Antonov An-22 Antei – Punya Payload 80 Ton, Inilah Pesawat Turboprop Terbesar di Dunia

Dalam perspektif kebanyakan orang, predikat pesawat turboprop terbesar saat ini dipegang oleh Airbus A400M Atlas. Beberapa kali hadir di Indonesia, ditambah punya prestasi dalam mendukung operasi bantuan logistik bencana alam, membuat nama A400M lumayan tersohor di Indonesia, ditamhah lagi setelah PT Perusahaan Perdagangan Indonesia memesan dua unit pesawat dengan kapasitas payload 37 ton ini. Namun, faktanya A400M bukanlah pesawat kargo turboprop terbesar.

Baca juga: Airbus A400M Malaysia Sukses Angkut Eskavator dan Truk Tangki BBM ke Palu

Bila Airbus mengandalkan A400M dengan payload maksimum 37 ton, maka Antonov An-22 Antei(Antaeus) justru punya kapasitas payload maksimum sampai 80 ton. Pesawat angkut berat yang masuk kategori strategic airlifter ini pun saat ini masih beroperasi, meski terbilang malu-malu, lantaran debutnya tak sepopuler An-124 dan An-225 yang bermesin jet.

Antonov An-22 dalam kode NATO disebut sebagai “Cock,” pesawat ini terlahir di masa kejayaan Uni Soviet. Dirancang oleh Antonov Design Bureau. Pesawat ini terbang perdana di Kiev, Ukraina pada 18 Agustus 1964 dan penampakan perdana prototipe An-22 pada Paris AirShow 1965, kemudian resmi diluncurkan dua tahun kemudian pada 1967.

Selain ukurannya yang raksasa, yaitu panjang 57 meter dan lebar bentang sayap 64,4 meter, ciri khas dari An-22 adalah penggunaan mesin turboprop dengan sepasang baling-baling yang berputar berlawanan arah. Seperti halnya pakem C-130 Hercules, An-22 mengadopsi empat unit mesin. Antonov memilih mesin turboprop Kuznetsov NK-12MA yang setiap mesinnya dapat menghasilkan tenaga 15.000 shp.

Pengguna perdana An-22 adalah AU Uni Soviet, yang mulai menerima An-22 pada 1969. Bagi militer Uni Soviet, An-22 dimaksimalkan fungsinya guna memperluas kemampuan pasukan lintas udara, terutama untuk mendaratkan dengan kendaraan lapis baja BMD-1 mereka yang baru saat itu. Ruang kargo An-22 dapat menampung empat unit BMD-1 dibandingkan dengan An-12 yang hanya dapat membawa satu unit BMD-1.

Antonov An-22 punya kemampuan untuk lepas landas dari lapangan udara yang punya runway keras, tidak beraspal, dan pendek, sehingga memungkinkan pasukan linud untuk melakukan operasi pendaratan udara. Ruang kargo An-12 punya volume 639m3 dan panjang keseluruhan ruang kargo mencapai 33 meter. Dengan payload maksimum 80 ton, An-22 dapat terbang sejauh 5.000 km.

Antonov An-22 diproduksi di Tashkent State Aircraft Factory. Sejak produksinya dimulai tahun 1966 dan berakhir pada tahun 1976, total sudah dibuat 68 unit An-22 dalam empat varian. Pada Desember 2018, enam unit An-22 masih dioperasikan 76th Military Transport Air Squadron AU Rusia, dimana tinggal tiga unit yang berstatus layak terbang. Kesemuanya direncanakan masih akan terus dioperasikan sampai tahun 2033.

Baca juga: Antonov An-12 Melintas ‘Misterius’ di Langit Pantura, Pesawat Sejenis Pernah Digunakan TNI AU

Selain Rusia, saat ini pengguna An-22 adalah Ukraina yang mengoperasikan untuk carter kargo oleh Antonov Airlines, itu pun dikabarkan tinggal satu unit yang siap beroperasi. (Gilang Perdana)

Spesifikasi Antonov An-22
– Crew: 5-6
– Capacity: 80.000 kg maximum payload
– Length: 57,92 meter
– Wingspan: 64,4 meter
– Height: 12,53 meter
– Empty weight: 114.000 kg
– Max takeoff weight: 250.000 kg
– Fuel capacity: 43,000 kg
– Powerplant: 4 × Kuznetsov NK-12MA turboprop engines, 11,000 kW (15,000 shp) each
– Maximum speed: 740 km/h
– Range: 5.000 km with maximum payload/ 10.950 km with maximum fuel
– Take-off run: 1.300 meter
– Landing run: 800 meter