Antonov An-225 Mriya Hancur di Bandara Gostomel, Kesedihan Mendalam Bagi Pecinta Aviasi

Antonov An-225 Mriya (Foto: Istimewa)

Perang menyisakan kepedihan, selain apa yang dirasakan warga sipil di Ukraina, ada kabar menyedihkan dari dunia dirgantara, dimana pesawat angkut (kargo) terbesar di dunia, Antonov An-225 Mriya, dilaporkan total lost akibat kebakaran yang menimpa hanggar penyimpanannya di Bandara Gostomel (Hostomel), Kiev. Selain An-225 Mriya, dalam insiden serangan udara, ikut hancur beberapa pesawat angkut ikonik nan legendaris, seperti Antonov An-22 Antei dan Antonov An-124-100 Ruslan.

Baca juga: Antonov An-22 Antei – Punya Payload 80 Ton, Inilah Pesawat Turboprop Terbesar di Dunia

Kabar duka tersebut berasal dari postingan akun Twitter @radiosvoboda yang mengkonfirmasi dari Radio Liberty. An-225 Mriya yang hanya satu unit di dunia, diwartakan sempat jatuh ke tangan pasukan Rusia. Dmytro Antonov, Kapten Antonov Airlines, melalui postingan di media sosial menyatakan bahwa meskipun bandara jatuh ke pasukan Rusia, Mriya tetap “utuh.” Tidak jelas apakah ini berarti sama sekali tidak rusak atau apakah itu berarti pesawat tetap utuh atau tidak.

Dalam dinamikan pertempuran, ada kabar bahwa pasukan Ukraina berhasil memukul mundur pasukan Rusia, dan kembali menguasai Bandara Gostomel. Selain hancurnya An-225 Mriya (UR-82060), turut hancur dua unit pesawat kargo An-124 (UR-82009 dan UR-82073) dan pesawat kargo turboprop terbesar di dunia An-22A (UR-09307). Dikutip dari FlightAware.com, An-225 dipastikan berada di bandara Hostomel setelah terbang dari Billund, Denmark tiga minggu lalu.

An-225 dengan berat maksimum lepas landas (MTOW) sekitar 640 ton ini awalnya diproduksi untuk mengangkut dan menjadi wahana peluncuran (flying space launching) Buran, pesawat ulang-alik pertama Soviet (Rusia) yang bisa digunakan kembali.

Dilansir dari KabarPenumpang.com, sebagaimana disebutkan di atas, sepak terjang An-225 Mriya memang tak bisa dilepaskan dengan proyek pengembangan Buran. Keduanya nyaris dibuat bersamaan. Penerbangan perdana keduanya juga tak jauh berbeda. Antonov An-225 Mriya terbang perdana pada 21 Desember 1988 sedangkan Buran terbang perdana pada 15 November 1988.

Antonov An-225 sebetulnya diproyeksi akan dibangun sebanyak dua unit. Unit pertama pun selesai dibangun dan dengan cepat membuat 106 rekor dunia dalam satu penerbangan. Pesawat kargo terbesar di dunia, yang diberi kode ‘Cossack’ oleh NATO ini, dapat terbang dengan Buran orbiter di dalam atau di atasnya dan ikut dalam Paris Air Show 1989. Akan tetapi karena program Buran dihentikan, Uni Soviet memutuskan untuk melakukan penjualan An-225.

Antonov An-22 Antei

An-225 tetap berada di hanggar pangkalan udara Gostomel, sebuah fasilitas penyimpanan di Ukraina, hingga tahun 2000. Pada saat itu, Antonov menghabiskan US$20 juta untuk mengembangkan sistem avionik baru dan peralatan modern lainnya. Versi baru An-225, yang diberi kode An-225-100, mulai beroperasi pada 2001 sebagai pesawat angkut komersial. Pesawat ini dioperasikan bersama oleh Antonov dan Air Foyle, Inggris.

Adapun unit kedua proyeknya terus mangkrak hingga bertahun-tahun. Tetapi karena permintaan dari berbagai kalangan, pembangunan pesawat kedua Antonov An-225 Mriya kembali dilanjutkan dan rencananya selesai pada 2008. Namun, sampai saat ini, belum ada kejelasan terkait kelanjutan unit kedua Antonov An-225.

Satu-satunya pesawat Antonov An-225 Mriya, yang merupakan kombinasi dari desain jadul dan inovasi modern, mencakup sistem kontrol fly-by-wire dan hidraulik triple-redundan, serta memiliki roda pendarat utama yang berjumlah 32 roda tersebut, telah menerima sistem avionik yang lebih baik dan setidaknya satu mesin baru dari pemasok Ivchenko-Progress.

Baca juga: Antonov An-26 Rusia Jatuh di Hari Awal Invasi ke Ukraina – Pesawat Angkut yang Bisa Jadi Pembom

Sebagai pesawat kargo terbesar di dunia, pesawat dengan kemampuan angkut sebesar 250 ton ini memiliki panjang 84 meter, tinggi 18,2 meter, dan lebar sayap 88 meter. Meski berbobot besar, pesawat dengan enam mesin jet serta sayap anhedral ini, mampu melaju dengan kecepatan jelajah mencapai 800 km per jam, jangkauan terbang sejauh 15.400 km, serta ketinggian jelajah di kisaran 9.000 meter. (Gilang Perdana)

10 Comments