VAMTAC ST5 4×4 RAPIDRanger: Rantis Pengusung Rudal Starstreak RCWS Arhanud TNI AD
Rantis (kendaraan taktis) asal Spanyol ini memang terlihat sangar, namun sejatinya tak ada yang terlalu unik bila disandingkan dengan rantis Sherpa Light Scout buatan Renault atau Komodo 4×4 produksi PT Pindad. Namun kendaraan yang disebut VAMTAC (Vehículo de Alta Movilidad Táctico) 4×4 atau High Mobility Tactical Vehicle produksi URO Vehículos Especiales (UROVESA) ini memang ‘harus’ melenggang masuk ke arsenal rantis TNI AD, pasalnya VAMTAC menjadi bagian dari sistem ForceShield rudal Starstreak untuk Arhanud TNI AD.
Baca juga: Renault Sherpa Light – Rantis Pengusung Rudal Mistral RCWS Arhanud TNI AD
Seperti telah dibahas di artikel terdahulu, sistem ForceSHIELD terdiri dari terdiri dari radar CONTROLMaster200 (SHIKRA), RAPIDRanger mobile weapon systems, dan Lightweight Multiple Launcher (LML). Yang disebut terakhir LML adalah platform peluncur dari rantis Land Rover Defender. Satu jip Land Rover dibekali satu tiang model MANPADS dengan tiga peluncur yang siap ditembakkan. Di bawah plat lantai, tersedia ruang untuk penyimpanan 6 unit rudal Starstreak. Peluncur dalam pola LML dilakukan secara manual oleh seorang juru tembak. Sebaliknya RAPIDRanger mobile weapon systems lebih maju, dimana peluncuran rudal menggunakan RCWS (Remote Control Weapon System).
Nah, RAPIDRanger ini diusung dalam platform rantis VAMTAC. Konfigurasi antara VAMTAC dan sistem Starstreak telah dirancang agar sesuai oleh pihak Thales Air Defence. Bagaimana jika Starstreak dipasang pada rantis jenis lain? Jawabannya tentu bisa-bisa saja, asalkan biaya pengujian, integrasi sistem, instalasi serta beban biaya lainnya menjadi tanggungan user. Pola RAPIDRanger sedikit banyak mirip dengan rudal MANPADS Mistral yang dipasang dengan RCWS pada rantis Renault Sherpa Light. Pun jumlah rudal yang siap ditembakkan dalam satu kubah serupa, yakni ada empat peluncur. Selain bisa ditembakkan oleh gunner di dalam kabin rantis, sistem RCWS Mistral dan Starstreak RAPIDRanger dapat dikendalikan secara terintegrasi oleh unit command and control.
Baca juga: Starstreak HVM – Rudal Tercepat Arhanud TNI AD
Dikutip dari Shephardmedia.com (20/4/2016), disebutkan tipe yang akan diakuisisi untuk Arhanud TNI AD adalah URO 4×4 VAMTAC ST5, dengan jumlah yang didatangkan sebanyak 20 unit rantis. Dalam beberapa publikasi, rantis VAMTAC dan Land Rover Defender telah tiba di fasilitas perakitan dan integrasi sistem PT Len Industri.
Tentang VAMTAC sendiri, nasibnya boleh dibilang beruntung terdongkrak populer secara penjualan, lantaran sudah ‘dipaketkan’ oleh Thales dalam sistem ForceShield untuk rudal Starstreak. Selain Indonesia, Malaysia sejak 2008/2009 malah sudah meng-order lebih dari 100 VAMTAC dalam berbagai varian. Sebagai informasi, Malaysia juga membeli sistem ForceShield rudal Starstreak untuk kebutuhan angktan daratnya. Meski tak mengoperasikan Starstreak, manun menggunakan radar SHIKRA, Singapura di tahun 2015 juga telah menerima VAMTAC ST5.
Baca juga: Mengenal SHIKRA – Radar Pengendus Sasaran Untuk Rudal Starstreak TNI AD
Baca juga: Alvis Stormer HVM – Kasta Tertinggi Peluncur Rudal Hanud Starstreak
Dari karakteristiknya, VAMTAC dihadirkan sebagai jawaban atas kebutuhan militer Spanyol akan kendaraan dengan spesifikasi multipurpose, air-portable, high mobility off-road vehicle dengan good payload capacity. VAMTAC mulai digunakan oleh AD Spanyol pada tahun 1998, dan sampai saat ini telah diproduksi lebih dari 4 ribu unit.
Dapur pacu VAMTAC disokong mesin diesel Steyr enam silinder. Sementara gearbox menggunakan transmisi otomatis Allison AT-542 dengan empat percepatan maju dan 1 mundur. Output mesin mencapai daya maksimum 188hp. Dari akselerasi, VAMTAC dapat dibawa ngebut sampai kecepatan maksimum 135 km per jam. Kapasitas tangki bahan bakar internal 110 liter, memungkinkan kendaraan menempuh jarak lebih dari 600 km.
Baca juga: Elang Recon Vehicle 4×4 – Rantis Intai Merek Dalam Negeri Citarasa Perancis
Baca juga: Pindad Komodo Intai 4×4 – Reptil Lapis Baja Yonif Mekanis 203/AK Kodam Jaya
Sebagai negara NATO, Spanyol membangun VAMTAC mirip dengan rantis HMMWV or Humvee milik Amerika Serikat. Varian dasar VAMTAC memiliki kabin berbentuk segi empat dengan atap miring sedikit di sisi belakang. Sisi kabin bagian depan memiliki perisai angin. Dua pintu di kedua sisi kendaraan memungkinkan keluar masuk kru dan pasukan secara cepat. Sebagai rantis tempur, VAMTAC dilengkapi proteksi tahan peluru, termasuk kaca anti peluru untuk observasi. Dirancang dengan desain modular memungkinkan beragam konfigurasi dapat dilakukan, seperti penambahan lapisan armor.
Diluar varian standar, VAMTAC hadir dalam varian ambulance, TOW launcher, Mistral launcher, communication vehicle, dan Starstreak launcher. Bila tak ada aral melintang, rencananya sistem ForceSHIELD Starstreak bakal ditampilkan dalam parade HUT TNI Ke-72, 5 Oktober 2017 di Dermaga Cilegon, Banten, dan disana nantinya akan muncul sosok VAMTAC di hadapan publik. (Gilang Perdana)
Spesifikasi URO VAMTAC ST5 4×4
– Length: 4,85 meter
– Width: 2,175 meter
– Height: 1,9 meter
– Weight: 3 – 3.5 ton
– Crew: 1+3
– Engine: Steyr turbocharged diesel 188 metric horsepower (138 kW)
– Payload capacity: 1500–2000 kg
– Transmission: 5 speed automatic
– Fuel capacity: 110 litres
– Operational range: >600 kilometer
– Speed: 135 kilometres per hour
Ngenes mikir yg pndek2. Tni au sdh milih nasams & tni ad memilih bamse.
Lupakan pantsir krn sdh trsingkir
Maaf bung @ayam jago saya pribadi tidak mempersalahkan mana yang cocok di pilih oleh user baik nassams/ bamse , pantsir/ buk m, yang saya tanyakan tot apa yang di berikan nassams dan bamse kalo memang sudah terpilih ?
Terus maaf satu lagi bung @ayam jago dengan ks kilo ,gimana apa tetap jadi di beli ?
2 unit 636.6 tanpa vls
tot bamse perakitan, konten lokal sprt casing, warhead & propelen, integrasi & kustomisasi
tot nasams berhububgab dgn tawaran utk menjadi anggota konsorsium essm krn ada rencana
Weeww mantap tot y atuh cucok, pantsir dan buk minah ke laut aje , baru tahu saya rusia pelit, Terima kasih bung @ ayam jago atas info y , aturnuhun
@ayam jago,
maksudny apaan …mnjadi anggota konsorsium essm???…apa nasams ny nanti make sea sparrow?…atau KRI2 kita make essm?
Mmang tawaran masuk konsorsium essm srta ikut dlm produksi essm. Utk program real frigate tni al cenderung mmilih kombo essm + sm2 drpd camm + aster 30 krn lbh murah. Essm2 jg dedicated sam utk nasams
hingga kini, TNI blom mncoba starstreak ya??…mistral jg kaya’ny blom,..kalo RBS70 dh bbrapa kali…knapa ya’…atau saya yg miss info soal ini.
Mistral sudah pernah dicoba 🙂
Konsep pertahanan udara petinggi2 kita ko gak jelas begitu ya. Yg pendek2 kygtu diadain terus. Buat apa??? Saat perang rudal jet tempur musuh sdh meluncur dari luar batas cakrawala.
Nggak usah baper. Ini proyek lama dari Masa MEF tahap 1..
konsep nya begini lho mas.. (v)shorad mmg untuk melawan pesawat / helicopter yang melakukan CAS.. sedangkan untuk melawan pesawat yg terbang tinggi / jauh mengandalkan jet fighter..
senangnya main yang pendek – pendek.. belum bosan2 rupanya…
Nyatanya mampunya beli Manpad, Medsam sangat mahal, terutama di pemeliharaan.
lebih baik beli Ribuan Manpad tapi merata, daripada beli Medsam cuma 1 biji
Kemaren yang katanya ada paket TOT itu apanya ya? ada yang bisa kasih jawaban ?
PT.LEN dapat pengembangan software, Integrasi dan Perawatan, masih mendingan daripada Rusia yang nggak dapat apa apa
Kecewa dg cara spt ini, sebab rantis-nya sudah bisa bikin sendiri. Ini tidak mendukung kemandirian alutsista. Apalagi ini hanya rudal hanud short range, yg akan segera dapat dibuat oleh Pindad. Kalau untuk medium range sih OK.
Komodo jatah buat kodam
Ada aturan tdk trtulis alutsista kostrad harus 1-2 level diatas kodam. Level proteksi vamtac st4 diatas anoa aplg komodo
Saya tdk yakin Vamtac proteksi lebih bagus dari Komodo.. . Berat saja cuma 3,5 ton Komodo itu 5,8 ton.. .. Padahal ukuran hampir sama. Pasti ada perbedaan di ketebalan armor.
Harus diakui Vamtac lebih unggul dari Komodo, meskipun lebih ringan, tapi proteksi dan kelincahan dst lebih bagus, dan lebih murah
Setuju, Dalam bebarapa kali pidatonya Panglima TNI menegaskan TNI tdk boleh beli alut sista yg sudah bisa di buat di dalam negeri. rantis buatan sendiri bertebaran , masih aja import terus.
kalau lihat history, sy lebih yakin dg platform land rover … lebih familiar utk teknisi mobil disini.