Salah satu peran dari pesawat angkut C-130 Hercules TNI AU adalah mendukung mobilitas helikopter ke pangkalan aju. Dan kegiatan tersebut sudah dibuktikan beberapa kali lewat pengiriman helikopter jenis NBO-105 dan Bell-412 Puspenerbad. Namun, kedua helikopter TNI AD itu merupakan jenis helikopter dengan landing skit. Sementara jarang terlihat helikopter dengan landing wheel (roda) di angkut menggunakan C-130 TNI AU. (more…)
Nama AS365 Dauphin lekat bagi publik di Indonesia, pasalnya helikopter ini identik sebagai salah satu jenis helikopter andalan bagi BASARNAS, selain juga ada yang digunakan oleh Polisi Udara. Dan belum lama ada kabar dari pihak manufaktur, dimana Airbus Helicopters mengumumkan pengiriman unit terakhir Dauphin bagi satuan Bea Cukai Spanyol, yang mana salah satu tugas Dauphin adalah untuk pengintaian dan memerangai peredaran narkotika di di Selat Gibraltar, Laut Alboran, dan di Galicia. Lepas dari itu, rupanya ada informasi yang menarik dari Airbus Helicopters. (more…)
Kehadiran kapal besar yang dilengkapi kemampuan SAR menjadi krusial dalam fase awal upaya pencarian dan evakuasi pada jatuhnya pesawat di laut. Berdasarkan keterangan dari pihak Badan SAR Nasional (Basarnas) di Breaking News TVOne (9/1/2021), disebutkan KN SAR 301 Wisnu adalah kapal besar pertama yang hadir di lokasi titik diduga jatuhnya Boeing 737-500 PK-CLC Sriwijaya Air SJ-182 yang mengalami hilang kontak sesaat lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta. (more…)
Setelah sebelumnya mengoperasikan drone helicopter jenis SDO 50V2 buatan Swiss Drones Operating AG, Badan SAR Nasional (Basarnas) diketahui juga mengoperasikan drone yang lebih baru dari jenis fixed wing VTOL (Vertical Take-off and Landing) besutan perusahaan asal Afrika Selatan, Alti UAS. Drone yang mudah dibongkar pasang ini dianggap ideal untuk misi pengamatan sebelum aksi SAR dilakukan, dibekali modul EO/IR, drone ini dapat mengudara lumayan lama untuk ukuran drone mini, yaitu 12 jam. (more…)
Kapal dengan kemampuan hidro-oseanografi sudah dimiliki oleh TNI AL, bahkan ada dua yang tergolong baru dan canggih, seperti KRI Rigel 933 dan KRI Spica 934. Bekal sensor bawah laut yang ada pada kedua kapal dari jenis MPRV (Multi Purpose Research Vessel) ini tak usah diragunakan lagi kemampuannya. Namun, masih ada yang dirasa kurang pada armada sekelas TNI AL, yakni belum ada kapal hidrografi berukuran besar untuk operasi di samudera, dan perannya sekaligus sebagai kapal penyelamat bagi awak kapal selam (submarine rescue vessel). (more…)
Dinamika penugasan yang menyangkut tanggap pada bencana alam menjadikan unsur Basarnas dan Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) TNI, harus mumpuni hadir di setiap lokasi. Tak hanya bicara soal kemampuan dan kecepatan reaksi dari personel yang telah terlatih, sisi penunjang operasi mutlak menjadi perhatian serius. Dan bicara pada aspek ground operation, adanya kendaraan penakluk medan berat dari genre ATV (All Terrain Vehicle) menjadi yang diandalkan beberapa waktu belakangan. (more…)
Dikarenakan menurunnya kemampuan teknis helikopter NBO-105, diantaranya tidak mampu melaksanakan “recognised maritime picture” (RMP) yang dibutuhkan sebagai informasi yang akan di share ke armada patroli Maritime Task Force (MTF) UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon), menjadikan TNI harus memikirkan pengganti helikoper ringan twin engine yang melekat sebagai sistem senjata armada terpadu pada korvet TNI AL di Lebanon. (more…)
Tentu masih kuat dalam ingatan pada musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Perairan Selat Karimata di awal 2015. Lewat upaya evakuasi yang dramatis, bangkai pesawat akhirnya dapat diangkat ke permukaan. Selain berkat kerja keras awak SAR dan penyelam TNI AL, momen pencarian dan evakuasi AirAsia QZ8501 juga memperkenalkan sosok mini ROV (Remotely Operated Vehicle) jenis JW Fishers SeaLion-2. Dengan desain tabung berwarna kuning, inilah ROV organik yang dimiliki Badan SAR Nasional (Basarnas). (more…)
Dalam situasi darurat bukan perkara mudah untuk memberikan pelampung penyelamat (lifebuoy) kepada korban yang tengah terapung di lautan, terlebih bila kondisi gelombang tinggi, menjadikan kapal penyelamat butuh waktu untuk mendekati lokasi korban. Sementara disisi lain, kecepatan mengambil tindakan akan berpengaruh pada keselamatan korban yang nasibnya diujung tanduk. Nah, salah satu wahana untuk memberi pertolongan dini dan langsung ke titik keberadaan korban adalah dengan memanfaatkan jasa drone copter. (more…)
Adopsi drone copter (rotary wing) masih terbilang baru di Indonesia, dimana unit dan kesatuan pengguna masih terbatas, sementara memang terlihat ada kebutuhan penggelaran drone copter, khususnya dalam misi SAR dan surveillance. Berangkat dari peluang tersebut, belum lama ini UAVOS Inc dari Mountain View, California, Amerika Serikat, memperkenalkan produk drone copter berukuran mini, UVH-29E, kepada pihak Badan SAR Nasional (BASARNAS), Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT), Badan Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) dan perwakilan dari pasukan khusus TNI. (more…)