Update Drone KamikazeKlik di Atas

Sabrah Tiba, Inilah Tank dengan Kaliber 105mm Pertama untuk AD Filipina

Setelah menyisihkan medium tank Harimau dari PT Pindad dan K-21 dari Doosan DST, Kementerian Pertahanan Filipina pada Januari 2021 telah menandatangani kesepatakan dengan Israel untuk memasok tank ringan (light tank) Sabrah. Sebagai wujud realiasi, kabarnya pada Desember 2021 ini, 20 unit Sabrah telah diterima oleh Filipina.

Baca  juga: AD Filipina Pilih Tank Ringan Sabrah, Bagaimana Nasib Medium Tank Harimau?

Tibanya 20 unit Sabrah merupakan momen bersejarah bagi Negeri Pinoy, pasalnya Sabrah menjadi ranpur lapis baja pertama di kaliber 105 mm yang dimiliki oleh Filipina. Maklum, selama ini meriam di ranpur lapis baja yang dioperasikan mentok di kaliber 76 mm, yaitu pada tank ringan lawas Scorpion dan M113 varian FSV (Fire Support Vehicle) L23A1.

Menurut Kepala Staf Divisi Armor AD Filipina, Kolonel Anthon Abrina, ranpur yang diterima baru ini adalah “real tanks” jika dibandingkan dengan kendaraan lapis baja yang ada di negara itu, yang hanya dilengkapi dengan senjata (meriam) kaliber rendah. Selain 20 unit Sabrah yang tiba di Desember 2021, 10 unit lagi akan tiba pada tahun 2023. Tidak itu saja, panser Pandur II 6×6 FSV juga akan tiba untuk memperkuat AD Filipina.

Bagi Israel, ekspor Sabrah juga menjadi langkah besar, pasalnya ini pertama kalinya Israel mengekspor tank ringan. Sabrah sendiri mengusung platform ranpur ASCOD 2, yang dikenal sebagai rancangan bersama antara Austria dan Spanyol. Sebagai imformasi, ASCOD 2 dan Pandur II adalah produksi General Dynamics European Land Systems.

Untuk mewujudkan Sabrah, Elbit Systems menggunakan kubah tank OTO Melara Hitfact 105 mm, tetapi meriam dan subsistem dipasok sendiri oleh Elbit Systems. Elbit juga memasukkan menara ASCOD ke dalam panser FSV Pandur II, semuanya untuk memenuhi persyaratan proyek akuisisi oleh Angkatan Darat Filipina.

Bahkan Sabrah juga dilengkapi dukungan teknologi dari divisi pengembangan MBT Merkava dan pabrikan kubah meriam dari Afrika Selatan. Sabrah masih menggunakan ASCOD 2 dan Pandur II sebagai platform, tetapi sekarang dengan busur elevasi lebih tinggi dan sistem pemuatan munisi otomatis.

Untuk menakan harga, awalnya Elbit menawarkan Sabrah dengan keberadaan loader (pengisian munisi manual), dimana seorang loader yang terlatih dapat memuat enam munisi per menit. Tapi kemudian Elbit memutuskan mengikuti persyaratan AD Filipina, bahwa Sabrah hanya diawaki oleh 3 personel, yang artinya kubah mengadopsi automatic loading munition.

Baca juga: Kaitan Antara Tank Ringan M5A1 Stuart dan Umpatan “Jancok”

Ada beberapa nilai strategis yang dimiliki Elbit dalam paket penawaran kepada Filipina. Seperti adopsi sistem C4 Elbit, termasuk Battle Management System (BMS), dan sistem kendali dan komando Combat NG. Sistem tersebut saat ini sudah digunakan di APC M112A2, towed howitzer 155mm, self-propelled howitzer ATMOS 155mm, dan M113 varian mortir yang telah di-upgrade oleh AD Filipina. (Bayu Pamungkas)

7 Comments