AL Singapura Tampilkan Combatant Craft Large – Kapal Patroli Terbaru dengan Kemampuan Stealth
|Bahwa Singapura telah mengoperasikan kapal patroli dengan kemampuan stealth sudah pernah kami ulas sebelumnya. Namun, selalu ada kejutan dari Negeri Pulau tersebut. Persisnya Angkatan Laut Singapura (RSN) secara resmi merilis kapal patroli siluman terbaru yang disebut Combatant Craft Large (CCL).
Baca juga: Specialised Marine Craft – Mengenal Kapal Patroli Siluman “Stealth” AL Singapura
Lantaran berstatus siluman, detail dan perkembangan seputar CCL masih dirahasiakan sampai sekarang. Dikutip dari defence-blog.com (13/12/2021), AL Singapura hanya memberikan spesifkasi singkat CCL, yaitu punya panjang 26 meter dan dirancang untuk melakukan manuver lincah dengan kecepatan tinggi. AL Singapura mengatakan keberadaan kapal patroli stealth dipersiapkan untuk beroperasi di perairan yang padat dan mampu mencapai lokasi sasaran dengan cepat.
Lembar fakta dari Angkatan Laut Singapura mengungkapkan bahwa CCL dilengkapi dengan sensor elektro-optik terbaru sehingga dapat beroperasi siang dan malam. Selain itu, kapal patroli misterius ini dilengkapi sistem komunikasi yang lengkap untuk menunjang koordinasi yang lancar dengan elemen kapal patroli atau kapal perang lainnya. Dengan sensornya yang lengkap, memungkinkan kesadaran situasional maritim bersama untuk penyampaian tanggapan yang cepat dan efektif selama operasi.
Bukti kecanggilah CCL juga terlihat dari adopsi senjata, kapal peronda ini dilengkapi senapan mesin berat OTO Melara kaliber 12,7 mm yang dikendalikan dengan remote control weapon systems plus integrasi gyro untuk stabilisasi penembakan di laut.
AL Singapura sejak tahun 2009 sudah mengoperasikan kapal patroli, interceptor dan surveillance berkemampuan stealth yang diberi label Specialised Marine Craft (SMC) produksi Singapore Technologies (ST) Marine. Informasi tentang SMC lebih terbuka, diketahui kapal ini punya panjang 25 meter dan bisa melesat di atas 30 knots. Seperti halnya CCL, SMC juga mengadopsi senapan mesin berat OTO Melara 12,7 mm.
Baca juga: Vasiliy Bykov Class – Kapal Patroli dengan Desain ‘Stealth,’ Punya Spek yang Bikin Ngiler
Berani memberi label stealth pada SMC, ST Marine tak sekedar merancang lambung kapal ala pesawat tempur dengan desain v-shape, material lambung SMC dibuat dari bahan komposit dan aluminium hullform yang mampu menyerap radiasi radar, atau desain low radar cross section (RCS). Lambung kapal juga dibuat sangat rendah, tinggi kapal dari batas permukaan air hanya 2 meter, sementara draught (bagian kapal yang ada di bawah permukaan air) hanya 1,2 meter. (Gilang Perdana)
Gak mungkin kan yg design bego smp outputnya hrs kapal patroli Stealth dan yg pasti ada sesuatu kelebihannya…
@Dul : Yang jadi persoalan adalah jarak diteksi radar lawan rangenya lebih jauh dan juga rudal mereka jangkauannya lebih jauh…
Bagaimana bisa jika kita menerapkan hit and run jika mereka sudah mengetahui keberadaan KCR kita dari jarak jauh dan bagaimana bisa kita salvo kaprang lawan jika rudal yang kita miliki maksimal hanya mampu 300 km?
Salah satu kelemahan KCR kita adalah speed yang rata² masih dibawah 30 knot, selain speed range rudal kita juga banyak yang kurang dari 300 km selain itu rancang bangun kaprang masih kurang stealth untuk memantulkan radar, belum lagi jangkauan radar kaprang KCR kita yang standart.
Harus ada inovasi lebih lanjut untuk kaprang KCR kita, minimalnya berkemampuan stealth.
Contoh KCR 60 TNI AL, KRI Kapak – 625, KRI Krambit – 627, KRI Sampari – 628, KRI Tombak – 629, dan KRI Halasan – 630 max speed hanya 28 knot.
Seperti yang pernah di rilis moto dari galangan kapal plat merah kita, “Hit and Run” yang sempat menjadi kritik pedas oleh Nitizen menjadi, “Hit and Die”
https://www.indomiliter.com/netizen-ramai-komentari-poster-kcr-pt-pal-hit-and-run-atau-hit-and-die/
Intinya meskipun duproduksi secara masive, tetap saja masih tetap kurang efisien dalam beberapa hal yang secara mutlak menjadikannya dapat menjadi kerugian besar.
Ngga usah bingung bro..kapal seukuran ini bisa di lengkapi rudal hellfire atau barak ..cukup untuk melumpuhkan kapal sekelas kcr. Pun bisa merusak anjungan kapal sekelas fregat dan korvet. Dg taktik hit n run. Sepuluh kapal sejenis ini bisa meluluhlantakan fregat dg tembakan rudal secara salvo.
Desainer dari ST Marine wajib direkrut shipyard kita seperti DRU, PAL, Citra & Batamec. Desainnya ajib ajib inovatif bingits!
@Amir khan : Luas negara Republik Indonesia memang sebagian besarnya adalah perairan, akan tetapi oprasional kapal kecil lebih diperuntukan dipesisir perairan.
Kapal kecil tidak dapat mengarungi samudra lepas yang lavel sea state diatas 4.
Kapal kecil lebih dipakai di perairan dengan ombak yang lebih tenang.
Untuk patroli sekelas TNI AL, Bakamla dan PolAirUd untuk wilayah perairan terluar kita butuh kapal besar yang lebih stabil menghadapi lavel sea state 4 keatas.
Luas lautan negara Singapura yang kecil, maka negara Singapura lebih berfokus di selat Malaka yang terkenal dengan lalu lintas lautnya yang sangat padat.
Dg perairan sempit kemampun siluman agak berlebihan ,,, lebih baik membawa persenjataan canggih
Indonesia butuh kapal patroli dalam jumlah besar wajar, karena luasnya wilayah Indonesia dibanding Singapura, pembangunan armada angkatan laut secara bertahap patut diapresiasi, mereka memulai dengan membangun kapal patroli, transportasi dan logistik dan kemudian kapal kombatan, pembangunan angkatan laut tidak perlu tergesa-gesa, tapi bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan pendanaan, cepat atau lambat postur militer Indonesia akan menjadi yang terbesar di ASEAN, penguasaan teknologi militer adalah hal yang mutlak dan investasi yang berharga. Tirulah china diawal tahun 80an
Saya bingung kapal Stealth 26 meter bawa rudal apa, sekedar menghadapi perompak mengapa harus stealth
kapal patroli ga masuk kategori kapal kombatan apalagi gugus tempur utama. jadi punya 200an kapal jgn overproud sama kya bangga petenteng punya tubuh besar namun lebih dari separuhnya adalah lemak bukannya otot 💪💪💪.