Update Drone KamikazeKlik di Atas

Cadilage Cage V-150 Mecar Gun 90mm: Mengenal Panser ‘Penggebuk’ Andalan YonKav 7 Pragosa Satya

Sebagai satuan lapis baja perisai Ibu Kota, Batalyon Kavaleri 7 Pragosa Satya (d/h YonKav 7 Sersus – Panser Khusus) identik dengan keberadaan panser V-150 produksi Cadilage Cage, Amerika Serikat. Sejarah pengabdian panser 4×4 ini tak perlu disangsingkan lagi dalam beragam operasi di dalam dan luar negeri. Sejak penggelaran V-150 di Bumi Loro Sae (Operasi Seroja), di Kamboja dalam Kontingen Pasukan Garuda, operasi kamdagri di Aceh dan Papua, telah membuktikan kehandalan panser yang dinobatkan sebagai salah satu alutsista favorit di Asia Tenggara.

Baca juga: V-150 Commando – Panser Yang “Lifetime Achievement”

Didatangkan pada pertengahan 1970-an lewat proyek Giling Wesi, total ada 58 unit V-150 yang memperkuat arsenal YonKav 7. Sebanyak 46 unit di antaranya adalah varian dengan kubah sederhana yang bersenjatakan dua pucuk senapan mesin M60. Sementara 12 unit sisanya tampil dengan kubah yang mengusung kanon 90mm L28 Mecar gun yang merupakan kanon dengan alur (rifled). Kanon 90 mm ini merupakan kanon bertekanan rendah. Performanya mirip dengan kanon Cockerill MkIII yang kemudian mempersenjatai tank ringan Scorpion 90. Bedanya kanon L28 Mecar Gun di V-150 pada ujungnya larasnya tidak dilengkapi muzzle brake untuk mengurangi hentakan.

Nah, dua belas unit unit V-150 inilah yang resminya diberi label LAV (Light Armored Vehicle)-150 Mecar Gun 90mm, dan menempati posisi teratas dalam varian V-150 yang ada di YonKav 7. Terkhusus tentang kanonnya, Mecar 90 mm adalah buatan Belgia, kanon ini berperan sebagai senjata anti tank dengan kemampuan memuntahkan beberapa tipe munisi, mulai dari munisi asap sampai peledak berfragmentasi. Beberapa pilihan munisinya seperti APFSDS-T, HEP-T, HEP-TP-T dan TPFSDS-T.

Baca juga: Cockerill 90 – Kanon Pamungkas Korps Kavaleri

Dalam simulasi, Mecar gun 90 mm saat memuntahkan munisi HEAT (High Explosive Anti Tank) seberat 3,54 kg, maka laras Mecar gun dapat melepaskannya hingga jarak maksimum 3.500 meter, meski jarak tembak efektif pada pertempuran yang ideal di kisaran 1.000 meter. Dengan munisi HEAT, Mecar gun 90 mm dapat merobek lapisan baja setebal 350 mm atau 1.200 mm untuk lapisan konsentrat. Sementara dengan munisi fragmentasi, proyektil dapat meledak tanpa harus terlebih dahulu mengenai sasaran. Munisi fragmentasi berbobot 5,21 kg yang ditembakkan pada jarak 4.200 meter mempunyai radius mematikan hingga 50 meter. Jenis munisi ini efektif untuk memporak porandakan basis perkubuan infanteri.

Baca juga: Wooden Armor – Murah Meriah, Balok Kayu Jadi Pelindung Ekstra Pada Ranpur

Ada dua jenis kanon Mecar gun 90 mm, yakni CAN-90H dengan bobot 416 kg dan CAN-90L dengan bobot senjata 285 kg. Kubah sendiri diawaki oleh dua personel, yaitu komandan dan juru tembak (gunner). Selain dioperasikan secara elektrik, dalam kondisi darurat kubah dapat pula dijalankan secara hidrolik lewat engkol. Sementara pola pengisian munisi ke laras masih bersifat manual.

Masih di bagian kubah, juga terdapat senapan mesin coaxial M-60 kaliber 7,62 mm yang mengikuti arah putaran laras. Meski berstatus varian kanon, hatch pada bagian belakang masih bisa difungsikan untuk dudukan senapan mesin di kaliber yang sama, umumnya awak V-150 memilih jenis M60 GPMG (General Purpose Machine Gun), meski bisa juga dipasang jenis FN MAG.

Fakta unik terkait Mecar gun 90 mm di V-150 TNI AD, bahwa pemerintah AS bertindak selaku end user yang mewakili pemerintah Indonesia dalam proses sertifikasi kubah dan kanon Mecar yang dibeli dari Belgia. Pengadaan V-150 untuk TNI AD senilai US$7,9 juta menggunakan program pembiayaan FMS (Foreign Military Sales) di tahun anggaran 1974 dengan bunga lunak. Pada saat itu, pihak Cadillac Gage menunjuk PT Sunda Karya sebagai agen di Indonesia untuk mengurus administrasi dan menjadi penghubung dengan TNI AD. (Haryo Adjie)

4 Comments