Tragedi USS Liberty: Kronologi Serangan Udara-Laut Israel di Perairan Internasional yang Tewaskan 34 Tentara AS

Global Sumud Flotilla (GSF) yang terdiri sekitar 50 kapal sipil dengan misi mengirim bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, tengah menjadi sorotan dunia, setelah iringan kapal GSF diserang oleh drone di perairan internasional, sekitar 30 mil laut dari pulau Gavdos, Yunani.

Baca juga: Kecam Kebiadaban di Gaza, Spanyol Batalkan Pembelian Self Propelled PULS dari Elbit Systems Israel

Serangan yang diduga dilakukan Israel, melibatkan drone yang menjatuhkan alat peledak jenis flashbang (granat kejut) dan benda-benda tak dikenal lainnya. Serangan inilah yang mendorong Italia dan Spanyol untuk mengerahkan kapal perang mereka untuk melakukan pengawalan.

Serupa tapi tidak sama, pada tahun 1967, Israel pernah melancarkan serangan udara-laut di perairan internasional.

Super nekad, yang menjadi sasaran adalah kapal perang negara sekutunya sendiri, yakni USS Liberty (AGTR-5), sebuah kapal penelitian teknis Angkatan Laut AS (sebenarnya adalah kapal mata-mata/pengumpul intelijen sinyal atau Signals Intelligence/SIGINT) yang dioperasikan oleh Badan Keamanan Nasional (NSA).

Insiden USS Liberty terjadi pada 8 Juni 1967 (hari keempat Perang Enam Hari) di perairan internasional, lepas pantai utara Semenanjung Sinai, sekitar 25,5 mil laut (sekitar 47 km) dari kota Arish, Mesir.

Pada siang hari, USS Liberty diserang secara berulang kali oleh pesawat jet tempur (kemungkinan Mirage dan Mystère) dan kapal torpedo motor Angkatan Laut Israel. Serangan udara dan laut gabungan tersebut berlangsung sekitar dua jam dan mengakibatkan 34 personel AS (pelaut, marinir, dan seorang karyawan sipil NSA) tewas dan 171 lainnya terluka. Kapal tersebut rusak parah dan hampir tenggelam.

Kapten kapal, William L. McGonagle, yang terluka parah, memimpin kru untuk menjaga kapal tetap terapung dan melakukan perbaikan darurat. Ia kemudian dianugerahi Medal of Honor atas kepemimpinannya.

Merespon insiden tersebut, Pemerintah Israel meminta maaf atas serangan itu, mengklaim bahwa kapal tersebut diserang karena “kesalahan identifikasi (mistaken identity)”. Mereka menyatakan bahwa pasukan Israel mengira USS Liberty adalah kapal perang Mesir, kemungkinan kapal pengangkut kuda bernama El Quseir. Israel kemudian membayar kompensasi moneter kepada pemerintah AS untuk para korban tewas dan luka-luka, serta ganti rugi atas kerusakan kapal.

Namun, banyak penyintas USS Liberty dan beberapa pejabat senior AS menolak kesimpulan bahwa serangan itu adalah kesalahan. Mereka bersikeras bahwa serangan itu disengaja.

Hari ini dalam Sejarah, Frigat USS Stark Lumpuh Diserang Rudal Anti Kapal AM-39 Exocet

Bukti Israel melakukan secara sengaja cukup kuat, yakni saat serangan cuaca cerah dan kapal Liberty jelas mengibarkan Bendera Amerika dan memiliki nomor lambung (AGTR-5) yang besar. Indikasi lain, kapal tersebut telah diintai dan diidentifikasi sebelumnya oleh pesawat pengintai Israel sebagai kapal Amerika.

Kapal Israel menyerang dengan senapan mesin yang merusak antena komunikasi, yang menurut para kritikus, menunjukkan niat untuk mencegah kapal meminta bantuan atau merekam komunikasi Israel.

Serangan tergolong brutal, seperti kapal torpedo Israel dilaporkan menembaki sekoci yang diluncurkan oleh kru Liberty, sebuah tindakan yang dianggap melanggar hukum perang dan sangat sulit dijelaskan sebagai “kesalahan identifikasi.”

Inilah MV Saviz – Kapal Kargo “Mata-mata” Iran yang Terkena Ranjau Israel di Laut Merah

Pada 8 Juni 1967 (saat serangan terjadi), Israel sedang menyelesaikan operasinya di front Mesir dan Yordania, namun dilaporkan sedang mempersiapkan serangan besar-besaran untuk merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah pada hari berikutnya.

Para kritikus berpendapat bahwa Israel sengaja menyerang USS Liberty karena mereka takut kapal tersebut akan merekam komunikasi internal IDF yang merinci perencanaan, persiapan, atau bahkan niat politik di balik serangan Golan.

AS secara politik menentang ekspansi Israel di wilayah Suriah (Golan), dan jika komunikasi itu disadap oleh kapal AS, hal itu dapat menimbulkan krisis diplomatik besar antara Washington dan Tel Aviv atau memaksa AS untuk menekan Israel agar menghentikan operasi tersebut.

Baik pemerintah AS maupun Israel menyimpulkan dalam penyelidikan resmi mereka bahwa insiden itu adalah kecelakaan. Namun, hingga hari ini, insiden USS Liberty tetap menjadi subjek perdebatan sengit dan teori konspirasi yang berkelanjutan.

USS Liberty
USS Liberty (AGTR-5) memiliki spesifikasi yang unik karena kapal ini adalah kapal kargo tua yang dimodifikasi menjadi kapal mata-mata (intelijen sinyal) canggih. Resminya kapal ini disebut sebagai Technical Research Ship dari Balmont class.

USS Liberty awalnya adalah kapal kargo sipil tipe Victory Ship bernama SS Simmons Victory (tipe VC2-S-AP3). Kapal ini dibangun oleh Oregon Shipbuilding Corporation, Portland, Oregon, AS. Peletakan lunas pertamanya pada 23 Februari 1945 (sebagai Simmons Victory) dan diluncurkan pada 6 April 1945. Kapal ini baru resmi dioperasikan Angkatan Laut AS pada 30 Desember 1964.

USS Liberty punya panjang sekitar 139 meter dan kecepatan maksimum sekitar 17 knot. Kapal ini hanya bersenjata ringan, yakni empat senapan mesin kaliber 12,7 mm (utamanya untuk menangkis pembajak, bukan untuk pertempuran).

Setelah diserang Israel, USS Liberty dinonaktifkan pada Juni 1968, namanya dicoret dari Naval Vessel Register pada Juni 1970., hingga akhirnya USS Liberty dijual sebagai besi tua pada tahun 1970 dan kemudian dibesituakan (scrapped). (Gilang Perdana)

Insiden USS Pueblo, Amerika Serikat Minta Pengembalian Kapal Mata-mata yang Ditahan Korea Utara

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *