Pasukan Taifib Korps Marinir Jajal Drone Intai AeroVironment RQ-20 Puma
|Sebagai satuan elite di lingkup Korps Marinir, maka pasukan dari Batalyon Intai Amfibi (Taifib) sejak beberapa tahun ini telah berlatih menggunakan wahana drone intai yang diluncurkan secara handheld. Setelah sebelumnya, Taifib terlihat mengoperasikan drone Backpack SWG Throw System dan Bug Nano, kini bersama mitranya dari Negeri Paman Sam, personel Taifib TNI AL tampak dikenalkan dengan drone intai AeroVironment RQ-20 Puma.
Baca juga: SWG R-1 Marinir – Drone Pengintai Flying Wing Andalan Infanteri Marinir TNI AL
Dalam tajuk latihan besama Reconex 23 yang dihelat di Camp Pendleton, California, antara Taifib Korps Marinir dan 1st Recon Battalion USMC pada 10 April 2023, nampak personel Taifib diperkenalkan tentang cara pengoperasian RQ-20 Puma. Tidak jelas, apakah nantinya RQ-20 Puma akan diakuisisi oleh Korps Marinir, atau ini hanya sebatas pengenalan atas jenis drone yang digunakan USMC.
RQ-20 Puma sejatinya termasuk dalam kelas drone mini, dengan bobot tak sampai 6 kg, untuk meluncurkan Puma pun cukup dilepaskan lewat tangan (handheld launched). Diproduksi oleh perusahaan Amerika Serikat, AeroVironment, Puma terbilang laris dioperasikan kalangan militer.
RQ-20 Puma terbang perdana pada tahun 2007 dan resmi diperkenalkan satu tahun kemudian. Dengan bandrol per unit US$250 ribu, Puma telah hadir dalam beberapa varian, seperti ada varian Solar Puma dengan ulta thin solar cells, yang menjadikan drone punya endurance 9 jam. Kemudian ada Puma LE (Long Endurance) dengan peningkatan kapasitas baterai yang membuatnya bisa terbang selama 5,5 jam.
Varian standar RQ-20 Puma punya endurance 2 jam. Ditenagai propulsi propeller mini, Puma dapat terbang hingga radius 15 km. Bicara kecepatan, maksimum mencapai 83 km per jam dan kecepatan minimum 37 km per jam.
THREAD #Reconex #Reconex23 between 🇮🇩🇺🇸 Marine Corps in Camp Pendleton, California
US Marines from 1st Recon Battalion, @1st_Marine_Div, teaching their Indonesian counterparts on how to operate RQ-20 Puma #UAV (10/4/2023)
📸DVIDS/Cpl. Emeline Molla pic.twitter.com/a03mEtDWNY
— JATOSINT (@Jatosint) April 13, 2023
Puma punya panjang 1,4 meter dan lebar bentang sayap 2,8 meter. Keunggulan Puma adalah mampu beroperasi dalam cuaca ekstrim, dimana dapat digunakan mulai suhu -29 sampai 49 derajat celcius.
Pengguna RQ-20 Puma dalam berbagai varian tercatat seperti Belgia, Kanada, Mesir, Estonia, Jerman, Latvia, Inggris dan Amerika Serikat. (Bayu Pamungkas)
Pertanyaannya min :
Apa drone intai AeroVironment RQ-20 Puma ini klo diakuisisi bisa digunakan di Papua.?
Sebagaimana buatan paman Abidin yg lain, jika dilakukan pembelian persenjataan buatan mereka pasti disertai embel2 sebanyak 1246 aturan yg mengikat. Aturan mengikat yg paling fenomenal yaitu gak boleh digunakan bertempur melawan sekutu si paman Abidin. Dan gak boleh di gunakan di Papua. Kan gak lucu ya min, beli senjata dr si paman cuma utk dibuat latihan doank atau sehari hari dilap2 aja biar kinclong. Sungguh membagongkan.👍
Bung Admin, bahas rencana akuisis Mirage-2000-9 eks UEA oleh Menhan Prabowo donk.
Lebih menarik dr pd mimpi F-15EX yg rupanya kena gusuran min.
Hmmm menterengnya unit pasukan khusus RI latihannya saja jauuuh banget di Amriki dg Drone dll yg serba canggih btw koq saya berandai latihannya lah mbok deket2 saja di RI semisal di Papua sono yg lagi hangat! apa bisa buktikan sebagai Pasukan Khusus?