Setelah Iron dan Steel Dome, Kini Taiwan Umumkan “T-Dome” Sebagai Sistem Pertahanan Udara Berlapis dan Terintegrasi

Mengikuti langkah Israel, Presiden Taiwan, Lai Ching-te, secara resmi mengumumkan dan memperkenalkan nama “T-Dome” dalam pidatonya pada Hari Nasional (Double Ten Day) Taiwan pada tanggal 10 Oktober 2025.
Baca juga: Rumania Bakal Menjadi Negara Eropa Pertama yang Mengoperasikan Sistem Hanud Iron Dome
Meskipun sistem pertahanan udara multi-lapis terintegrasi (seperti Patriot dan Tien Kung) sudah ada sebelumnya, nama T-Dome (kependekan dari Taiwan Dome) adalah label baru yang diberikan oleh pemerintah untuk mendefinisikan dan mempercepat upaya modernisasi serta integrasi sistem pertahanan udara nasional tersebut.
Penggunaan nama ini, yang secara jelas terinspirasi dari Iron Dome Israel dan Golden Dome AS, menandakan penekanan Taiwan pada pengembangan kapabilitas pertahanan berlapis di tengah meningkatnya ancaman dari Cina.
Para ahli militer dan pejabat Taiwan mengonfirmasi bahwa nama “T-Dome” sengaja dipilih untuk mengambil inspirasi dari Iron Dome Israel. Namun, T-Dome bukan hanya sistem pencegat roket jarak pendek seperti Iron Dome saja, melainkan sebuah sistem pertahanan yang jauh lebih komprehensif. T-Dome adalah sistem pertahanan udara terintegrasi multi-lapisan (Multi-Layered Integrated Air Defense System), dengan tujuan menciptakan “jaring pengaman” (safety net) di atas Taiwan untuk melindungi dari ancaman militer yang semakin canggih dari Cina.

T-Dome mengintegrasikan semua aset pertahanan udara Taiwan yang sudah ada dan yang baru dikembangkan menjadi satu sistem komando dan kontrol yang efisien. Fokusnya ada pada Integrasi Sistem Sensor-to-Shooter, yang menjadi aspek kunci. T-Dome akan mengadopsi mekanisme yang mirip dengan Integrated Battle Command System (IBCS) milik AS. Tujuannya adalah menghubungkan radar deteksi secara cepat (sensor) dengan sistem senjata (shooter) untuk respon yang lebih cepat dan tingkat keberhasilan intersepsi (kill rate) yang lebih tinggi.
Kemudian Pertahanan Multi-Lapisan, sistem ini dirancang untuk menghadapi berbagai ancaman di semua ketinggian (all altitudes): rudal balistik, jet tempur, hingga drone (UAS). T-Dome juga akan mengintegrasikan sistem yang sudah ada seperti Patriot (buatan AS), Tien Kung (Sky Bow / buatan Taiwan), dan rudal jarak pendek lainnya, serta sistem anti-drone (C-UAS) yang lebih baru.
Rencana pengembangan T-Dome akan mengintegrasikan teknologi tinggi, terutama Kecerdasan Buatan (AI), untuk memproses data radar dan mengoordinasikan penargetan secara lebih efektif.
Meskipun terinspirasi dari Iron Dome, T-Dome memiliki cakupan ancaman yang lebih luas, menjadikannya lebih mirip pada sistem pertahanan rudal terintegrasi level negara yang digunakan oleh AS, Jepang, atau Korea Selatan.
Lebih Mirip Steel Dome (Turki)
Pada dasarnya T-Dome Taiwan jauh lebih mirip dengan Steel Dome Turki daripada Iron Dome Israel. T-Dome (Taiwan Dome) memang sangat mirip dengan Steel Dome (Çelik Kubbe) Turki, karena keduanya memiliki filosofi pertahanan yang sama: sistem pertahanan udara terintegrasi multi-lapis (multi-layered) yang dirancang untuk melindungi seluruh wilayah udara negara dari berbagai jenis ancaman, bukan hanya roket jarak pendek.
Kedua sistem (T-Dome dan Steel Dome) bertujuan untuk menggabungkan banyak sistem pertahanan (jarak dekat, menengah, dan jauh) di bawah satu sistem komando dan kendali untuk memaksimalkan efisiensi dan tingkat intersepsi (kill rate).
Lantaran T-Dome adalah sebuah inisiatif integrasi besar, target realisasinya dibagi dalam tahapan anggaran dan pengembangan jangka panjang. Pemerintah Taiwan berencana mengajukan proposal anggaran khusus militer pada akhir tahun 2025 (sebelum akhir tahun fiskal) untuk mendanai pengadaan dan integrasi awal sistem T-Dome.
Pejabat militer menyebutkan bahwa “integrasi awal” (initial integration) mekanisme sensor-to-shooter diharapkan dapat dimulai segera setelah anggaran disetujui.
Presiden Lai Ching-te mengaitkan pengembangan T-Dome dengan target anggaran pertahanan yang lebih besar, mengindikasikan bahwa realisasi penuh akan memakan waktu bertahun-tahun. Meskipun tidak ada waktu spesifik untuk T-Dome beroperasi penuh secara nasional, para analis menganggap tujuan anggaran 5% PDB pada 2030 sebagai timeline indikatif di mana Taiwan berharap proyek integrasi besar ini mencapai kematangan operasional. (Gilang Perdana)
Hadapi Invasi Beijing, Taiwan Mulai Produksi Massal Sistem Hanud TC-2 (Rudal Sky Sword II)


Jika bergeser ke selatan yaitu negara kepulauan terbesar di dunia, apakah kita bisa mengikuti dan mencontoh lalu mengembangkan konsep pertahanan udara multi-lapis yang terintegrasi serupa yaitu I-Dome yang merupakan kependekan dari Indonesia-Dome? 🤔 namun, lagi-lagi akan muncul pertanyaan “Taiwan Jelas, Lha Kita Mau Perang Sama Siapa?” 😂