SDV-1000V Hybrid Submarine – Bisa di Atas dan Bawah Permukaan, Andalan Pasukan Katak Negeri Ginseng

Kapal dengan kemampuan hybrid, artinya bisa menjadi kapal selam dan kapal permukaan, rasanya sudah lazim digunakan oleh satuan elite. Sebut saja Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL yang sejak beberapa tahun silam telah menggunakan SEAL Carrier dan Sub Skimmer. Sementara untuk rancangan dalam negeri, tim dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pernah membuat prototipe The Croc.

Baca juga: The Croc – “Buaya” Kombatan dengan Kemampuan Hybrid Plus

Namun, sejauh ini belum ada kabar kelanjutan The Croc, padahal secara spesifikasi lumayan mumpuni, dimana The Croc dapat berubah menjadi tiga mode. Saat menggunakan mode hidrofoil, The Crock dapat melesat di atas permukaan air laut dengan menggunakan sayap yang dipasangkan pada penyangga di bawah lambung kapal. Mode hidrofoil umumnya diandalkan dalam aspek kecepatan, dan memang dari spesifikasi kecepatan “Buaya” ini dalam mode hidrofoil bisa mencapai 35 – 45 knots atau maksimal 83 km per jam.

Sementara bila digunakan mode menyelam, The Croc bertindak layaknya kapal selam, namun pola operasinya tak seperti kapal selam konvensional, pasalnya The Croc hanya bisa menyelam sampai kedalaman 10 meteran.

Serupa tapi tidak sama, dari Negeri Ginseng rupanya sudah berhasil merancang dan memproduksi jenis wahana khusus ini. Diberi label SDV-1000W, inilah kapal hybrid yang dioperasikan oleh pasukan elite Korea Selatan dan difungsikan untuk menghantarkan pasukan katak dan perlengkapannya di wilayah perairan lawan.

SDV-1000V diproduksi oleh Komarine, wahana ini mengusung tenaga diesel elektrik, khususnya tenaga elektrik akan digunakan saat wahana ini berperan sebagai kapal selam. Kecepatan saat melaju di permukaan maksimum 35 knot dengan dukungan water jet, sementara kecepatan saat menyelam hingga 6 knot.

Dikutip dari mysubmarines.com, disebutkan SDV-1000V saat menyelam mengandalkan propulsi dari kombinasi baterai lithium polymer dan motor elektrik. Baterainya memiliki 1500+ siklus baterai Li-polymer dengan sistem manajemen baterai. Dalam mode pelayaran di permukaan, wahana ini dapat berlayar sejauh 200 nautical mile (370 kilometer).

Kapasitas SDV-1000V dapat dimuati 10 personel dengan kursi tahan guncangan, namun konfigurasi dapat dikustomisasi sesua misi yang diemban. Payload yang bisa dibawa mencapai 1.500 kg.

Baca juga: SEAL Carrier – Siluman Bawah Air Kopaska TNI AL

Lantaran dirancang untuk pasukan khusus, SDV-1000V sudah dipersiapkan untuk dibawa dan diterjunkan ke air dengan parasut (air drop) dari pesawat angkut C-130 Hercules atau C-17 Globemaster. (Bayu Pamungkas)

8 Comments