air yang dapat mengganggu operasi pesawat.
Marka Landasan
Marka landasan yang jelas dan sesuai standar untuk membantu pilot dalam navigasi saat lepas landas dan mendarat, termasuk marka jarak pendaratan dan take-off roll. (Bayu Pamungkas)