Tawarkan H145M ke Pasukan Khusus Australia, Airbus Helicopters Bentuk Tim Nightjar
|Terlepas dari kualitas produk, mengandalkan kolaborasi dengan industri di dalam negeri adalah kunci bagi setiap manufaktur untuk bisa memenangkan kompetisi pengadaan alutsista di suatu negara. Dan langkah tersebut telah dilakoni Airbus Helicopters dalam merespon tawaran proyek LAND 2097 Phase 4, dimana Departemen Pertahanan Australia tengah mencari sosok helikopter multirole ringan untuk mendukung operasi pasukan khusus Australia.
Baca juga: Hadir dengan Perhitungan Tinggi, Inilah Flare Decoy Dispenser di Helikopter Airbus H145M
Dari siaran pers Airbus Helicopters yang diterima Indomiliter.com (10/7/2020), disebutkan Airbus Helicopters telah membentuk sebuah konsorsium yang terdiri dari gabungan akademisi dan elemen industri kedirgantaraan Australia. Tidak tanggung-tanggung, konsorsium yang disebut Tim Nightjar terdiri dari Cablex, Cyborg Dynamics, Deakin University, DEWC, ECLIPS, Ferra Engineering, Helicopter Logistics, Helimods, Kinetic Fighting, Kratos Australia, Microflite, PREDICT Australia, QinetiQ Australia, Safran Helicopter Engines Australia, Seeing Machines, Sigma Bravo, Rusada, TAFE NSW, Tagai Management Consultants, Toll Helicopters, University of Technology Sydney, Varley Group dan Varley Rafael Australia. Nightjar sendiri diambil dari nama burung pemangsa nokturnal terkecil di Australia.
Dengan pembentukan konsorsium, maka Airbus Helicopters menawarkan benefit bagi pemerintah Australia, yaitu keuntungan ekonomi hingga lebih dari Aus$250 juta. “Dengan komitmen yang jelas untuk berinvestasi terhadap inovasi yang dipimpin oleh Australia, proposal dari Tim Nightjar akan menghasilkan keuntungan ekonomi di dalam negeri Australia, dan menciptakan lebih dari 170 lapangan pekerjaan,” ujar Andrew Mathewson, Managing Director of Airbus Australia Pacific.
LAND 2097 Phase 4 merupakan proyek pencarian helikopter militer ringan di kelas 4 ton. Dan sebagai jawaban atas proyek tersebut, Airbus Helicopters menawarkan H145M. Sejauh ini H145M telah mengantongi lebih dari 5,9 juta jam terbang, dengan lebih dari 1.400 unit yang tengah digunakan di ranah sipil dan militer. Saat ini, varian H145 telah digunakan oleh pasukan militer Jerman, Hongaria, Luksemburg, Serbia dan Thailand.
Sekilas tentang H145M, H145M sudah dilengkapi mission computer, infrared/TV electro-optical system, emergency locator transmitter (ELT) dan laser range finder. H145M dapat disematkan teknologi HForce Generic Weapon System (HForce GWS). HForce GWS menawarkan sebuah sistem senjata deterrent dengan kualitas tinggi yang articulated di seluruh unit pusat inti, helmet mounted sight display (HMSD) ‘Scorpion’ yang dikembangkan Thales untuk pilot dan ko-pilot (penembak).
H145M bisa menampung 11 personil termasuk awak dan pasukan. Ruang kabin yang besar menampung hingga sepuluh pasukan dalam posisi duduk berhadapan. Gerakan keluar masuk bagi pasukan bisa lebih cepat, lantaran tersedia akses dari dua pintu geser dan clamshell doors di belakang.
Baca juga: Airbus Helicopters H145M – Performa Unggul Helikopter Ringan Multirole Twin Engine
Dapur pacu H45M disokong dua mesin Turbomeca Arriel 2E yang dilengkapi dual channel full authority digital engine controls (FADEC). Setiap mesin mampu menghasilkan tenaga 575 Kw. Kecepatan jelajah H145M mencapai 240 km per jam, serta kecepatan maksimum 250 km per jam. (Haryo Adjie)
Kebal 30mm?
Assalamualaikum rekan indo militer saya ingin bertanya perkara artos itu kita punya 63 atau tetap 36? Karena kemarin di Wikipedia tni ad mempunyai 63 tapi kembali menjadi 36 apakah kabar kemarin atas kedatangan 18 unit itu hoax? Mohon arahan nya
tanya sama dephan dek xixixixixxiixixi.
ada ada aja kamu nanya kok yang aneh aneh.nanti saya jawab kena pasal pembocoran rahasia negara kan repot.
tapi gini dek ngak pentong berapa jumlah nya,yang penting kita bisa buat amunisinya,jadi semau mau kita dan kalou perang juga engak tunggu inport dulu dari brazil.
kalou malon ngelawan kita salvo habis dengan 2-3 ribu amunisi apa engak hanjur juga.
Antara gak tau dan sok pinter itu beda bung pertanyaan serius dijawab lawakan aneh aneh aja dek dek dek
kamu yang pinteran dikit coba dipikir lagi,bener ngak jawaban saya,”tanya kemenhan”.
siapa yang tau pasti jumlah alat yang dibeli kalou bukan kemenhan?.
hayo coba ?.
maka nya punya nalar yang baik biar cepet nyambung ucapan dan maksud seseorang walau dengan nada candaan.
saya berpikir seharusnya pt di bisa melihat peluang besar dengan mendukung sepenuhnya negosiasi pengadaan osprey yang dalam pekan ini menjadi panas.
bukan mustahil usa akan beri lisensi nya dan perakitan nya disini,.
dan saya juga cukup yakin bila kedepanya pesawat type ini akan kian digandrungi dunia.
visi harus tajam dan memanfaatkan segala peluang dan kemungkinan,jangan liat hanya sekedar dari biayaya awal(modal),tapi liat kedepan nya.
bukan hanya sebatas pengadaaan saja tapi peluang kerja samanya yang harus dupertimbangkan.
kedepanya pengamatan saya pesawat dengan type vertikal lending akan jadi acuan baik yang kecil maupun menengah atau bahkan pesawat dengan berbadan besar sekalipun,karna bandara tidak memungkin kan untuk terus diperbesar seiring berkembangnya penerbangan.
jadi tidak terbatas pada militer semata.
dengan pembangunan bandara yang teramat mahal bisa jadi pesawat type osprey lah jawaban nya,apa lagi buat militer yang notabene keadaan khusus dan harus menjangkau semua wilayah dan semua medan,patut dipertimbangkan dengan masak masak pengadaan osprey ini.
akan lebih baik lagi bila bisa sekelas cn 235 juga dapat mengadopsinya.