Respon Peluncuran Rudal Hwasong-17, Korea Selatan Kembangkan Naval L-SAM, Sistem Hanud Anti Rudal Balistik di Kapal Perang

Hanya berselang sehari pasca uji coba rudal balistik Korea Utara Hwasong-17 yang jatuh di ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) Jepang, Korea Selatan langsung bereaksi dengan memberikan persetujuan untuk program pengembangan rudal hanud anti rudal balistik Naval L-SAM yang akan dipasang pada kapal perusak (destroyer) KDDX.

Baca juga: Kim Jong Un Tampil dengan Gaya Sinematik di Peluncuran Rudal Balistik Antarbenua Hwasong-17

Dikutip dari Navalnews.com (28/3/2022), Defense Acquisition Program Administration (DAPA) secara resmi telah memberikan lampu hijau pada program “Ship-to-air Guided Missile-II” dalam pertemuan ke-142 Komite Promosi Program Akuisisi Pertahanan, pada 25 Maret, waktu setempat. Naval L-SAM disebut-sebut dikembangkan dari basis L-SAM ground based yang diproduksi oleh LIG Nex1.

Rudal Naval L-SAM rencananya akan menajadi kelengkapan pada destroyer KDDX, kelas perusak generasi berikutnya dari Angkatan Laut Republik Korea (ROKN) yang akan dilengkapi dengan radar active electronically scaned array (AESA) yang dirancang di dalam negeri.

Program Naval L-SAM diperkirakan bakal menelan biaya 690 miliar won atau setara US$563 juta. Dari kebutuhan, Korea Selatan bertujuan untuk membuat rudal hanud dengan kemampuan yang mirip dengan SM-2 besutan Amerika Serikat yang tidak hanya dapat menembak jet tempur, melainkan juga dapat mencegat rudal balistik. Pengembangan Naval L-SAM diharapkan akan dimulai tahun depan dan selesai pada tahun 2036.

Dalam siaran pers, DARPA menyebut, “Program ini tidak hanya akan memperkuat kemampuan pertahanan kita terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan industri pertahanan dalam negeri, menciptakan lapangan kerja dan memungkinkan kita untuk mendapatkan keahlian dalam memproduksi peluru kendali.”

Sekilas tentang rudal L-SAM, varian ground based-nya telah lebih dulu dikembangkan, yaitu pada tahun 2019. L-SAM masuk ke dalam kelompok mobile surface to air missile/anti ballistic missile system. Ada dua perusahaan besar yang ikut andil dalam perancangan L-SAM, yakni sistem anti balistik oleh Hanwha dan sistem hanud anti pesawat oleh LIG Nex1.

Sistem pemandu rudal L-SAM varian ground based juga mengandalkan pemandu radar AESA S band yang ditempatkan pada truk trailer. L-SAM dipersiapkan untuk menghancurkan rudal balistik Korea Utara saat dalam fase terminal.

L-SAM digadang akan pencegat tingkat atas untuk pertahanan berlapis, yang masuk sebagai bagian dari proyek Korean Air and Missile Defense (KAMD), yang dijadwalkan akan siap pada awal 2020-an.

Sistem L-SAM dipersiapkan menggunakan dua jenis rudal, yaitu satu untuk menghadang pesawat dan yang lainnya untuk rudal balistik. Pencegat rudal akan mampu mencegat rudal balistik di ketinggian antara 40-100 km. Baterai L-SAM akan terdiri dari radar multifungsi, pusat komando dan kontrol (C2), stasiun kontrol tempur, dan empat peluncur yang dipasang di truk, dua untuk setiap jenis rudal.

Baca juga: Berselubung Peluncuran Rudal Balistik, Korea Utara Sukses Luncurkan Satelit Intai 

L-SAM punya jarak tembak efektif 150 km dan ketinggian luncur hingga 100 km. Uji coba pertama L-SAM berhasil dilakukan pada 23 Februari 2022 untuk melihat apakah pencegat dapat terbang pada lintasan yang diinginkan dan jatuh secara akurat di tempat yang telah ditentukan. (Bayu Pamungkas)