Nasib Perancis atas Pembatalan Proyek Kapal Selam dari Australia, Ibarat ‘Kena Karma’ dari Rusia
Jagad pemerhati alutsista global kini terfokus pada rencana pengadaan kapal selam nuklir oleh Australia, dengan dukungan dari Amerika Serikat dan Inggris yang membentuk pakta AUKUS, Australia bakal mendapatkan support penuh untuk pembangunan kapal selam nuklir dalam future submarine programe.
Dan sebaliknya, Pemerintah Perancis dan manufaktur Naval Group menjadi pihak yang terpaksa memendam kekecewaan dan kemarahan atas pembatalan sepihak dari program pembangunan kapal selam Attack Class yang telah berjalan sejak tahun 2016 dengan nilai Aus$90 miliar (dari awalnya Aus$50 miliar). Atas kasus yang menimpa Perancis ini, rupanya menarik perhatian dari pejabat Rusia.
Dikutip dari topcor.ru (16/9/2021), Maria Zakharova, Direktur Departemen Informasi dan Pers Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia, mengingatkan Perancis bahwa lepasnya kontrak penting bernilai miliaran dolar telah menjadi hal biasa bagi Paris. Diplomat Rusia menulis tentang hal ini di saluran Telegram-nya. Ia mengingatkan situasi tersebut dengan kesepakatan Rusia-Perancis pada pengadaan dua unit kapal induk helikopter Mistral Class. Zakharova memberi ejekan kepada pejabat Perancis, bahwa pada tahun 2015 Paris-lah yang membatalkan sepihak perjanjian dengan Moskow untuk pengadaan Mistral Class.
Pada tahun 2010, Rusia memesan dua unit Mistral dengan skema ToT (Transfer of Technology) dari Naval Group (d/h DCNS). Untuk Mistral unit pertama, Rusia mendapatkan offset 20 persen dan pada kapal kedua mendapatkan offset 40 persen. Namun dalam konflik Ukraina, Paris mengambil sikap bertentangan dengan Rusia dan kemudian memaksa Presiden Perancis kala itu, Francois Hollande membatalkan pengiriman kedua kapal Mistral ke Moskow.
Pengadaan Mistral Class untuk Rusia ditandatangani pada tahun 2011 dengan nilai 1,2 miliar euro. Kala itu, Perancis memutuskan membatalkan penjualan dua kapal induk Mistral Class setelah mendapat tekanan dari Amerika Serikat dan Uni Eropa. Tekanan itu muncul sejak AS dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas tuduhan bahwa Kremlin melakukan intervensi dalam krisis Ukraina. Kapal induk Mistral jadi dambaan Rusia, karena kapal itu bisa mengangkut sekitar 700 tentara, 16 helikopter tempur dan sekitar 50 kendaraan lapis baja.
Dengan bobot 21.600 ton, Mistral Class memang masih kalah besar dari LHD milik AL Australia, Canberrra Class yang bobotnya mencapai 27.500 ton. Meski begitu Mistral Class yang battle proven dan diakui oleh Rusia, menjadi poin keunggulan tersendiri bagi pemasaran kapal yang juga menyandang peran amphibious assault ship ini.
Perancis sepenuhnya mengembalikan uang muka Rusia dan membayar uang kompensasi dari nilai kontrak penjualan dua kapal perang yang dibatalkan secara sepihak itu. Dengan pembatalan itu, semua peralatan Rusia yang sudah terlanjur terpasang di Mistral Class dilucuti dan dipulangkan ke Moskow.
Dua unit Mistral Class eks pesanan Rusia kemudian dijual ke Mesir dengan nilai 950 juta euro, dan menjadi Gamal Abdel Nasser (eks-Vladivostok) dan Anwar El Sadat (eks-Sevastopol). (Gilang Perdana)
@mata-mata jakarta.gile lu ndro!
Perancis ini gimana ya…?
Sepertinya sering nggak dianggap. sejak WW II.
Jakarta hrs cpat melobi Paris u mngmbil keuntungan kkacauan ini. Qt beli kpal selamny dg barter krupuk atau apalah drpd Paris g dpt ap2 lumayankn dpt ganti krupuk
Lebih baik uni eropa dan As, ingris, aus bersatu perang dengan china, sedangkan kita yang jualan mentega, coklat, tisue toilet, aneka cemilan, aneka olahan daging ayam, sapi kepada mereka yg perang
https://www.inews.id/news/internasional/prancis-tarik-dubes-dari-as-dan-australia-pertama-dalam-sejarah
makin rame nih….gara2 kapal selam