Update Drone KamikazeKlik di Atas

Swedia Hadapi Masalah Pelik, Industri Pertahanan yang Minus Rantai Pasokan dan Angkatan Udara yang Kekurangan Pilot Tempur

Meski dikenal dengan basis industri pertahanan yang kuat, dan postur militer yang modern. Namun, Swedia kini mengalami kegalauan akut. Buntut dari invasi Rusia ke Ukraina, mendorong negara Skandinavia ini untuk tidak lagi netral, bersama dengan Finlandia, Swedia telah memohon untuk menjadi bagian dari NATO, yang sampai saat ini statusnya masih diganjal oleh Turki. Lepas dari itu, rupanya ada persoalan serius yang dihadapi militer Swedia.

Baca juga: Turki Setujui Masuknya Swedia dan Finlandia Menjadi Anggota NATO, Tapi ada Syaratnya

Laporan tahunan angkatan bersenjata Swedia Tahun 2022 yang baru diterbitkan telah memaparkan sejumlah kesulitan operasional dan industri yang dihadapi negara itu, yang meliputi kekurangan rantai pasokan industri pertahanan dan krisis pilot yang menyebabkan jam terbang jet tempur Gripen turun hampir 12 persen dibandingkan tahun 2021.

Dikutip dari Breakingdefense.com (23/2/2023), di sepanjang tahun 2022, perang di Ukraina dan kekurangan pemasok secara langsung mengarah pada tantangan berat dalam pemeliharaan peralatan militer dan berakibat pada penundaaan pengiriman kapal Signal Intelligence (SIGINT) yang baru, HSwMS Artemis.

Kekurangan pilot menyebabkan Angkatan Udara Swedia mencatat 1.363 jam terbang lebih sedikit pada tahun 2022 untuk armada Gripen-nya, dibandingkan 11.727 jam yang dicakup pada tahun 2021. Hal itu menimbulkan pertanyaan serius tentang kekuatan udara Swedia pada saat.

Faktanya, selain kekurangan pilot tempur, Angkatan Udara Swedia juga kekurangan teknisi penerbangan. Namun, kekurangan pilot secara khusus diidentifikasi sebagai sumber masalah terbesar, bersama dengan 30 pilot yang mengambil cuti studi.

“Pada tahun 2022, cuti tidak mempengaruhi pelaksanaan tugas utama secara signifikan, namun kemampuan angkatan udara untuk terus melatih dan memelihara unit tempur telah menurun secara signifikan,” tambah laporan tersebut. “Jika cuti terus berlanjut dari waktu ke waktu, kemampuan unit militer juga akan menurun, terutama dalam hal kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas utama.”

Baca juga: Swedia Dobrak Tradisi Netral, Kirim 5.000 Roket Anti Tank AT-4 Ke Ukraina

Saab menerima kontrak SEK500 juta (US$48 juta) pada Desember 2022 untuk meningkatkan armada Gripen C/D Angkatan Udara Swedia sehingga dapat tetap beroperasi hingga tahun 2035. Stockholm juga telah setuju untuk mengakuisisi 60 jet tempur Gripen E yang lebih canggih untuk arsenal angkatan udara. (Bayu Pamungkas)

5 Comments