CEO Eurofighter Sebut Jerman ‘Memblokir’ Penjualan Jet Tempur Typhoon ke Turki
|Meski keduanya adalah anggota senior NATO, namun hubungan antara Jerman dan Turki tidak terlalu akur, masalah politik kerap menjadi dasar penolakan Jerman untuk menjual persenjataan dan komponen terkait ke Turki. Isu kini bergulir pada rencana Turki untuk mengakuisisi 40 unit jet tempur Eurofighter Typhoon.
Lantaran produksi Eurofighter Typhoon adalah hak atas konsorsium empat negara – Inggris, Spanyol, Italia dan Jerman, maka penjualan per unitnya perlu mendapat persetujuan salah satu dari negara tersebut. Selain argumen Jerman atas pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukanj militer Turki pada etnis Kurdi, tak bisa dikesampingkan adalah sikap Turki yang menentang keras invasi Israel ke Gaza. Sementara disisi lain, Jerman adalah pendukung setia atas kebijakan Israel di Palestina.
Dikutip dari Hurriyetdailynews.com (29/7/2024), CEO Eurofighter telah mengonfirmasi adanya pemblokiran pembelian Typhoon Turki oleh Berlin CEO Eurofighter Giancarlo Mezzanatto menyatakan bahwa Jerman memblokir upaya Turki untuk memperoleh puluhan jet tempur Jerman.
Hal tersebut diungkapkan Mezzanatto selama jumpa pers di Farnborough International Airshow di Inggris pada 28 Juli 2024. Mezzanatto mencatat bahwa hambatan ini mungkin disebabkan oleh aktivitas eksplorasi hidrokarbon Turki di Mediterania Timur.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, dalam pidatonya di KTT Pemimpin NATO yang diadakan di Washington dua minggu lalu, menyebut bahwa negosiasi dengan Jerman dan Inggris mengenai Eurofighter berjalan dengan baik. Erdoğan menyatakan bahwa Kanselir Jerman Olaf Scholz tidak menyatakan sikap negatif apa pun mengenai akuisisi Eurofighter dari Jerman, dan menegaskan bahwa diskusi masih berlangsung.
Ketertarikan Ankara untuk memperoleh jet bermesin ganda tersebut muncul setelah negosiasi panjang mengenai pembelian pesawat F-16 dari Amerika Serikat.
Pada bulan November 2023, Turki mengungkapkan bahwa mereka terlibat dalam diskusi dengan Inggris dan Spanyol untuk mendapatkan 40 Eurofighter, tetapi Jerman mengajukan keberatan.
Bila Jerman resmi memblokir upaya penjualan Typhoon ke Turki, maka Berlin juga harus siap menanggung konsekuensi. Lebih dari 25.000 tenaga kerja dari 120 perusahaan di Jerman terkait dengan rantai produksi Eurofighter Typhoon. Dan komunitas pekerja tersebut menyatakan seruan ‘Let’s sell to Turkey’ untuk Eurofighter Typhoon, lantaran bila pesanan Turki dibatalkan, maka nasib ribuan pekerja akan menganggur dalam beberapa tahun mendatang.
Serikat Pekerja Penerbangan di Jerman mendukung upaya Turki untuk membeli 40 Eurofighter Typhoon karena kekhawatiran tenaga kerja spesialisnya akan hilang jika kontrak untuk jet tersebut tidak dibuat dan ditandatangani.
Pada bulan November 2023, Menteri Pertahanan Turki Yasar Guler mengatakan dirinya telah melakukan pembicaraan dengan Inggris dan Spanyol untuk membeli Typhoon, namun Jerman keberatan. Guler mengadakan diskusi dengan mitranya, Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps di Ankara, di tengah harapan Inggris dapat membantu membujuk Jerman untuk mempertimbangkan kembali permintaannya. (Gilang Perdana)
Jerman Tolak Penjualan Eurofighter Typhoon ke Turki, Serikat Pekerja Layangkan Ancaman Ini
Tdk mungkin turkiye beli rafale krn pasti ditolak prancis😀😀😀😀
Salut buat Russia, gegara S 400, jadi panjang urusannya. Kenapa Turki gak pilih Rafale ya? Kalo Su 35 atau Su 57 bisa jadi alfernatif. Kadi penasaran TAI Kaan itu kerjasamanya sama siapa?
Kalo ditolak gak usah dibelilah Tipun, pesen aja sama Ruskie, SU35 & SU57 lebih canggih & murce,
Ini om Wo lagi kunjung ke Ruskie, mudah2an bawa oleh2 yg gedong😁