Hiu Merah: Robot ROV Laut Dalam Produksi Dalam Negeri

ROV (Remotely Operated Vehicle) bukan sesuatu yang baru diterapkan di Indonesia, robot penyelam laut dalam ini setidaknya sudah digunakan kalangan sipil, seperti Badan Penerangan dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan tentunya TNI AL, khususnya pada Satuan Kapal Ranjau (Satran) di Tripartite Class dan kapal Oseanografi Rigel Class. Namun, meski dalam status prototipe, Balitbang Kementerian Pertahanan dan PT Robomarine Indonesia sejak tahun 2015 telah merintis ROV produksi dalam negeri.

Baca juga: ROV Ocean Modules V8 – Robot Bawah Air KRI Rigel 933 dan KRI Spica 934

ROV yang diberi label Hiu Merah (Red Shark), belum lama ini diperlihatkan pada ajang Pameran Alutsista di Lapangan Kemhan, 13 Agutus lalu. Apa saja kebisaan dari Hiu Merah? Hiu Merah dirancang untuk kebutuhan militer dan sipil, terutama dalam melakukan pendeteksian objek bawah air maupun misi pengintaian. Untuk pengintaian, Hiu Merah dengan dukungan kamera dapat melakukan fungsi pemetaan, deteksi, sampai wisata bawah air. Hiu Merah tak hanya dilengkapi kamera pada bagian moncongnya, ROV ini juga dibekali sensor sonar untuk melakukan navigasi.

Berbeda dengan AUV (Autonomous Underwater Vehicle), ROV dalam pola operasinya menggunakan jalur kabel untuk mendukung kendali dan transmisi data secara realtime. ROV dikendalikan secara remote dari permukaan, biasanya digunakan untuk pekerjaan dalam laut. Antara lain untuk tujuan dokumentasi, eksplorasi dasar laut, penanggulangan, penyelidikan, pencarian dan pertolongan (SAR), pengeboran tambang, penggalian/penguburan bentangan kabel dan lain sebagainya. Umumnya ROV dilengkapi dengan lampu dan kamera video, sehingga nantinya mampu untuk melihat dengan jelas dan merekam video di bawah air.

Baca juga: Sotong AUV – Prototipe Drone Bawah Laut Rancangan Dalam Negeri

Sistem ROV terdiri atas vehicle (atau sering disebut ROV itu sendiri), yang terhubung oleh kabel umbilical ke ruangan kontrol dan operator di atas permukaan air (bisa di kapal, rig atau barge). ROV dilengkapi dengan peralatan atau sensor tertentu seperti kamera video, transponder, kompas, odometer, bathy (data kedalaman) dan lain-lain tergantung dari keperluan dan tujuan surveinya. ROV biasanya ditambahkan tenaga hidrolik. setiap sisinya akan mengeluarkan sonar untuk mendeteksi keberadaan benda di bawah laut. Ketika sonar mendeteksi adanya benda padat, maka alat tersebut akan mengeluarkan bunyi. Jangkauan sonar ROV hingga radius 60 meter.

Lantas bagaimana dengan spesifikasi ROV produksi dalam negeri ini? Robot bawah air dengan warna merah hitam ini memiliki lebar 790 milimeter, panjang 2.570 milimeter, tinggi 510 milimeter, dan berat 150 kilogram. Dengan dua propeller utama di bagian belakang, Hiu Merah dapat menyelam dengan kecepatan 3 knot. Sedangkan untuk kemampuan menyelam, Hiu Merah secara teknis dapat menyelam sampai kedalaman 150 meter.

Baca juga: ROV, Si Robot Penyelam Laut Dalam

Sokongan tenaga utama Hiu Merah berasal dari 2 unit horizontal thruster yang berkekuatan 1 tenaga kuda, selain itu ada 2 unit vertical thruster yang berketuan 0,5 tenaga kuda. Jalur komunikasi dari operator ke ROV memakai fiber optic single mode. Secara umum, Hiu Merah ditenagai baterai dengan kekuatan 3.000 watts. Sebagai penjejak, Hiu Merah menggunakan scanning sonar, dan dukungan kamera high quality zoom dengan sudut 90 derajat. Untuk penerangan, disiapkan lampu bawah air berdaya 200 watt halogen atau LED.

Horizontal thruster
Vertical thruster

Baca juga: USV SAM-3 – Drone Laut Penyapu Ranjau Yang Battle Proven

Kedepannya ROV akan dirancang lebih modern dan canggih serta dibuat dengan ukuran yang lebih besar, agar mampu mengangkat beban yang lebih berat, terutama untuk memenuhi karakteristik medium agar mampu membawa beban berukuran besar hingga 50 kilogram. Dengan begitu, alat ini mampu bertindak sebagai platform Survei yang mampu memberikan data berkualitas tinggi dalam setiap operasi. (Bayu Pamungkas)

15 Comments