Polandia Resmi Akuisisi 24 Unit Drone Kombatan Bayraktar TB2
|Setelah namanya moncer dalam laga konflik di Suriah, Libya dan Nagorno-Karabakh, drone kombatan buatan Baykar Makina, Bayraktar TB2 kian laris manis di pasaran. Selain menjadi andalan militer Turki dalam beberapa operasi, Bayraktar TB2 kini telah dioperasikan oleh Ukraina, Azerbaijan dan Qatar. Bahkan Rusia pun sempat dibuat ketar-ketir atas penjualan TB2 ke Ukraina.
Baca juga: Dubes Rusia Khawatir Atas Penjualan Drone Bayraktar TB2 ke Ukraina
Dan, selain ketiga negara pengguna Bayraktar TB2 yang disebutkan, kini bertambah lagi Polandia, yang secara resmi telah mengorder 4 paket UCAV (Unmanned Combat Aerial Vehicle) ini, dimana satu paket terdiri enam unit, ini artinya total ada 24 unit drone Bayraktar TB2 yang akan diakuisisi Polandia.
Dikutip dari defence24.com (24/5/2021), kesepakatan pembelian drone itu terjadi setelah Presiden Polandia Andrzej Duda bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara pada Senin (24/5). Pembelian yang dilakukan Polandia menandai pertama kalinya anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) atau negara anggota Uni Eropa memperoleh drone kombatan dari Turki.
Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Bลaszczak mengatakan, bahwa Polandia mengharapkan set UCAV pertama yang terdiri dari 6 unit drone akan dikirimkan tahun depan. Ia menyebut bahwa perjanjian pengadaan tersebut juga mencakup paket logistik dan pelatihan, serta perjanjian penggantian kerugian pemeliharaan, dengan penggantian kerugian tersebut didelegasikan ke “perusahaan militer”.
Bลaszczak menyatakan bahwa tidak ada perusahaan Polandia yang membuat UAV di kelas TB2. Bayraktar TB2 adalah drone kombatan taktis jarak menengah yang memenuhi syarat proyek pengadaan UAV Gryf Polandia. Proyek ini membayangkan akuisisi hingga 15 set drone.
Sampai saat ini, Bayraktar TB2 telah diproduksi 154 unit yang digunakan oleh militer Turki, Azerbaijan, Qatar dan Ukraina. Direktur Baykar Makina, Selcuk Bayraktar mengatakan bahwa saat ini ada 120 unit Bayraktar TB2 yang sedang dalam fase produksi.
Sebagai drone kombatan, Bayraktar TB2 dapat membawa berbagai persenjataan untuk serangan ke permukaan, seperti munisi MAM, MAM-L dan rudal UMTAS. Dari spesifikasi, Bayraktar TB2 punya lebar bentang sayap 15 meter dan bobot maksimum saat tinggal landas 650 kg.
Baca juga: Drone Kombatan Bayraktar TB2 Bukukan 300.000 Jam Terbang
Bayraktar TB2 disokong mesin tunggal dengan two bladed variable pitch propeller. Kekuatan mesin mencapai 100 hp, secara teknis drone ini dapat melesat dengan kecepatan 129 km per jam. Masuk kategori MALE (Medium Altitude Long Endurance), drone ini dapat terbang lebih dari 20 jam pada ketinggian 6.858 meter. sementara jarak jelajahnya dalam mode Line of Sight (LoS) mencapai 150 km. (Gilang Perdana)
Kalok kita beli meski cm 1 wajib pake fitur TOT loh
Gak salah baca nich “Bahkan Rusia pun sempat dibuat KETAR – KETIR atas penjualan TB2 ke Ukraina” ???
Bukannya Russia sudah memiliki Truck Pantsir lulusan S1 Dan S2, Jadi Kenapa harus ketar – ketir dan takut ama TB 2 ?
Itu cuman majas hiperbola pada suatu media berita aja bung.
Pemilihan kata2 supaya terlihat seperti sesuatu yg sangat bombastis..
seingat gue mister “M” pernah mengatakan bahwa uang inport lebih besar dan mudah dimanipulasi ketimbang export…jadi sudah seharusnya pemerintah mempertimbangkan bagai mana aturan export lebih menguntungkan dan dipermudah untuk dimanipulasi…jadi engak tekor tekor amat negara…๐ pantesan engak jadi jadi proyek alutsista kalou gini caranya…contoh roknas(roket nasional) seharusnya jadikan lalu produksi selain menghemat devisa sukur sukur dapat devisa dan angaran akan naik baik militer maupun penelitian karna income naik…gimana coba mafia lebih mendukung inport ketumbang export…malahan ada selogan konyol yang bangga pertumbuhan karna kosumsi….๐ini yang kebolak balik namanya…yang lucunya mereka wakil dan yang ngurusi negri ini…!!!
contoh masalah rapat angaran yang tertutup…itu tertutup karna menutupi dari sapa…???
pansboy dan rakyat atau spionase asing…???๐
Inport itu apaan..?๐๐
yasalamm dari gitu panjang komen gue…cuma import nyang loe engak paham…???
berarti ada kemajuan dengan maindset dan wawasan loe dek…๐
tapi gue lupa search apa translet dulu tadi jadi kilap deh gue…๐
Kebanyakan anggota NATO biasanya selalu pesan drone Kombatan pada Amerika sekarang Polandia yg anggota NATO lebih memilih beli drone asal Turki.
Tergantung kebutuhannya lagipula Amrik ga selalu setuju penjualan teknologi yg sekiranya sensitif meski udah terikat pakta pertahanan.
Ada levelnya sendiri
Beli drone bnyk 24 unit Polandia minta ToT ga..:)
Kita butuhnya minimal 9 paket UCAV seperti ini.
Kelihatannya drone Kombatan buatan Turki , Cina,& mungkin buatan Iran laku dipasaran lalu bagaimana dgn drone MQ 9 reaper buatan Amerika .
MQ 9 reaper gak laku dek. Yg beli cuma mbah gatol aja. Itupun buat bantu nerbangkan layang2nya.
Gak diizinin sama US nya bung utk dijual diluar negara NATO,
bgt jg dngn negara2 produsen UCAV lainnya.
Saat ini hanya China & Turki saja sebgai negara produsen UCAV yg mau menjualnya kenegara asing.
Maka jangan heran kl negara2 pelanggan UCAV belinya kalo gak dari China ya Turki.