Terinspirasi Kesuksesan Bayraktar TB2, Turki Berencana Bangun Armada Kapal Selam Mini
|Kecil-kecil Cabe Rawit, apa yang dibuat Turki dengan sosok drone tempur Bayraktar TB2 adalah bukti bahwa alutsista berdesain ‘kecil’ mampu membuat gebrakan besar, yaitu sukses di medan peperangan dan sukses di pasar ekspor. Berangkat dari kisah sukses Bayraktar TB2, menginspirasi Turki untuk membangun armada kapal selam mini yang little but lethal.
Baca juga: Ghadir Class – Kapal Selam Mini untuk Misi Gerilya Bawah Laut di Teluk Persia
Dikutip dari Topwar.ru (26/1/2022), pengamat dan analis militer Turki, Kozan Seljuk Erkan baru-baru ini mengemukakan bahwa pembangunan kapal selam mini akan lebih sulit untuk dikembangkan, karena terlalu banyak subsistem yang dibutuhkan dalam volume kapal yang terbilang kecil. Namun, ia mencatat bahwa industri pembuatan kapal Turki mampu mengatasi tantangan ini.
Menurut Erkan, kapal selam mini dengan kode STM-500 kini tengah dikembangkan oleh perusahaan Turki STM, akan menjadi platform di mana fungsionalitas suku cadang dan peralatan domestik akan diuji. “Sekarang tugas Turki telah mencapai kemampuan untuk memproduksi senjata sendiri agar tidak bergantung pada pasokan internasional, yang dapat dihentikan kapan saja. Kasus pengadaan F-35 yang dijegal AS menunjukkan bahwa kami tidak boleh terlalu mengandalkan mitra asing, bahkan jika Anda berada dalam aliansi militer-politik yang sama dengan mereka,” ujar Erkan.
Erkan menggambarkan kapal selam mini sebagai sistem senjata yang ideal untuk beroperasi di perairan litoral, termasuk di laut dangkal. Kapal selam mini dapat diminati tidak hanya oleh Angkatan Laut Turki, tetapi juga oleh armada negara-negara yang belum mampu membeli kapal selam besar yang sangat mahal. Ada permintaan kapal selam dari banyak negara di dunia, namun tidak semuanya mampu membeli kapal selam berukuran besar.
STM pertama kali merilis desain STM-500 pada Agustus 2021. STM-500 digadang sebagai kapal selam serang mini dengan bobot 540 ton saat menyelam dan 485 ton saat di permukaan. Menurut defenceturk.net, STM-500 punya panjang 42 meter akan menjadi kapal selam diesel-listrik yang dikembangkan untuk perairan dangkal.
STM-500 dapat menampung 18 awak kapal. Kapal selam ini dapat beroperasi di kedalaman lebih dari 250 meter selama 30 hari dengan tim pasukan katak yang beranggotakan 6 orang. Saat berlayar di bawah permukaan, STM-500 dapat melesat dengan kecepatan sekitar 18 knots. Sebagai sumber tenaga, STM-500 disokong oleh dua generator diesel dan baterai lithium-Ion. STM-500 dalam desainnya dapat mendukung teknologi Air Independent Propulsion (AIP) secara opsional.
Didukung ekosistem manufaktur alutista yang kuat di dalam negeri, STM-500 akan dilengkapi dengan Battle Management System, Navigation Radar, Optronic Navigation and Assault Periscopes, Torpedo Countermeasure-Deceivers, Electronic Support Measures (ESM), Floating Antenna (BWA) dan Sonars.
Baca juga: Indonesia Mau Bangun Kapal Selam Mini? Lihat Dulu yang Dilakukan Vietnam
Nah, bagaimana dengan kemampuan STM-500 dalam membawa torpedo. Dari spesifikasi, STM-500 dilengkapi dengan empat tabung peluncur heavy torpedo kaliber 533 mm. Sementara jumlah torpedo yang dapat dibawa dalam sekali berlayar ada 8 unit. (Bayu Pamungkas)
” Sebagai sumber tenaga, STM-500 disokong oleh dua generator diesel dan baterai lithium-Ion. STM-500 dalam desainnya dapat mendukung teknologi Air Independent Propulsion (AIP) secara opsional.”
————————————————————-
Kalo fokusnya ke kasel mini, pastinya AIP ditinggalkan sebab gak akan bisa mini lg sizenya. Namun jika menggunakan baterai lithium-Ion spt yg diterapkan di kelas Taigei punya jepang, mungkin bisa beneran jd kasel mini yg mumpuni…👍
Ya. Salaamm…😁😁
Akan sangat menarik kalo kasel ini juga bisa membawa rudal jelajah anti kapal permukaan/serang darat macam SOM atau mungkin produksi luar seperti Exocet dan Harpoon. Itu akan jadi momok utama di wilayah konflik yg padat dan sangat diperebutkan. Tapi dgn 8 torpedo kelas berat 533mm sudah lebih dari cukup untuk menjaga Turki di laut Aegean, Selat Dardanela/Bosphorus atau bahkan di Laut Hitam sendiri.
Bismillah,kenapa tidak PT.PAL Indonesia dapat mengembangkan kapal selam mini TSM 500 dan TB2 ditanah air,hitung hitung dapat menampung tenaga kerja yang freshgruate injener injener muda berprestasi ditanah air,semoga saja anggota komisi I DPR RI dapat memberikan bantuan berupa dikucurkan dana pengembangannya ditanah air,selain itu juga dapat mengembangkan produk produk lainnya dari IPTN berupa pesawat R.80,N.250,N.245,N.249 maupun N.219 setidaknya disokong dapat terakit pesawat pesawat awacs dan aew&c ditanah air.
Indonesia kayaknya dulu jg punya rencana bikin kapal selam mini 22meter, dgn endurance kira2 seminggu dan bisa bawa 4 torpedo,skrg udh jd apa msh prototipe
Indonesia butuh banyak kapal selam kecil untuk berpatroli di selat-selat kepulauan nusa Tenggara dan Maluku serta selat Singapura dan selat Malaka.