Hari ini, 59 Tahun Lalu, TNI AU Mulai Operasikan Radar Decca dari Inggris

Radar AWS-2 diatas menara pantau Satrad 215.

Pada hari ini, 59 tahun lalu yang bertepatan dengan 12 Mei 1962, menjadi momen bersejarah bagi TNI AU dan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), pasalnya untuk pertama kali, TNI AU resmi mengoperasikan dan merawat rada hanud buatan Inggris Decca. Radar canggih pada masanya tersebut, digelar Satuan Radar di beberapa lokasi di Pulau Jawa, yaitu di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Baca juga: Radar AWS-2 Kohanudnas ‘Kawal’ Ground Breaking Bandara Kulon Progo

Meski sistem radar Kohanudnas terus dipermodern dengan beragam tipe radar terbaru, tapi hingga kini ada jenis radar yang terbilang tua namun legendaris. Dan inilah sistem radar AWS-2. Jenis radar sekunder yang menurut informasi masih digunakan Satrad (Satuan Radar) 214 di Pemalang, Jawa Tengah dan Satrad 215 di Congot, Yogyakarta, dan Satrad 221 di Ngliyep, Jawa Timur.

Apa yang membuat radar AWS-2 layak disebut legendaris? Ini tak lain terkait proses kedatangan radar AWS-2 yang berlangsung pada awal tahun 60-an. Saat persiapan operasi Trikora untuk merebut Irian Barat, seperti dketahui Indonesia melakukan pengadaan alutsista besar-besaran, tak hanya pada adopsi sistem senjata tercanggih pada masanya seperti jet tempur MiG-21F, pembom strategis Tu-16 dan kapal penjelajah KRI Irian. TNI pun juga ikut memboyong sistem perangkat radar sebagai komponen pertahahan udara (hanud) nasional.

Tebaran jaringan radar diperlukan untuk melindungi obyek vital di Pulau Jawa dan Sumatera, dan sebagai elemen GCI (Ground Control Intercept) dan EW (Early Warning) pada pangkalan aju di daerah operasi.

Merujuk ke situs Kohanudna.mil.id, program pengadaan radar pada masa itu diberi sandi operasi Kresna. Operasi ini secara khusus digelar untuk mencari radar-radar yang ideal digunakan TNI guna mendukung pelaksanaan operasi hanud. Melewati beragam proses, kemudian didatangkanlah radar Decca dari Inggris. Periode instalasi radar Decca Plessy HF – 200, Decca Plessey Hidra, dan Plessey AWS-2 dari Inggris masuk pada periode tahun 1962 –1964 di Tanjung Kait dan Cisalak. Kegiatan instalasi dilaksanakan oleh ahli Inggris yang dibantu tenaga-tenaga ahli dari AURI.

Namun sayangnya kegiatan ini terhambat karena konflik Indonesia – Malaysia, dimana Malaysia disponsori oleh Inggris. Dengan konflik ini, maka pada awal tahun 1964 para teknisi Inggris ditarik pulang dan sebagian suku cadang tidak dilanjutkan pengirimannya, dan membuat penginstalasian radar terbengkalai. Meski begitu beberapa radar yang sudah diinstalasi tetap dapat dioperasikan.

Setelah kegagalan dari sebagian Operasi Kresna, maka AURI kembali berusaha untuk mendatangkan radar dari Blok Timur. Maka dimulailah suatu periode instalasi Radar P-30 Rusia di Palembang dan Tanjung Pandan, Radar Nysa-C Polandia di Cengkareng, Cibalimbing dan Radar Decca Plessy LC di Palembang.

Baca juga: Radar Hanud AWS-2 – Jejak Operasi Kresna Yang Masih Eksis

Sesuai perkembangan teknologi saat itu, radar-radar di atas masih sangat sederhana dan hanya menyuguhkan bearing dan range pada console, namun dengan kemampuan deteksi rata-rata 120 NM sampai dengan 180 NM (nautical mile), keberadaan radar-radar tersebut cukup mampu memberikan informasi seluruh pesawat yang memasuki wilayah udara Indonesia, khususnya yang berada di sekitaran Pulau Jawa. (Gilang Perdana)

12 Comments