Update Drone KamikazeKlik di Atas

Tag: Nagapasa Class

KRI (RI) Alugoro 406, Bukti Indonesia Pernah Uji Tembak Rudal Jelajah dari Kapal Selam

Merujuk ke Minimum Essential Force (MEF), harapan untuk menjodohkan rudal anti kapal sebagai sistem senjata di kapal selam Nagapasa Class terasa amat berat. Namun, tahukah Anda, bahwa di tahun 1962 justru ada kapal selam milik Indonesia yang pernah melontarkan rudal anti kapal, bahkan kelasnya jauh diatas UGM-84 Harpoon atau SM39 Exocet, yakni sosok alutista yang masuk segmen rudal jelajah (cruise missile) SS-N-3c Shaddock. Kapal selam yang dimaksud adalah KRI (d/h RI) Alugoro 406, salah satu dari 12 unit kapal selam Whiskey Class yang didatangkan dari Uni Soviet dalam kampanye Operasi Trikora. Bukan sebatas dibeli, tapi rudal berbobot 5 ton ini bahkan pernah diuji tembak. (more…)

UGM-84L Harpoon II: Sebuah Harapan Untuk Kapal Selam Nagapasa Class TNI AL

Meski kecil kemungkinan untuk diakuisisi Indonesia, rudal anti kapal sejatinya dapat saja diluncurkan dari kapal selam Type 209/1400 Nagapasa Class TNI AL. Rasanya lumrah ketika armada kapal selam terbaru tiba di Tanah Air, akan muncul harapan dari masyarakat agar kapal selam andalan Korps Hiu Kencana dapat dipersenjatai secara layak. Selain bekal torpedo yang sifatnya mutlak, pengadaan rudal anti kapal juga layak diperhitungkan, mengingat negara tetangga pun sudah mengoperasikan rudal anti kapal pada kapal selam Scorpene Class. (more…)

Torpedo Black Shark Untuk Kapal Selam Nagapasa Class TNI AL

Di artikel kami pada 28 Juni 2015 telah disinggung tentang potensi akuisisi torpedo Black Shark guna melengkapi kehadiran tiga unit kapal selam Type 209/1400 Nagapasa Class (aka – Changbogo Class), pasalnya pengadaan torpedo heavy weight sudah menjadi agenda belanja dalam MEF (Minimum Essential Force) Tahap I periode 2009 – 2014. Namun hingga berakhirnya MEF I dan masuk ke MEF II, belum juga terdengar jenis torpedo baru yang akan melengkapi Nagapasa Class. Namun kini tanda-tanda Black Shark akan dimiliki TNI AL mulai santer terdengar. (more…)

[Virtual Tour] Lanal Palu: Mengintip Basis Terbaru Kapal Selam TNI AL

Selain di Dermaga Ujung, Surabaya, Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Palu di Watusampu, Palu, Sulawesi Tengah, kini menjadi basis kedua pangkalan kapal selam TNI AL. Setelah mendapat tinjauan langsung dari Panglima TNI pada pertengahan bulan Juni lalu, fasilitas dermaga kapal selam pertama di luar Pulau Jawa ini sudah hampir rampung pengerjaan fisiknya. Dalam beberapa publikasi, bahkan salah satu kapal selam, KRI Nanggala 402 nampak berhasil sandar di shelter khusus kapal selam. (more…)

KRI Nagapasa 403 Tuntas Lakukan Modifikasi, 2 Agustus 2017 Siap Dikirim Ke Indonesia

Bila merujuk ke rencana awal, harusnya pesanan pertama kapal selam terbaru TNI AL, Nagapasa Class Type 209/1400 (aka – Changbogo Class) dari Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), sudah dikirim ke Indonesia pada bulan Maret 2017. Namun karena dilakukan sejumlah modifikasi pasca sea trial, maka jadwal pengiriman kapal selam perdana, yakni KRI Nagapasa Class 403 molor empat bulan dari jadwal seharusnya. Sumber dari pihak DSME menyebut KRI Nagapasa 403 rencananya baru akan dilayarkan ke Indonesia pada tanggal 2 Agustus mendatang. (more…)

Raytheon Anschütz Pasok Teknologi 3D Steering and Submarine Control Untuk Kapal Selam Nagapasa Class TNI AL

Meski kapal selam pesanan TNI AL, Nagapasa Class (Type 209/1400) dibangun di Korea Selatan, namun sentuhan Jerman tak bisa dilepaskan atas kehadiran kapal selam diesel listrik ini. Selain teknologi hardware berupa elektrik motor dan periskop yang mengacu ke pemasok dari Jerman, sistem aplikasi alias perangkat lunak pun masih mengacu pada negara asal Type 209. Merujuk ke siaran pers (13/7/2017) yang dikeluarkan Raytheon Anschütz, penyedia sistem navigasi dan kendali kapal yang berbasis di Kiel, Jerman ini mengumumkan telah berhasil melalui tahapan Sea Acceptance Test onboard pada Nagapasa Class (aka – Changbogo Class) TNI AL. (more…)

DSME Menangkan Proyek Overhaul Kapal Selam KRI Cakra 401

Flash back ke November 2015, dua galangan kapal kampiun, Daewoo Shipbuilding dan Marine Engineering (DSME), Korea Selatan dan DCNS, galangan kapal asal Perancis, menawarkan proposal paket overhaul untuk kapal selam KRI Cakra 401. Untuk merebut kontrak MRO (Maintenance, Repair dan Overhaul) senilai US$40 juta, kedua galangan menjanjikan paket ToT (Transfer of Technology) kepada pihak mitra lokal, dalam hal ini PT PAL. Seperti DCNS menawarkan combat management system (CMS) SUBTICS (Submarine Tactical Integrated Combat System). SUBTICS bukan sembarang CMS, sistem ini selama ini telah digunakan pada armada kapal selam nuklir Perancis.

(more…)