Update Drone KamikazeKlik di Atas

“Perbaikan yang Merepotkan, Awak Lelah Hingga Ketakutan Serangan Drone,” Jadi Masalah Operasional MBT Leopard di Ukraina

Hadirnya Main Battle Tank (MBT) Leopard series ibarat angin segar dan diharapkan bisa menjadi pemompa semangat bertempur pasukan Ukraina dalam menghadapi militer Rusia. Digadang sebagai salah satu keluarga MBT terbaik di muka Bumi, kemunculan MBT Leopard awalnya adalah harapan besar untuk kemenangan, namun belakangan justru menjadi masalah serius dan ‘beban’ bagi militer Ukraina.

Baca juga: Dua Unit MBT Leopard 2A4 Ukraina Tabrakan dan Gosong Disengat Senjata Anti Tank Rusia

Tema tersebut belum lama diuraikan dalam sebuah artikel berjudul “Von der Wunderwaffe zum Problem” atau “From the miracle weapon to the problem” di portal Koran Berita Utama Jerman – Suddeutsche Zeitung (24/2/2024), yang memperingati dua tahun invasi Rusia ke Ukraina.

Ketika Jerman belum mengirimkannya, MBT Leopard diharapkan menjadi senjata ajaib, namun kini MBT tersebut hampir menjadi sumber masalah. Ukraina telah menerima sekitar 230 unit MBT Leopard 1 dan 2, dengan 38 unit di antaranya berasal dari pasokan Jerman.

Namun, selama serangan balasan Ukraina yang mengecewakan pada musim panas 2023, menyebabkan banyak MBT Leopard yang justru terjebak dalam pertahanan Rusia. Ada lebih dari 20 unit MBT Leopard yang hancur atau dibiarkan dan ditinggalkan oleh awaknya, tujuh Leoaprd setidaknya hancur di Robotino, Oblast.

Sementara itu, di pihak Jerman, performa dari MBT Leopard di Ukraina terus menerus dipantau, maklum pengalaman tempur di Ukraina akan menjadi masukan dalam desain perbaikan pada varian Leopard mendatang.

MBT Leopard 2A4 pertama yang disumbangkan Polandia tiba di Ukraina pada 25 Februari 2023. (Twitter PortalMilitarny.pl)

Terkait performa dan kesiapan tempur, rupanya ada komentar tajam yang disuarakan politisi Partai Hijau Jerman, Sebastian Schäfer yang mengatakan bahwa hanya ada beberapa MBT Leopard yang masih digunakan Ukraina, dan hal ini terjadi karena pihak Ukraina sedang kerepotan memperbaiki armada Leopard yang mengalami kerusakan.

Salah satu Komandan tank Leopard Ukraina (dengan sebutan Arfa) adalah mantan pekerja pabrik baja, ia telah pensiun selama enam tahun dan menjadi pengemudi tank selama dua tahun ini. Para pengemudi tank Leopard Ukraina dilatih selama lima minggu di tempat pelatihan militer di Munster, Lower Saxony. Dia telah mengendarai Leopard 2 bersama tiga tentara lainnya sejak Juni.

Arfa dengan MBT Leopard 2 A6 pada Desember tahun lalu terlibat dalam Pertempuran Avdiivka, wilayah Ukraina yang direbut pasukan Rusia. “Kami keluar setiap hari selama satu setengah bulan. Bahaya terbesar bagi kami, bersama dengan tank lainnya adalah drone,” katanya. Drone pengintai, diikuti drone kamikaze, kini berada dalam jumlah besar di kedua sisi (Rusia dan Ukraina),” kata Arfa.

“Ancaman terus-menerus dari udara membuat pengemudi MBT Leopard lelah, dan ini masalah psikologis. Banyak pengemudi tank yang menjadi takut,” tambah Arfa.

Secara keseluruhan, Arfa senang dengan kemampuan MBT Leopard: “Perangkat night vision dan kamera thermal imaging sangat bagus di Leopard. Mobilitasnya sangat besar. Proyektil dimuat secara individual dan tidak secara otomatis, yang merupakan hal baru bagi saya. Dan tembakannya lebih tepat dibandingkan tank lainnya,” katanya.

Namun, dia ingin menunjukkan kekurangan yang mengancam jiwa. Antara turret dan lambung, yaitu bagian atas dan bawah tangki, terdapat celah yang harus segera ‘ditutup’.

Masalah Politik dan Birokrasi
Memperbaiki MBT Leopard adalah masalah politik sejak awal. Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius awalnya ingin membujuk Polandia untuk mendirikan bengkel Leopard yang rusak dari Ukraina, namun harga yang diminta Polandia tampaknya terlalu mahal. Oleh karena itu, perbaikan dipindahkan ke Lituania, tempat Pistorius – dan Anggota Parlemen Hijau Schäfer – berkunjung pada bulan Desember, tetapi menemukan bahwa perbaikannya berlarut-larut, antara lain karena banyaj suku cadangnya hilang.

Personel tank Ukraina (dengan sebutan Hora) mengatakan, “Birokrasi di Jerman bahkan lebih buruk dibandingkan di Ukraina. Saya memesan sensor pada bulan Juni. “Mereka datang pada bulan Desember,” katanya: “Tentu saja kami akan membongkar sisa tank (kanibal) dan menggunakan suku cadang yang dapat digunakan di tempat lain.”

Ia dan mekaniknya juga belajar di Jerman, dalam kursus lima minggu di Aachen. Secara teoritis, dia bisa terus mencari nasihat di Aachen untuk perbaikan yang rumit. Dia memperbaiki sendiri kerusakan pada lambung tank; jika ada kerusakan pada turret atau perangkat elektronik, dia terkadang pergi ke Munich, kata Hora. “Tetapi sekali lagi Anda harus menunggu, itu adalah panggilan video dan Anda memerlukan penerjemah. Jadi tidak mudah.”

Mengirim tank Leopard dari Donbass dalam perjalanan panjang ke Lituania akan menjadi pilihan terakhir bagi Brigade ke-21 Ukraina, karena kendaraan tersebut akan tidak berfungsi selama berbulan-bulan. (Gilang Perdana)

Jerman Pasok MBT Leopard 2A6 Ukraina dengan DM53 A1, Amunisi Sabot Paling Kuat

9 Comments