Boeing Uji Rapid Delivery Release (RDR), Pangkas Birokrasi Pengadaan Suku Cadang Jet Tempur

Operasional jet tempur sudah barang tentu tak bisa dilepaskan dari pasokan dan ketersediaan suku cadang, namun, birokrasi pengadaan kadang membuat proses berlangsung lama, yang ujung-ujungnya dapat berpengaruh pada tingkat kesiapan operasional jet tempur, khususnya yang berada di front line akan dipertaruhkan.
Berangkat dari kondisi klasik di atas, Boeing dan Defense Logistics Agency (DLA) sedang menguji Rapid Delivery Release (RDR), yaitu model penyederhanaan dan percepatan proses birokrasi dan kontrak untuk pengiriman suku cadang militer yang mendesak.
Secara tradisional, setiap permintaan suku cadang darurat memerlukan siklus proposal, penawaran, dan peninjauan kontrak yang memakan waktu berbulan-bulan, yang dipandang sebagai birokrasi yang lambat. Lewat RDR, pihak Pemerintah AS dan Boeing membuat kerangka kerja kontrak umum (framework) terlebih dahulu. Ketika permintaan mendesak muncul, kerangka kerja ini digunakan berulang kali tanpa perlu meninjau ulang kontrak dari awal. Ini memotong birokrasi berbulan-bulan.
Sistem RDR memungkinkan Boeing untuk segera bertindak dan mengirimkan suku cadang setelah permintaan muncul, karena izin dan struktur harga sudah ditetapkan di muka. Ini menghilangkan fase “menunggu persetujuan birokrasi” yang menjadi penghambat utama. Model ini mengakui bahwa dalam kasus darurat seperti AOG (Aircraft on Ground), waktu adalah faktor utama, bukan harga terendah.
Dengan memprioritaskan kecepatan di atas birokrasi penawaran harga yang kompleks, prosesnya menjadi lebih sederhana dan berorientasi pada hasil (kesiapan armada).
Seperti dikutip Defence Blog, uji coba pertama DLA yaitu untuk mendukung operasional jet tempur F-15 Angkatan Udara AS. dan berhasil mengirimkan suku cadang beberapa bulan lebih cepat daripada proses kontrak tradisional.
Boeing mengatakan suku cadang yang dipilih sengaja diambil untuk memvalidasi alur kerja internal, serah terima antar tim, dan kesiapan rantai pasokan. Uji coba ini dimaksudkan untuk memastikan apakah proses tersebut dapat mendukung kebutuhan mendesak dan membantu mempertahankan kesiapan armada.
Boeing menyatakan bahwa semua pengiriman di bawah tes sejauh ini telah sampai ke pelanggan lebih cepat daripada jika menggunakan proses lama (legacy process). Kemampuan untuk mempersingkat waktu tunggu adalah inti dari model ini, terutama dalam situasi di mana pesawat harus diperbaiki dengan cepat agar tetap dalam layanan.
RDR tidak menggantikan prosedur akuisisi saat ini tetapi menyediakan alternatif ketika kesiapan dan kecepatan respons menjadi prioritas. Proses tradisional tetap berlaku untuk situasi di mana persaingan harga, penganggaran jangka panjang, atau perencanaan pengadaan yang lebih luas diperlukan.
Demonstrasi pertama dilakukan untuk dukungan suku cadang F-15, tetapi Boeing mengatakan minat telah tumbuh di platform lain. Perusahaan dan mitra pemerintah saat ini sedang menguji daftar suku cadang serupa untuk F/A-18 dan AV-8B, dan Boeing sedang mempersiapkan sumber daya rantai pasokan di Mesa, Arizona, dan Philadelphia, Pennsylvania, untuk mendukung perluasan model untuk pesawat vertical-lift. (Gilang Perdana)
Punya Kesamaan 70% Suku Cadang dengan F-16, Mesir Tengah Godok Serius Akuisisi FA-50 Fighting Eagle

