JW Fishers SeaLion-2: Jadi Andalan Tim Basarnas, Inilah Mini ROV dengan Fitur Canggih
|Tentu masih kuat dalam ingatan pada musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Perairan Selat Karimata di awal 2015. Lewat upaya evakuasi yang dramatis, bangkai pesawat akhirnya dapat diangkat ke permukaan. Selain berkat kerja keras awak SAR dan penyelam TNI AL, momen pencarian dan evakuasi AirAsia QZ8501 juga memperkenalkan sosok mini ROV (Remotely Operated Vehicle) jenis JW Fishers SeaLion-2. Dengan desain tabung berwarna kuning, inilah ROV organik yang dimiliki Badan SAR Nasional (Basarnas).
Baca juga: Hiu Merah – Robot ROV Laut Dalam Produksi Dalam Negeri
Dikutip dari situs jwfishers.com, spesifikasi JW Fishers SeaLion-2 memang mumpuni untuk kelas mini ROV. SeaLion-2 diantaranya dapat menyelam maksimum sampai kedalaman 305 meter. ROV dalam gelarnya dikendalikan secara remote via kabel dari kapal di permukaan. Meski mampu diajak menyelam sampai kedalaman 300 meter, sistem kabel koneksinya disediakan sepanjang 457 meter.
SeaLion-2 pantas disebut sebagai mini ROV, lantaran bobotnya hanya 19,5 kg, menjadikan ROV ini cukup dapat dioperasikan oleh satu operator saja, mengingat dapat diangkat dan dibawa dengan mudah. SeaLion-2 buatan JW Fishers, Amerika Serikat ini punya dimensi 58,4 x 40,6 x 21,5 cm. Bodi SeaLion-2 terbuat dari material high impact PVC dan stainless steel.
Untuk berlayar di bawah permukaan, SeaLion-2 mengandalkan empat motor DC dengan fitur variable speed dan proportional controlled. Secara umum, dengan empat motor propeller, SeaLion-2 dapat melaju dengan kecepatan 4 knot. Lewat baterai, tenaga yang dibutuhkan ROV ini maksimum 8 amps/ 900 Watt.
Sebagai unit pengendali, operator di kapal permukaan dilengkapi monitor (built into case) ukuran 15 inchi. Monitor dikemas kompak dalam control box yang berbobot 10 kg. Dengan memantau navigasi lewat monitor LCD, operator dapat dengan nyaman mengendalikan ROV dengan joystick PS2, bahkan dimungkinkan menggunakan koneksi joystick wireless. Monitor sang operator pun terbilang canggih, pasalnya sudah dibekali fitur high resolution, ultra bright dan tentunya berwarna. Beberapa instrumen yang dilihat oleh operator adalah time, date, heading, depth, GPS, distance dan off bottom.
Lantas bagaimana cara operasi SeaLion-2? Saat diturunkan, ROV akan mengeluarkan sonar untuk mendeteksi keberadaan benda di sekitarnya. Dengan SCAN-650 scanning sonar radius jangakaun sonar mencapai radius 60 meter. Bila sonar mendeteksi adanya benda padat tertentu, alat tersebut akan mengeluarkan bunyi yang berbeda-beda tergantung material benda. Pun SeaLion-2 dibekali metal detector RMD-1.
Bila sudah dipastikan bahwa benda yang dideteksi sonar kemungkinan bagian dari pesawat, maka operator akan mengarahkan ROV untuk mendekati benda tersebut. Kamera ROV akan memberikan data gambar yang langsung terlihat pada monitor di atas permukaan sehingga pilot dapat mengkonfirmasi bahwa benda itulah yang dicari. Walau tak punya lengan robotic, namun SeaLion-2 dapat secara optional dipasangkan manipulator arm.
Bicara tentang kamera, SeaLion-2 dibekali kamera dengan lenda 1/3 inchi Super HAD CCD II color yang dapat beroperasi di kondisi siang dan malam hari. Bila diperlukan, SeaLion-2 dapat juga ditambahkan kamera GoPro HD. Karena akan berlayar di kegelapan, SeaLion-2 ditunjang dengan lighting yang mengandalkan dua lampu LED, yang masing-masing berstandar 2200 lumens. Dalam kondisi tertentu, SeaLion-2 juga dapat dipasangkan external DVD recorder dan built-in DVR recorder.

Baca juga: USV SAM-3 – Drone Laut Penyapu Ranjau Yang Battle Proven
Walau punya desain kompak dan ergonomis, namun SeaLion-2 punya kelemahan, dengan bobotnya yang ringan, menyebabkan ROV ini tidak dapat dioperasikan di perairan yang kecepatan arusnya melebihi 2 knot, sementara bila dipaksakan maka SeaLion-2 akan kesulitan melawan arus.
Dikutip dari situs resmi JW Fishers, disebut bahwa ROV ini cukup banyak digunakan kalangan militer dan sipil, termasuk diantaranya rescue groups dan perusahaan penyelaman komersial. Nah, Anda penasaran berapa harga satu unit SeaLion-2? Untuk paket standar yang sudah termasuk garansi dua tahun, per unit ROV ini dibandrol US$29.995. (Haryo Adjie)
Joysticknya ps2.
kesannya dalam pencarian di danau toba kurang maksimal …. sudah tau kalau danau toba dalamnya bisa sampai 500meter tapi alat yg digunakan basarnas hanya dikedalaman 300meter… dan kurangnya kordinasi antar lini…. dan disayangkan pula alat bantuan dari tni al cuma satu unit yg diturunkan… haduhhhhh
Permasalahannya pak danau toba itu perairan yang tertutup aksesnya susah. Beda dengan yg dilaut mau pake ROV yg bisa nyelem 1km juga ada tapi kalau buat danau toba ya itu bobot ROV yg berat serta transportasi pengangkut yg cepat terbatas jadi permasalahannya.
klo pake KRI Rigel-933 waduh ribet mindahinnya 🙂
Ya cukup rov, auv dan workstation pengendalinya saja yg diterjunkan …..kalo rigelnya mah magabut disana
@adidas
Anda keliru jika menyimpulkan kurangnya koordinasi antar lini…!!!
Dalam operasi ini justru terjalin kerjasama yg apik dlm pengoperasian & analisa data alat multibeam echosounder dan ROV…bahkan selain melibatkan instansi terkait spt basarnas, tni al & bppt, 2 perusahaan swasta nasional yg berpengalaman dalam misi2 survey hidrography juga turut ambil bagian.
Kendala utamanya adalah kedalaman danaunya sendiri yg bahkan lebih dalam dibanding dg rata-rata kedalaman perairan litoral dinegara kita.
Kedalaman danau toba itu 500 meter, perahunya di kedalaman 450 meter, masih untung bisa terdeteksi.
Lha kalau kedalamannya seperti danau Baikal di Siberia, Rusia yang sampai 1642 meter, hayo.