Cina Rilis Gliding Sub Munitions Dispenser, Senjata Penghancur Landasan dengan Ratusan Bom
|Dalam babak pertama serangan udara ke permukaan, landasan udara menempati prioritas oyek vital yang harus dihancurkan terlebih dahulu. Dengan dihancurkannya landasan pada lanud terpilih, maka diharapkan kekuatan udara lawan menjadi lumpuh, lantaran jet tempur dan dukungan logistik tidak dapat disalurkan karena landasan yang rusak berat. Rupanya hal tersebuti disadari oleh Cina bila kelak harus melakukan ekspansi dengan cara ofensif.
Baca juga: Bom Cluster RBK-250 – Penebar Maut dari Timor Timur Hingga Konflik di Suriah
Setelah sebelumnya mengoperasikan bom penghancur landasan (anti-runway penetration bomb) Durandal besutan MBDA, Perancis, kini militer Cina telah melangkah lebih jauh dengan mengembangkan apa yang disebut sebagai Gliding Sub Munitions Dispenser. Disebut Gliding, pasalnya wahana penghancur ini mengarah sasaran dengan cara meluncur tanpa mesin. Meski melayang tanpa tenaga pendorong, wahana ini dapat dikendalikan layaknya bom pintar.
Sementara ada label Sub Munitions, lantaran pada wahana berwujud rudal jelajah ini di dalamnya terdapat sub amunisi, atau amunisi-amunisi kecil berjumlah 240 unit, dimana ratusan amunisi tersebut akan terlontar dan menyebar sebelum wahana (carrier) tiba di titik sasaran. Efek taburan dari ratusan bom kecil ini terbilang luas, yakni punya daya rusa hingga 6.000 meter persegi.
Dikutip dari Janes.com (17/8/2020), disebutkan pertama kalinya sosok Gliding Sub Munitions Dispenser disiarkan oleh saluran China Central Television 7 (CCTV 7) pada 15 Agustus lalu sebagai guided stand-off weapon. Desainnya sedikir banyak mirip dengan Y6-J (CS/BBC5) Guided Glider Aerial Bomb yang diperkenalkan pada China AirShow 2018 di Zhuhai. Netizen Cina menyebut sosok yang dikatakan punya berat 500 kg ini menyerupai Joint Standoff Weapon (JSOW) AGM-154 buatan AS.
Walau tak disebutkan kapan kejadiannya, dalam tayangan CCTV 7, diperlihatkan Gliding Sub Munitions Dispenser ini dibawa oleh pembom tempur Xian JH-7 dalam misi uji coba.
Dilengkapi sayap lipat, kabarnya Gliding Sub Munitions Dispenser ini dapat dilepaskan jauh di luar garis pertahanan lawan, atau sekitar 60 km dari titik sasaran. Metode stand-off ini menjadikan jet tempur/pembom yang melepaskannya dapat beroperasi dengan aman tanpa masuk ke zona pertahanan udara lawan.
Baca juga: Helikopter Serbu Mi-35P Puspenerbad Sukses Dipasangi Roket FFAR Produksi PT DI
Konsep penggunaan dispenser sebagai wadah untuk ratusan amunisi perusak landasan, mengingatkan kita pada JP233 Anti-Runway/Area Denial Weapon System yang kondang digunakan oleh jet tempur Panavia Tornado. Bedanya dengan konsep Gliding Sub Munitions, pod dispenser JP233 bukan stand-off weapon dan tidak dilengkapi sayap lipat. Model senjata penghancur landasan seperti JP233 dan Durandal terbukti sukses digunakan dalam laga Perang Teluk I. (Gilang Perdana)
Tenang tu d tembak gatling gun 20mm jg kena wong pakai parasut gitu lamban.. g bakal bs ancurin rantis apa APC saya yakin baret juga g akan
Rupanya hal tersebuti disadari oleh Cina bila kelak harus melakukan ekspansi dengan cara ofensif.
………………………………………………………………………….
Lanud milik negara Asean yg jelas2 saat ini pembangunannya untuk antisipasi cina adanya di Natuna, tapi kecil kemungkinan perkakas ini akan digunakan untuk hancurkan lanud Ranai, karena tidak ada pesawat yang cukup kuat dan berjumlah banyak standby disana pesawat yg datang cuma isi bbm setelah patroli, dan pertahanan pangkalan nya pun amat sangat lemah, yang bilang pertahanan Natuna kuat artinya tidak bisa baca kekuatan lawan. Kesimpulannya cukup kirim satu heavy fregat Jiankai Class takluk sudah Natuna.
mereka harus berhadapan dulu dengan nato…apa mereka diam aja ada pergerakan china LCS…amerika punya kepentingan disana..kabar terakhir amerika akan menempatkan pasukan rudal jelajah di LCS
Berahadapan dengan NATO??? sebenarnya NATO itu apa sih???
Lagian memangnya USA peduli jika China sampai ke Natuna hanya sekedar mencari ikan???
Lucu…seperti ngomong dengan anak kecil…yo wis nak silahken lanjutken.
Buat pesawat cn235 versi gunship atau pembom jarak medium
Masih bs d hadang sky shield, hanya yg d kuatirkan tdk semua sub amunisi meledak d udara & berjatuhan d pemukiman pddk d sktr lanud.
Bom curah?
Indonesia bikin juga dong. Nanti pasang di pesawat SU series.
Sepertinya tdk ada yg istimewa soal senjata penghancur landasan udara jika militer cina belum memiliki kemampuan SEAD utk menghancurkan sistem hanud yg ada di pangkalan udara musuh.
Mereka punya, contohnya rudal DF-21/21D, DF-26 hingga DF-ZF. Tapi kalo ditanya apa bisa diterapkan dalam skala nyata, nah itu baru sebatas teori.
Tapi utk misi SEAD(suppression of enemy air defenses) hanya mengandalkan rudal balistik saja tdk akan cukup utk melumpuhkan sistem hanud,cina juga membutuhkan senjata spt rudal anti radiasi AGM 88 HARM & pespur khusus utk perang elektronik spt EA 18G growler ataupun Tornado ECR.
Mantap jiwa ! Segera beli senjata GMSD ini 500-1000 unit, instalasikan di pesawat SU-35 dan J-20. Beli juga bomber H-20 atau PAK DA 200 unit spy penggunaannya efektif. Customisasikan agar bisa dimuati bom droplet berisi uranium. Gunakan utk meratakan lanud-lanud musuh di Spratly dan Paracel Island. Gunakan jg utk menenggelamkam pulau2 reklamasi di LCS. Laksanakan ! Bravo !
yg kaya gini bukanya mudah dijatuhkan hanud y? manpad bahkan.
Mungkin dlm sekenarionya bom ini digunakan setelah radar hanud lawan sudah dilumpuhkan.
Jawaban atas deal F16v taiwan-US kan?
Masih jauh, Jangkauannya untuk peluncuran high altitude cuman 60 km padahal Taiwan juga punya JSOW 154 yg jangkauannya bisa 130 km kalo dari peluncuran high altitude, itu 2 kali lipat dari punya China.
Btw Singapore juga punya loh yg artinya kalo itu dipake Singapore pake F-35 B udah bisa ngelumpuhin pangkalan udara di Pekanbaru, Bintan, Batam dan Natuna.
enaknya punya negara besar dan punya landasan banyak seperti Indonesia…bila satu wilayah atau landasan hancur…masih ada landasan lain untuk serangan balasan.
makanya untuk NKRI pesawat kecil semacam F-16 yang disebar lebih menakutkan daripada pesawat besar nan mahal seperti Su-27 series atau F-15 yang terkonsentrasi di satu wilayah saja.
Punya negara dg wilayah besar juga jadi masalah kalo gak punya Alutsista yg besar dan kuat juga. Indikator sebagai militer yg besar dan kuat itu adalah militer yg mampu menghadapi dua front peperangan menghadapi 2 negara adidaya regional, atau punya kemampuan blue water navy, atau mampu menerapkan AA/AD skala luas hingga wilayah musuh. Itu baru disebut negara besar dg kekuatan militer yg besar dan kuat.
ga perlu f16…kan ada t 50 korsel…lebih murah 😂😂😂😂
Ini sugito@ memang aneh……malah ngarep negaranya diserang negara lain 🤔