SA-330 Puma Inggris Raih Prestasi Gemilang di Afghanistan

Bagi Anda yang besar di dekade 80/90-an, tentu mengenal sosok helikopter milik TNI AU ini, meski secara spesifikasi adalah helikopter angkut sedang, namun kala tu, inilah helikopter yang paling bongsor dioperasikan oleh TNI. Dan jadilah SA-330 Puma disebut sebagai helikopter “angkut berat.” Selain kenyang dioperasikan dalam misi tempur dan non tempur, SA-330 juga kerap digunakan Presiden Soeharto dalam misi safari ke daerah-daerah terpencil.

Baca juga: SA-330 Puma – Helikopter “Angkut Berat” TNI AU Era-80an

Dan seiring waktu berjalan, dengan usia yang telah menua, kini SA-330 TNI AU sudah jarang terlihat terbang. Namun lain halnya dengan AU Inggris (Royal Air Force), di tangan militer Inggris, helikopter ini masih terus digunakan. Dikutip dari Janes.com (28/1/2020), SA-330 setidaknya sudah dioperasikan Inggris di Afghanistan sejak 2015, dan sampai saat ini terus mendukung pergerakan pasukan darat Inggris. Persisnya AU Inggris menggunakan tipe SA-330E Puma HC2.

Masih dari sumber yang sama, AU Inggris telah merilis informasi bahwa telah menerbangkan 30.000 jam SA-330 Puma H2C, dimana 10.000 jam diperoleh selama operasi militer di Afghanistan.

Ada 24 unit SA-330 Puma yang mendapatkan upgrade dari Airbus Helicopters pada tahun 2014, dan pada 28 Januari 2020 RAF mengumumkan pencapaian prestasi jam terbang, dimana belum ada sebelumnya helikopter militer Inggris yang sepertiga dari jam terbangnya didapat dari operasi tempur.

“Sepertiga dari jumlah penerbangan dilakukan dalam misi operasi tempur belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Adam Wardrope, Station Commander RAF Benson and Puma Force Commander. Inggris mengerahkan tiga unit SA-330 Puma HC2 ke Afghanistan pada Maret 2015, mengambil alih peran Boeing Chinooks yang telah terbang dalam mendukung Afghan National Army Officer Academy (ANAOA) dan Kementerian Keamanan Afghanistan di Kabul sejak akhir 2014. Satu helikopter SA-330 Puma HC2 diwartakan jatuh pada Oktober 2015.

Militer Inggris dikenal sebagai pengguna SA-330 Puma sejak 1971, bahkan SA-330 Puma dikerahkan Inggris saat Perang Falkland (Malvinas) di tahun 1982. Uniknya Argentina sebagai lawan, saat itu juga mengoperasikan SA-330 Puma, yaitu dioperasikan oleh AD Argentina dan Panjaga Pantai.

Sebagian dari armada SA-330 Puma RAF berasal dari bekas pakai Afrika Selatan. Seperti ada enam unit SA-330L yang dibeli pada tahun 2002. Lewat program upgrade besar-besaran, Puma tersebut kemudian menjelma menjadi SA-330 H2C, varian ini mulai masuk kedinasan pada tahun 2012 dan pengiriman dituntaskan pada tahun 2014. Upgrade dari SA-330L ke SA-330 H2C juga memungkinkan masa operasional helikopter ini sampa tahun 2025.

Baca juga: Bell 204B – Lintasan Sejarah Tiga Dekade Helikopter Utility TNI AU

Paket upgrade pada dasarnya mencakup instalasi dua mesin Turbomeca Makila, gearbox dan rotor ekor baru, kontrol mesin baru, sistem autopilot digital, sistem manajemen penerbangan, suite pertahanan yang ditingkatkan, serta perlindungan balistik untuk awak dan penumpang helikopter. SA-330 Puma yang telah ditingkatkan dapat mengangkut dua kali lipat muatan dari varian pendahulunya. Tugas yang diemban SA-330 Puma untuk mendukug transportasi taktis dan operasi kemanusiaan.

Menurut sumber Indomiliter.com, saat ini SA-330 TNI AU masih dalam kondisi serviceable, perannya sendiri mulai digantikan dengan helikopter yang lebih mdoern, seperti NAS332 Super Puma dan H225M Caracal. (Haryo Adjie)