Turki Dianggap Terlalu ‘Keras’ Ke Israel, Bikin Jerman Enggan Setujui Penjualan Eurofighter Typhoon

Terlepas dari polemik atas ‘keraguan’ Jerman atas rencana penjualan 40 unit Eurofighter Typhoon ke Turki, menarik untuk dicermati bahwa Turki lewat Menteri Pertahanan Yaşar Güler menyebut bahwa yang diinginkan Turki bukan jet tempur bekas dan yang dibeli Turki harus berupa Typhoon varian terbaru, yang berarti Eurofighter Typhoon Tranche 4.

Baca juga: Turki Borong 40 Unit Jet Tempur Eurofighter Typhoon, Eks Pesanan Arab Saudi yang Diembargo Jerman

Keragu-raguan Jerman untuk menyetujui penjualan jet tempur Typhoon ke Turki dikabarkan terkait dengan kritik keras Turki terhadap tindakan militer Israel di Jalur Gaza. Kanselir Jerman Olaf Scholz menanggapinya dengan menghalangi keinginan Turki untuk membeli 40 jet tempur Eurofighter Typhoon.

Seperti diketahui, akibat serangan intens dan brutal Israel di Gaza, yang mengakibatkan hilangnya lebih dari 14.000 nyawa, terutama di kalangan anak-anak dan perempuan, Turki mengutuk Tel Aviv dan menjulukinya sebagai “negara teroris.” Turki juga menahan diri untuk tidak menyebut Hamas sebagai organisasi teroris, hal ini bertentangan dengan sikap negara-negara Eropa lainnya dan anggota NATO.

Jerman sebagai pendukung setia atas kebijakan Israel, tidak menyetujui tindakan Turki, sehingga menimbulkan keraguan dalam menyetujui penjualan jet tempur Typhoon. Meskipun ada komunikasi yang jelas dari Turki hingga Jerman bahwa opsi alternatif tersedia, Kanselir Scholz diperkirakan tidak akan mengizinkan penjualan jet tempur Eurofighter Typhoon.

Presiden Recep Tayyip Erdogan secara tegas menyatakan bahwa Jerman bukan satu-satunya negara yang memproduksi jet tempur, dan menekankan bahwa Turki memiliki alternatif jika permintaan jet tempur Typhoon ditolak.

Tampilan bodi Typhoon dengan CFT.

Eurofighter Typhoon diproduksi oleh konsorsium yang terdiri atas empat negara Eropa, yakni Inggris, Jerman, Italia, dan Spanyol, sehingga setiap penjualan jet tempur tersebut memerlukan persetujuan dari keempat negara.

Turki telah memulai diskusi untuk mengakuisisi 40 jet tempur Eurofighter Typhoon setelah permintaan varian terbaru pesawat tempur F-16 Viper Block 70 mungkin tidak diakomodasi oleh Amerika Serikat.

Menteri Pertahanan Turki, Yasar Guler, menyatakan Turki sedang melakukan negosiasi dengan Inggris dan Spanyol untuk pembelian jet tempur Typhoon, meski Jerman sudah menyatakan keengganannya menjualnya ke Ankara.

Sebagai anggota NATO, Turki dilaporkan berusaha untuk memperoleh varian terbaru dari pesawat tempur Typhoon, yang dikenal sebagai Tranche 4, yang dilengkapi dengan radar AESA “CAPTOR E”, yang dianggap sebagai pesawat tempur modern Eropa yang mampu bertugas hingga tahun 2060.

Baca juga: Eurofighter Typhoon Akan Dilengkapi Radar AESA Baru, Leonardo ECRS MK2 “World Class Radars”

Fitur Tranche 4 sebagai konfigurasi terbaru dari Eurofighter Typhoon yang ingin diperoleh Turki adalah:
– Desain Air-Air Role Predominan
– Integrasi Rudal Udara ke Udara ASRAAM, AMRAAM dan METEOR
– Radar AESA Captor-E
– Tangki Bahan Bakar Tambahan Badan Pesawat (CFT) – Fuselage Additional Fuel Tanks
– Sistem Penargetan Elektro-Optik PIRATE
– Pod Penargetan Litening III
– 2x Mesin Turbofan Eurojet EJ200
– Berat kosong 10 ton Kosong dan berat penuh 21 ton
– Kecepatan Maksimum Mach 1.8
– Endurance 2,5 jam pada ketinggian 35.000 kaki (10.668 meter) dengan Kecepatan Mach 1.5
– Ketinggian Maksimum 55.000 kaki (16.764 meter)

5 Comments