Berselubung Peluncuran Rudal Balistik, Korea Utara Sukses Luncurkan Satelit Intai
Hari Minggu lalu kawasan semenanjung Korea dikejutkan dengan terdeteksinya peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara ke arah Laut Jepang. Di tengah fokus dunia ke konflik Rusia – Ukraina, maka aksi yang menjadi sorotan Jepang dan Korea Selatan ini terasa tak bergaung. Namun, ada kabar lain yang mengejutkan, bahwa rudal balistik yang diluncurkan dari daerah Sunan di Pyongyang utara, Korea Utara pada Minggu, 27 Februari tersebut berisikan muatan khusus.
Baca juga: Bak Adegan Film Sci-fi, Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik dari Atas Kereta Api
Bukan berisi hulu ledak, melainkan rudal balistik itu berisikan satelit intai (reconnaissance satellite). Dikutip dari dw.com (28/2/2022), disebutkan apa yang dilakukan Korea Utara merupaka bagian dari uji coba peluncuran satelit intai. Voice of Korea (VoK) – media yang dikeloka Pemerintah Korea Utara, pada Senin kemarin merilis foto-foto hasil citra satelit yang memperlihatkan posisi semenanjung Korea dari sudut vertikal dan miring. Korut mengkonfirmasi bahwa foto tersebut dihasilkan dari sistem kamera dengan resolusi tinggi.
National Aerospace Development Administration (NADA) dan Academy of Defence Science, disebut sebagai motor dari uji coba satelit intai Korea Utara. Masih dari VoK, dikatakan sistem transmisi data dan kontrol ketinggian satelit dapat bekerja dengan baik. Meski begitu, media Korut tidak memperlihatkan foto atau video saat peluncuran satelit, hanya foto citra satelit yang diperlihatkan saat satelit sudah berada di luar angkasa.
BREAKING: North Korea published these two images of its “reconnaissance satellite” test on Sunday pic.twitter.com/uRmdH1tzWv
— NK NEWS (@nknewsorg) February 27, 2022
Sumber terpisah, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) melaporkan pada hari Minggu pagi bahwa Korea Utara menembakkan satu rudal balistik “kemungkinan” dari daerah Sunan di Pyongyang utara, mungkin merujuk ke Bandara Internasional Pyongyang di mana rudal telah diuji sebelumnya. JCS mengatakan proyektil mencapai ketinggian maksimum 385 mil (620 km) dan terbang sejauh 186 mil (300 km) sebelum mendarat di laut lepas pantai timur negara itu. Jepang juga memberikan perkiraan serupa.
Data penerbangan dari rudal balistik telah membuat para ahli bingung, yang mengatakan itu tidak cocok dengan uji coba rudal Korea Utara sebelumnya. Ankit Panda, seorang rekan senior di Carnegie Endowment for International Peace’s Nuclear Policy Program, mengatakan bahwa Korea Utara mungkin telah memasang peralatan pengintaian pada “rudal balistik” dan “mungkin menggunakan rudal balistik jarak menengah – medium-range ballistic missile (MRBM)-class booster.
Menurut Xu Tianran, analis dari Open Nuclear Network, peluncuran suborbital dari Korea Utara pada hari Minggu dapat “mencapai ketinggian” dari satelit mata-mata orbit rendah bumi (low Earth orbit/LEO), “tetapi proyektil yang diluncurkan tidak mengikuti lintasan khas untuk menempatkan muatan ke orbit LEO, dengan demikian tampaknya tidak dimaksudkan untuk mencapai orbit,” ujar Tianran.
Xu mengatakan bahwa “perkiraan yang sangat sederhana” menunjukkan bahwa muatan tersebut menghabiskan setidaknya lima menit atau lebih di luar angkasa sebelum jatuh kembali ke Bumi.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sebelumnya telah mendesak militer pada kongres partai Januari 2021 untuk mengamankan kemampuan pengintaian dan pengumpulan informasi berdasarkan operasi satelit intai dalam waktu dekat. (Gilang Perdana)
Coba belajar sama korut. Kirim 50 ilmuan roket kita kesana dengan misi rahasia. Keluarin aja biaya sampe USD 100 juta. Pasti mau tuh korut yg lg butuh dana
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Segera kirimkan beberapa pemuda kita untuk belajar propaganda langsung dari Jong Un “The Chu Lun. Walaupun norak, tapi aksi propaganda Korut tidak tanggung2. Dengan foto dan video editan sedemikian rupa. Lupakan malu utk mengklaim sudah menguasai ruang angkasa. Laksanakan ! Bravo !
klo disini negara kaya tpi miskin
Pake GoPro kayaknya. Kalo pake kamera ultra hd seperti yg dipake di satelit recon sih gak mungkin karena gak ada yg mau jual dan hanya ada beberapa negara tertentu yg bisa buat.
Miskin tapi mampu menunjukan kemampuan yang luar biasa