Air Refueling Probe Patah di Udara, Jet Tempur Rafale-M Mendarat Darurat di Malta
|Sebuah jet tempur Rafale-M (Marine) Angkatan Laut Perancis yang bermarkas di kapal induk Charles de Gaulle, dilaporkan mengalami insiden pada hari Minggu malam, yang mengakibatkan pesawat twin engine yang sedang dilirik AL India itu terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Malta. Penyebab insiden telah diketahu, bahwa terdapat masalah pada proses pengisian bahan bakar di udara (air refueling).
Baca juga: Lepas Landas via Ski-Jump dengan Payload Penuh, Rafale-M Tampil Memukau di India
Dikutip dari newsbook.com.mt (7/2/2022), disebutkan insiden kedaruratan terjadi saat nozzle pada probe Rafale patah saat di udara, karena kejadian tersebut pesawat tidak dapat menerima pengisian bahan bakar di udara, dan rawan untuk kembali ke basisnya di kapal induk Charles de Gaulle.
Tak lama setelah Rafale-M mendarat di Malta, tim teknis AL Perancis yang menggunakan helikopter NHI NH-90 NFH ‘Caiman’ dikirim dari kapal induk de Gaulle untuk melakukan perbaikan. Rupanya tak butuh waktu lama untuk perbaikan, pasalnya pada tengah malam, Rafale sudah dapat terbang kembali ke kapal induk. Ini bukan pertama kalinya jet Perancis melakukan pendaratan darurat di Malta, dengan dua pesawat tempur Rafale Angkatan Udara Perancis pernah mendarat di Malta pada Juli 2011 setelah salah satu dari mereka melaporkan masalah teknis.
Beberapa minggu sebelumnya, pada April 2011, dua jet tempur Mirage F1 Angkatan Udara Perancis juga melakukan pendaratan darurat di Malta karena kehabisan bahan bakar.
Baca juga: Optimalkan “Buddy to Buddy” Air Refueling, Jet Tempur Rafale Gunakan NARANG Pod
Rafale menganut model air refuelling probe yang tak bisa dilipat ke dalam bodi (non retractable probe). Agak berbeda dengan jet tempur papan atas generasi terbaru yang sudah menganut mazhab retractable probe. Dengan non retractable probe yang terpasang di depan kaca kokpit, otomatis mengurangi sudut pandang pilot (cockpit view). Beberapa literasi menyebut non retractable probe yang terpasang ‘tetap’ tersebut dapat menciptakan large blind spot pada cockpit view. (Bayu Pamungkas)
AK-47 itu jangkauannya cuman 600-900 kaki dhek Tukimin, gak akan bisa nembak UAV yg lagi terbang 25.000-50.000 kaki diatasnya kecuali kalo pake S-400, itu aja kalo bisa nembak soalnya tuh drone bakalan kecil banget di layar S-400, pake Pantair atau Buk-M gak kebaca Ama radarnya. Hhhhhhhhhh
Blind spot lebay
Kepala manusia kok di ibaratkan kamera permanen
tinggal gerak dikit ke kanan dan kiri blind spotnya hilang
sama dengan spion pada speda motor
kecuali ketutup tembok besar itu baru bisa dikatakan blindspot
Wah pak Menhan sudah mau aktifkan 6 Rafale yg diambil dari dana untuk pembelian SU 35..by by SU 35..mari pulang marilah pulang sampai berjumpa lg..
Depan kantor gua. Itu kenapa gua kaget ko AU malta punya rafale padahal mentok F16
Kemaren ada yg komen begini diartikel drone pembawa drone :
” Sangat menarik karena jangkauan serang dan deteksi pasukan US akan mencapai lebih dari 1500 mile ”
————————————————————
Dia gak tau kalo dronenya cuma punya kecepatan maksimum 277 km per jam dan kecepatan jelajah 148 km per jam. Akan sangat mudah ditembak jatuh dng bedil AK-47 layaknya Apache yg dng mudah dirontokan tembakan bedil AK-47 para petani…😁😁
Itu blom lg jika berhadapan dng perangkat jammernya, bisa dibuat loyo itu drone dan berjatuhan bagai daun rontok dimusim gugur… 😂😂
Mimpimu ketinggian tong.
Ya. Salaamm…🤣🤣
Blind spot kalo niru Madzhab Ruski yg suka main Within visual range.
Retractable probe makan tempat di bodi pespur dan lebih tinggi biaya perawatannya
Kalah Hawk 109/209 dong yg sdh mengadopsi sistem rectable probe. Padahal pesawatnya imut. Klo probe nya nongol bgt, akan memperbesar tampilan pesawat di radar musuh.
Marine Nationale…….
https://youtu.be/Vw39nzIZgDk
Tuh khan, ada blind spotnya.