AL Australia Pamerkan Speartooth LUUV – Drone Bawah Laut yang Mirip Paus Pembunuh
|Selain mengumumkan proyek pengembangan drone bawah laut yang disebut XLAUV (Extra–Large Autonomous Underwater Vehicle), Angkatan Laut Australia (RAN) rupanya juga mendukung pengembangan jenis drone bawah laut berukuran besar lain, yakni Speartooth LUUV (Large Unmanned Underwater Vehicle). Bedanya bila XLAUV dibuat oleh Anduril Industries, maka Speartooth dibuat oleh C2 Robotics.
Baca juga: Australia Umumkan Proyek XLAUV – Drone Bawah Laut Berukuran Besar
Baik Anduril Industries dan C2 Robotics, keduanya adalah perusahaan lokal yang punya pengalaman dalam pengembangan wahana tanpa awak UUV (Unmanned Underwater Vehicle). Dari ajang Indo Pacific Expo 2022 yang dihelat di Sydney (10 – 12 Mei), untuk pertama kalinya Speartooth diperlihatkan kepada publik.
Perwakilan RAN Warfare Innovation Navy Branch menggambarkan Speartooth LUUV sebagai sistem berbiaya rendah yang dapat diproduksi dalam skala besar. Kesepakatan untuk melakukan pengembangan Speartooh ditandatangani antara AL Australia dan C2 Robotics pada Januari 2022.
Dengan desain laksana paus pembunuh (orcinus orca), Speartooth disebut mampu melakukan spektrum misi yang luas yang terkait dengan fungsi kendaraan bawah air tak berawak. Dikutip dari Janes.com (11/5/2022), karena alasan kerahasiaan, pihak pengembangam drone bawah laut ini tidak bersedia memberikan rincian lebih lanjut tentang spesifikasi Speartooth.
Speartooth dikembangkan secara independen oleh C2 Robotics, sebuah perusahaan kecil Australia yang berbasis di Victoria pada awal tahun 2021. AL Australia kemudian memutuskan untuk mendukung proyek ini dan membawa sistem LUUV ke tahap pengujian.
Ada dua varian prototipe Speartooth yang dibuat C2 Robotics. Yang pertama, varian LUUV dengan panjang 8 meter dan lebar 1 meter. Varian ini dapat menjangkau kedalaman hingga 2.000 meter dan jarak jelajah sampai 2.000 Km. Speartooth ini ditenagai baterai Lithium-ion (Li-ion). Drone bawah laut ini dilengkapi large flexible payload bay, C2 system, direct propeller propulsion, variable buoyancy propulsion dan digital periscope system. Yang kedua, varian LUUV dengan panjang 4 meter dan lebar 0,5 meter, serta memiliki spesifikasi operasional yang hampir sama dengan varian 8 meter.
Kedua varian Speartooth LUUV memiliki lambung komposit dan telah dirancang dengan ruang muatan besar dan fleksibel yang dapat dipasang dengan berbagai jenis sensor dan instrumen bawah air.
Periskop digital Speartooth akan memungkinkan LUUV untuk tetap terendam untuk waktu yang lama, sementara juga memungkinkan akses Satcom (komunikaasi satelit) untuk transfer data dan potensi tugas ulang, serta menawarkan sensor visual untuk memberikan pandangan pada lingkungan permukaan. (Gilang Perdana)
Wow jangkauan 2000 km, udah pasti masuk Indonesia diam-diam lah 😂😂😂
saya khawatirkan ini sang pembantai kapal selam/permukaan.. indonesia perlu membuat banyak drone tidak berawak ini…
Apa kabar rencana pembuatan kapal selam tanpa awak Indonesia oleh PT. Pal, semoga bisa terealisasi, aamiin 🤲🏻