Netizen Ramai Komentari Poster KCR PT PAL, Hit and Run atau Hit and Die?

Hit and Run, adalah taktik yang diterapkan oleh Satuan Kapal Cepat (Satkat), khususnya dalam penggelaran armada KCR (Kapal Cepat Rudal). Semisal saat menghadapi kapal perang lawan yang lebih ‘besar,’ maka taktik hit and run adalah opsi utama. Dalam skenario, selepas meluncurkan rudal anti kapal, KCR memang tak dirancang untuk meladeni duel dengan kapal perang tersebut, pasalnaya sebagai kapal cepat bertanase kecil, bekal persenjataan yang dibawa memang terbatas.

Baca juga: Kecepatan Kapal Jadi Dilema di Satuan Kapal Cepat TNI AL

Taktik hit and run umumnya digelar oleh kelompok yang terdiri dari beberapa KCR yang akan ‘mengeroyok’ sasaran, dan akan ‘kabur’ begitu telah melancarkan serangan. Belum lama ini, taktik hit and run untuk KCR mengemuka kembali, setelah akun Facebook PT PAL mengunggah poster yang menampilkan KRI Kerambit 627 dengan slogan “Hit and Run” pada 30 Juli lalu.

Yang menarik, tak seberapa lama setelah postingan diunggah, ratusan komentar netizen meramaikan kolom komentar di Facebook PT PAL. Hampir sebagian besar komentar netizen bernada mencibir tentang slogan “Hit and Run.”

Poin yang ditangkap dari nada pada komentator yaitu mempersoalkan aspel kecepatan KCR yang tidak memadai untuk melakukan “Run” dalam taktik Hit and Run. “KCR bolehlah..Masalah taktik hit&run-nya sih hitnya saya percaya, tapi tidak untuk run,” ujar Jaidz Napitupulu, salah satu dari ratusan netizen yang mengomentari poster postingan PT PAL di Facebook.

Sampari Class (KCR 60) sebelum dilakukan modernisasi, masih terlihat pekuncur rudal C-705.

KCR-60M besutan PT PAL punya senjata pamungkas rudal anti kapal C-705, namun lain dari, KCR tersebut hanya bisa bertumpu pada kanon 40 mm pada sisi haluan untuk menjalankan misi pertahanan diri. Maka, taktik hit and run menjadi strategi utama dalam peperangan atas permukaan oleh KCR.

Sebagai kapal cepat yang mengemban misi memburu lawan, idealnya kapal cepat dapat melesat sampai 40 knot (sekitar 72 km per jam), atau paling tidak mampu diajak ngebut di atas 30 knot. Namun pada kenyataan, armada kapal cepat sangat jarang dipacu maksimal kecuali dalam keadaan khusus.

Demi efisiensi bahan bakar dan mesin, kapal-kapal ini biasanya dioperasikan dengan kecepatan jelajah sekitar 12-20 knot. Singkat kata, kecepatan untuk laju kapal identik dengan konsumsi bahan bakar yang ‘boros.’ Sebagain informasi, 1 knot sama dengan 1,85 km per jam.

Dalam konteks KCR generasi baru yang diproduksi PT PAL, seperti salah satunya KRI Kerambit 627, kecepatan maksimumnya justru di bawah standar kelas kapal cepat. Dengan dua mesin diesel 2 x 3900 kW, kecepatan maksimum kapal cepat ini mentok di 28 knot. Sementara kecepatan patroli 15 knot dan kecepatan jelajahnya 20 knot.

Baca juga: Andalkan Desain Modular dan Fin Stabilizer, KCR-60M KRI Kerambit 627 Resmi Perkuat Armada TNI AL

Nah, dengan kecepatan maksimum yang jauh di bawah standar, jika suatu waktu taktik Hit and Run dijalankan, maka bisa berakibat fatal jika lawan dapat menyerang balik, bahkan justru bisa menjadi “Hit and Die.” (Haryo Adjie)

62 Comments