Inilah GSD LuWa, Calon Pengganti Ranpur Lapis Baja ‘Imut’ Rheinmetall Wiesel

Tidak terasa, usia ranpur lapis baja roda rantai berdesain imut khas Jerman, Rheinmetall Wiesel telah menua. Diproduksi pada periode 1979-1993, populasi Wiesel 1 telah mencapai 343 unit dan Wiesel 2 178 unit. Meski sampai saat ini dengan beragam varian masih dioperasikan oleh Angkatan Darat Jerman, namun pengganti Sang Musang rupanya sudah mulai dipikirkan.
Baca juga: Rheinmetall Wiesel – Ditawarkan Sejak Puluhan Tahun Untuk TNI
Dikutip dari soldat-und-technik.de (9/7/2021), pada 22 Juni lalu, IABG yang ditugaskan oleh BAAINBw sebagai kontraktor umum, mempresentasikan demonstrator sistem lengkap wahana lapis baja untuk pasukan lintas udara (GSD LuWa/Gesamtsystemdemonstrator für einen Luftbeweglichen Waffenträger) setelah durasi proyek ini berjalan selama 14 bulan.
Bersama dengan mitra proyek ACS, FFG dan Valhalla Turrets, desain interior dipresentasikan kepada pihak Kementerian Pertahanan Jerman di Derching dekat Augsburg. Bakal prototipe yang sementata ini disebut GSD LuWa akan mendapatkan evaluasi desain pada pertengahan tahun 2022. Kabarnya GSD LuWa dipersiapkan sebagai Wiesel MK1.

Lantaran masih berupa konsep awal, belum ada keterangan tentang deskripsi dan spesifikasi dari GSD LuWa. Di beberapa forum, netizen berkomentar dengan menyebut rancangan Wiesel Next Generation ini tampil lebih kokoh dan futuristik dibandingkan Wiesel saat ini.
Wiesel dirancang sejak tahun 70-an dan mulai memperkuat AD Jerman pada akhir tahun 1980. Dengan bobot pada varian standar 2,7 ton, menjadikan Wiesel masuk kategori light air transportable armoured fighting vehicle, artinya jenis ranpur lapis baja ringan yang dipersiapkan untuk mobilitas taktis lewat udara.


Dengan ukuran yang kecil serta berat yang ringan, pesawat angkut berat C-130 Hercules bisa membawa 2 unit Wiesel dalam sekali sortir. Helikopter sekelas SA330 Puma pun dapat menggotong Wiesel lewat kabel sling.
Baca juga: Cina Tampilkan Ranpur Lapis Baja Roda Rantai yang Mirip Rheinmetall Wiesel
yang cukup menarik lagi, Wiesel sejatinya sudah lama diperkenalkan untuk Indonesia. Di sekitaran tahun 1989-1990, Wiesel bahkan kerap di iklankan di sebuah majalah Militer era 80-an. Saat itu, Wiesel masih diproduksi oleh Krupp Mak. Dan nyatanya Wiesel pun sudah pernah di uji coba pada kontur medan di Indonesia. (Bayu Pamungkas)
Related Posts
-
Minenräumer ‘Minebreaker 2000/2’ – Wahana Penghancur Ranjau dari Platform MBT Leopard
4 Comments | Nov 5, 2020 -
Gulfstream G550 CAEW: Stasiun Radar Terbang Conformal Perisai Ruang Udara Singapura
16 Comments | May 24, 2016 -
Belgia Pesan 9 Unit Self Propelled Howitzer CAESAR NG 6×6, Pengguna Pertama di Luar Perancis
1 Comment | May 15, 2022 -
Perancis Tawarkan India Bangun Basis Produksi Rafale, Inilah Syaratnya
20 Comments | Jan 8, 2021
Mimin flashback ke 2014 😂😂😂
https://www.indomiliter.com/rheinmetall-wiesel-ditawarkan-sejak-puluhan-tahun-untuk-tni/
…..Die alte WIESEL PANZER…….
https://youtu.be/2EpgqOWqh_k
…..BUNDESWEHR….
https://youtu.be/9iTrNvuWwq8
https://youtu.be/8uPmaajUFUY
https://youtu.be/uaR98A6ahdI
https://youtu.be/0C6kXE6-SMw
https://youtu.be/3WqFq7XDRU0
https://youtu.be/W0QrAyE3RBg
Menunggu hibah tank jerman yg paten dan batle pulpen
Bismillah jika GSD Luwa dapat dijadikan ranpur yang imbang dengan produk lainnya,kenapa tidak diakuisisi lebih banyak dari tahun sebelumnya untuk TNI AD?.setidaknya ada kombinasi tempur selain leopard dapat juga ditambah dengan T.90 dan T.80 produk rusia,sejak perang PD II rusia tangguh dalam produksi tank dan batle proven menghadapi tank jerman.
Muga2 cepet pensiun..muga2 cepet diorder dimari..brsama2 dgn leopard A4 yg lama jg..amin
(Doa jamaah bekasiyah)
Amin amin amin
@admin min bahas pengadaan frigate yunani dong. Kabarnya Inggris mau kasih harga murah 2 frigate bekasnya klo mau pilih frigate type 31 buatan babcock yg modelnya kyk Iver class
Walaupun kecil dan lincah tapi Dari segi proteksi kelihatannya kurang apalagi di era IED,ATGM,recoilles rifle & anti materiel rifle banyak dipakai itu sebabnya ranpur dari kelas tankette sudah tidak lagi digunakan.
Sebelum d produksi tolong test tembak dari meriam 30mm apache sebanyak 600 peluru. Kalau hanya lecet saja boleh lah d produksi
Nantik dulu dek.
Ni barang mau dipake ICBM dulu. Kalau lolos baru ditembak 600 peluru 30mm Apache