AL Australia Mulai Pensiunkan Kapal Patroli ‘Canggih’ Armidale Class
|Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy/RAN) kembali membuat berita, pasalnya dalam waktu dekat ini akan memensiunkan kapal patroli cepat yang dikenal sebagai penjaga teritorialnya, yaitu Armidale Class. Bisa dibilang mengejutkan, lantaran kapal patroli Armidale Class terbilang canggih, punya desain modern dan usianya relatif muda.
Baca juga: Armidale Class RAN – Kapal Patroli Penjaga Batas Laut Teritorial Australia
Keputusan AL Australia memensiunkan secara bertahap Armidale Class, terkait dengan rencana Negeri Kanguru tersebut untuk mengadopsi jenis kapal patroli baru – offshore patrol vessels (OPV) yang dikenal sebagai Arafura Class, yang akan mulai diterima AL Australia pada akhir 2021.
Dikutip dari Janes.com (15/3/2021), kabar mulai pensiun Armidale Class diumumkan AL Australia pada 14 Maret lalu. Kapal pertama yang akan dipensiunkan adalah HMAS Pirie yang kabarnya akan resmi dipensiunkan pada 26 Maret 2021 di pangkalannya di Morenton, Brisbane.
Armidale Class adalah kapal patroli produksi Austal Ships (Defence Maritime Service Pty), total ada 14 unit Armidale Class yang dibuat, namun satu unit, HMAS Bundaberg, terbakar dan total lost pada tahun 2014. Kapal pertama dari kelas ini adalah HMAS Armidale yang masuk kedinasan AL Australia pada Juni 2005, sementara kapal terakhir adalah HMAS Glenelg yang masuk kedinasan pada Februari 2008.
Untuk standar kapal patroli, Armidale Class terbilang jauh lebih canggih jika dibandingkan rata-rata kapal patroli TNI AL, sebagai persenjataan dipasang kanon Bushmaster kaliber 25 mm yang diintegrasikan dengan perangkat pembidik dan sistem dudukan senjata naval stabilized gun deck jenis Typhoon buatan Rafael, Israel.
Sistem RCWS tersebut menjamin akurasi tembakan kanon saat kapal dalam keadaan terayun akibat hempasan gelombang atau kecepatan tinggi dari kapal. Kanon ini ditempatkan di bagian haluan ini terintegrasi dengan radar dan perangkat bidik low light. Sebagai senjata pendukung ada dua pucuk SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7 mm yang dioperasikan secara manual.
Dari sisi material, lambung kapal dibuat dari bahan alumunium alloy yang ringan namun cukup kuat. Dengan baling-baling ganda dan dilengkapi Seastate Active Ride Control System, Armidale Class tak ragu diajak bermanuver hingga kondisi laut tingkat 5 (sea state 5), dimana ombak bisa mencapai ketinggian empat meter. Dengan tingkat kestabilan mumpuni, maka kapal sanggup melaju pada kondisi sea state 4 (ombak setinggi 2,5 meter) hingga 24 jam nonstop.
Dilihat dari spesifikasi persenjataan, jelas Armidale Class bukan diciptakan untuk misi tempur lanjut. Sejatinya kapal ini dirancang untuk dukungan keamanan sipil di wilayah perairan Australia, seperti penjagaan perbatasan laut, serta patroli perlindungan nelayan dan perikanan di kawasan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif).
Dengan beragam keunggulan teknologi dan desain, plus usia kapal yang masih muda. Boleh jadi akan ada negara yang tertarik untuk membeli kapal patroli yang kondang lewat serial TV Sea Patrol ini. (Bayu Pamungkas)
Kalo baca lagi kajian dan saran BPPT mengenai desain KCR-60….BPPT menyarankan utk memperpanjang hull minimal hingga 70 m supaya KCR bisa tetap beroperasi pada kondisi gelombang tinggi yg sering terjadi pada musim tertentu diperairan sebelah utara khatulistiwa, sekaligus menjaga kekuatan struktur lunas kapal tetap tahan
pada kondisi gelombang tsb 🤷
Armidale yang panjangnya tak sampai 60 meter, apalagi dg desain konstruksi megikuti standar kapal sipil, pastinya lebih inferior………👉👉👉 maka dia dipensiun dini, bukan karena alasan utk meminimalkan tipe kapal, tapi memang desainnya jelek…..dah itu saja @arif aka @aming 😏
oh be gitu yaa…😅
jadi kapal kecil memang merepotkan tidak bisa memenuhi standar yang diperlukan jadi harus diganti dengan yang lebih besar…bukan….??? itu sederhana nya kapal kecil tidak digunakan lagi dan class frigate akan mengantikan pungsinya begitu bukan…???
Tiada kata lain : hibahken ke tetangge!
😁
produksi jumlah kapal patroli mini robot tanpa awak spt sudah diperbanyak militer singapore… cukup disegani di perbatasan..
Boleh nih
Maaf out of topic tapi masih tentang kapal.
Iver dari Denmark dan dibantu Babcock dari Inggris.
Sementara itu All England ada di Inggris dan penyelenggaranya adalah Badminton World Federation yang dipimpin oleh Paul Erik Hoyer Larsen yang adalah seorang pria yang berasal dari Denmark.
Wah kok cocok banget ya?
Bagaimana cara kita membalas perlakuan mereka ke atas tim bulutangkis kita?
Ini caranya :
Batalkan pengadaan fregat Iver dan turunannya yang dibangun oleh Babcock. Alihkan ke FFM30 jepang dan Bergamini.
Biarkan mereka bersukacita atas didepaknya tim bulutangkis kita tapi mereka tidak akan terima satu sen pun atas pengadaan fregat kita.
It’s a Win Win solution.
itu kelakuan anak anak namanya om tung……kita pilih pengadaan alutsista kan berdasarkan kepentingan ekonomi politis bukan pada sentimen kebangsaan dangkal…apa lagi kata halu tentang kemandirian…itu mah kelamaan yang kita butuhkan saat ini dan lima tahun kedepan tetap aman stabil baik ekonomi maupun politik…😇
Bukankah selama ini pembelian alutsista dan produk komersil dari inggris lekat dg transaksi yg berbau korupsi ya……@arif bijaksitu 😷😷😷
– Sekorpiyon
– Hauk
– AWHE-101
– Mesin pesawat Rol Rois
Eyaaaaaaaaaa…….rupanya telah mulai timbul bibit-bibit perpecahan antara @tukang ngitung vs muridnya, si @aming aka @arif 😂😂😂
#mau bilang pilih Sigma 11515Id aja pake shy-shy cat 🐒
Seperti pernah kureview sebelumnya ttg pros&cons dari masing-masing peserta 🤷
1. FREMM_Italy:
– Paling mahal karena dipaketkan dg cms, sensor dan rudal aster
– Pemilihan cms dan sensor buatan leonardo artinya juga membuka sistim logistik yg baru AL
2. Arrowhead 140….👉👉👉 kalo ini maju, berarti Iver batal ya 🤗
– Di yunani, penawaran arrowhead mendapat penilaian yg rendah meskipun secara konsep dan biaya yg ditawarkan cukup menarik….hal ini karena superstruktur arrowhead mengadopsi matrial alumunium yg kemampuan menyerap panas nya lebih rendah dibanding matrial baja 👉👉👉 pelajaran dari bencana Sheffield ☝️
– Desain survivabilitas arrowhead 140 tergolong rendah dibanding desain survivabilitas kapal perang sekelas standar NATO ✌️. Hal ini terjadi akibat desain AH-140 adalah turunan dari desain Iver, dimana untuk mempertahankan biaya pembuatan yg rendah, Iver mengaplikasikan sistim perpipaan utk air dan HVAC yg tidak independen (menerus dari haluan ke buritan)….hal ini ditempuh demi “pengiritan” biaya 👉👉👉 maka benar apa yg tertulis dalam kitab: “Ada harga, ada rupa”….atau kalo orang prancis bilang “Harga tak pernah bo’ong” 🤗
Lagi-lagi pengalaman dari terbakar dan tenggelamnya destroyer Sheffield akibat kegagalan sistim desain diatas, agaknya diabaikan demi mengejar biaya yg rendah 😣😣😣
3. 30FFM, secara konsep sangat menarik…..sayangnya AL belum siap atau belum punya konsep fregat yg didedikasikan utk peperangan anti kapal selam, sebesar dan sekompleks ini 👉👉 5000 an ton
– Kendala pertama adalah tentang pemilihan radar X band sbg radar utama 👉👉👉 X band kurang cocok/kurang handal dioperasikan pada iklim tropis karena degradasi perfomanya yg tinggi akibat curah hujan dan kelembaban yg tinggi 👉👉👉 padahal dinegara tropis kelembaban yg tinggi terjadi sepanjang tahun ☝️
– Fregat jepang disebut menggunakan CMS yg desainnya ciamik dan banyak mendapat pujian……tapi mana yg lebih penting: Desain ciamik vs aspek fungsionalitas 🤷
CMS Tacticos memiliki pengalaman panjang dalam mengintegrasikan berbagai sensor, senjata dan wahana perlindungan diri dari berbagai vendor yg beragam….bahkan buatan cina 🤗
Jadi seandainya kita memilih 30FFM berikut CMS nya yg berdesain ciamik, tapi kita tak ingin mengadopsi radar dan persenjataan buatan jepang…….berarti siap-siap keluar biaya tambahan utk mengintegrasikan ke CMS origin jepang…..dan tentunya akan memakan waktu yg lebih panjang dlm melakukan kustomisasi ini 😥😥😥
– Jebakan “hidden cost” dari alutsista buatan jepang 😱😱😱. Jepang yg selama ini tidak pernah mengekspor alutsista utama buatannya mengambil strategi mendesain umur ekonomis alutsista buatannya lebih pendek dari umur ekonomis alutsista desain eropa dan amerika……hanya 20 tahun, supaya industri alutsista jepang mendapat pesanan secara reguler 🤷
4. Improvised SIGMA 10514 👉👉👉 berbasis desain SIGMA 11515 HN
– Desain ini mempunyai kelemahan utama, yaitu: Kemhan pesannya kurang banyak 🏃💨💨💨💨
Jepang yg selama ini tidak pernah mengekspor alutsista utama buatannya mengambil strategi mendesain umur ekonomis alutsista buatannya lebih pendek dari umur ekonomis alutsista desain eropa dan amerika…
🙄😵🤒🤕
gimanah nih maksudnya….???
pertama dibilang belum diexport lanjutanya malah bilang umur nya pendek…punya om kalih nyang pendek….😅
suka mengada ada om satu ini kalou buat alasan😂🤣🤣umur itu kan tergantung perawatan kalou ketingalan jaman tingal diupgrade toh om🤑🤑🤑
Apa belum kenal yg namanya “umur rencana” aka “umur ekonomis”…..atau saat kuliah HI tidak diajari materi ttg “umur rencana” 🤷
engak ada om saya tuh engak sekolah…karna jaman itu orang tertentu saya yang sekolah…!!!
tapi saya maksud nyang om kata deh ah…tapi tetap bukan masalah utama atau isu pokoknya….!!!
oleh sebab itu penjajakan dan negosiasi memakan waktu panjang karna semua harus diperhitungkan termasuk biyaya dan hal lainya…!!!
Boleh dong kalo sekedar bikin analisa abal-abal…..yakan kak @aming 😉
Dan pada putaran selanjutnya, tinggal Arrowhead 140 dan Improvised Sigma 10514 yg akan berkompetisi ketat 💪💪💪
boleh sangat sangat boleh dan sangat bagus itu….ketimbang buat nganalisa…..yang kurang bermanfaat atau malah buat gaduh dunia kan bagus beri masukan hal vositif…😅
engak masalah apa kapal nya yang penting armament dan isinya itu buatan luar negri juga…😅karna kita toh belum bisa buat juga…!!!
atau mungkin bisa jadi “apa pun kapalnya tetap wang kopi yang utama”….jadi situ sebagai sales kalou mau licin jalanya harus siram pelumas dulu ya…🤑🤣
SEMOGA TIDAK DITAWARKAN KE INDONESIA
#MALU BELI ALUTSISTA BEKAS
“Rasanya julukan canggih kurang tepat disematkan pada kapal ini…..termasuk keluhan dari ABK nya yg tersiksa oleh ketidakmampuan kapal dlm menghadapi ombak besar 🤔”
🦋🦋These little ships of the Armidale class are relatively new, with the first entering service in 2005 and the newest in 2008. (Their specifications are here.) Even so they have developed problems in service that has been blamed on both the heavy usage they have gotten as the illegal immigration problem has gotten much worse than anticipated and on their essentially commercial specifications.
Apparently the demanding usage has resulted in cracks in several of the vessels including restricting the first of class to less demanding training missions.
This problem came to the public’s attention in August. Since then it has apparently gotten worse.
Some speculate that the defects have been due to the use of commercial specifications. That the specification would have been alright for a vessel that could choose to avoid bad weather, but were not sufficient for a vessel that’s mission would entail going into bad weather to conduct search and rescue operations.
The other explanation is that because of the high tempo of operations, there has not been sufficient time for maintenance🦋🦋
Angkut bungkus buat kapal patroli lumayan nambah 14 unit yg penting kuantitas dng luas teritori laut kita yg luas..
Bakal dihibahkan ke filipina… Yakin deh hehehe… Unt tugas di LCS…
Kalau dikasih gratis boleh lah, kalau suruh beli mending buat baru biar galangan kapal Nasional hidup. Tambah aja KCR 60 nya sejumlah armidale 14 unit bagi2 ke banyak galangan kan cepet juga keluar nya…
bahkan australia juga mencermati bahwa banyak tipe kapal tidak menjamin hal baik…sekarang mulai menyederhanakan dan mengabung type kapal…patut diacungi jempol karna cepat dan tangap atas saran dan konsep baik dari nitizen visioner….good joob👍