Perangi Terorisme, Filipina Mendapatkan Paket Persenjataan Senilai US$18 Juta, Termasuk Rudal TOW 2 dan Bom Pintar
|Bagi Amerika Serikat, Filipina adalah mitra strategis dalam menghadapi berbagai kemungkinan eskalasi di Laut Cina Selatan. Ditambah adanya sinyal kuat atas pembukaan kembali pangkalan AL di Teluk Subic, makin klop kedetakan antara Negeri Paman Sam dan Negeri Pinoy. Selain mendapatkan hibah sejumlah drone intai Scan Eagle, seperti halnya Indonesia, Vietnam dan Malaysia, rupanya Filipina masih ketiban ‘rejeki’ alutsista dari AS.
Baca juga: Bendung Agresi Cina, AL AS Berencana Membuka Kembali Lanal Teluk Subic
Mengutip dari Janes.com (24/11/2020), diwartakan bahwa angkatan bersenjata Filipina telah menrima pengiriman paket persenjataan senilai US$18 juta. Pengiriman tersebut telah dikukuhkan dalam sebuah seremoni yang dilakukan pada 23 November 2020 di Manila.
Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa penyerahan paket senjata tersebut dihadiri oleh Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O’Brien dan Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsín Jr. Disebutkan, langkah pengiriman senjata adalah bagian dari komitmen yang dibuat Presiden AS Donald Trump kepada Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada bulan April, sebagai langkah mendukung aksi kontra-terorisme Manila.
Meski tidak dirinci lebih detail, Departemen Luar Negeri AS mengatakan pengiriman paket senjata ke Filipina mencakup amunisi berpemandu. Namun, sumber dari Philippine News Agency menyebut bila paket yang dikirim oleh AS termasuk 100 rudal anti tank TOW 2, 12 unit Improved Target Acquisition Systems (ITAS) dan 24 bom MK82 berikut perangkat pemandu, yang besar kemungkinan bom tersebut akan diubah menjadi smart bomb.
TOW (Tube-launched, Optically-tracked, Wire guided) 2 bukan jenis senjata baru, ATGM yang awalnya diproduksi Hughes Aircraft Company pada akhir 1960-an, dirancang untuk menghajar target lapis baja, baik untuk diluncurkan lewat platform kendaraan darat dan helikopter. Dalam list senjata yang dikeluarkan AS, TOW diberi kode BGM-71.
Sementara bom MK82, merupakan bom produksi General Dynamics mulai diperkenalkan pada awal tahun 1960. Karena punya daya hancur besar dengan bobot yang sedang, bom ini menjadi yang terlaris di pasaran dunia. MK82 juga dikenal sebagai general purpose bomb, artinya dengan basis struktur yang ada, bom ini dapat digunakan dalam platform yang lebih maju. Salah satunya dengan menjadikan MK.82 sebagai bom pintar.
Baca juga: Filipina Terima Enam Unit Drone Intai ScanEagle, Indonesia Menyusul
AU Filipina seperti diketahui, sudah punya kemampuan dan pengalaman dalam menggunakan bom pintar berpemandu laser, khsusunya yang dirilis dari pesawat COIN (Counter Insurgency) OV-10 Bronco. Juru bicara angkatan bersenjata Filipina. Mayor Jenderal Marinir Edgard Arevalo menjelaskan bahwa “amunisi pintar dengan kemampuan dan presisi tinggi akan sangat membantu kami dalam membersihkan negara dari ancaman teroris di kawasan Filipina Selatan.” (Bayu Pamungkas)
Kalau teroris makai toyota hilux apa ya hancur dengan TOW ?
hibah bhasanya….tp sbenarnya “TITIP” …kl swktu2 d butuhkan….
ap iy kl terorisme perlu d rudal pake tow 2….at d hujani bomb mk82…???
di kira g tau kali…hahahahaha.
Jangan anggep IS disana cuma sel-sel aja, mereka sempet ngambil alih kota. Filipina itu bisa dibilang safe haven IS, bahkan mereka punya cabang yang statusnya provinsi di IS, Wilayat Sharq Asiyya. Smart bomb kemungkinan besar untuk ngantisipasi perang kota lagi (kayak sebelumnya di Marawi) atau dan pastinya surgical strike. Bayangin aja, AS di Raqqa aja udah dikritisi sama Amnesty International masalah collateral damage padahal udah pake guided bomb, apalagi nggak.
yg jelas buat deterrent persiapan melawan gangguan China di LCS, kondisi Filipina Selatan kan gak perlu ATGM, separatis kan kagak punya tank
VBIED ngebut susah ngancurinnya pake unguided rocket, boy. Salah satu kegunaan ATGM di Syria sama Iraq untuk nembak VBIED.
jgn kalah sama pinoy ayo borong lsgi kendaraan maung tempelin rudal kalibre biar sangar
Kalo aku di posisi AS, aku bakal ngasih bantuan juga ke Filipina. Daripada religious zealots itu kuat di Filipina terus ngancem dalam negeri AS duluan, mending mereka yang masih lemah dihancurin duluan, salah satunya caranya ngasih bantuan ke negara hostnya teroris itu, yang harapannya bisa mbendung ancaman itu. Filipina seneng, AS seneng. Seneng semua akhirnya.
Kalau Sekutu dekat ya diberi
Kalau cuma sebatas teman walau diberi pemakaiannya ditentukan/dibatasi penggunanya harus ikut ketentuan dari sono. Kalau kaya yang disono tidak ya diam saja tidak bisa apa2 😧😧😧
Lebih baik banyakin baca literatur sono. narik kesimpulan tanpa analisis terus .
Ketentuan tsb ada karena kekhawatiran penyalahgunaan oleh pihak2 yg
tidak bertanggung jawab demi ambisi politik tertentu atau yg lain yg melanggar aturan konvensi Jenewa atau dlm negeri user dan AS.
Apa lupa AS adalah negara demokrasi yg terdapat aturan hukum(Rule of law) bukannya negara totaliter dimana hukum adlah lidah penguasa (Ruler’s law) dan mekanisme Check and balance dlm pemerintahan.
Penggunaan senjata produksi perusahaan AS yg tak bertanggung jawab bisa jadi skandal dlm negeri AS dan dijadikan senjata politik domestik AS.
Ingat bagaimana pengiriman senjata Pindad ke Mali bisa jatuh ke Filipina dan jadi skandal di tahun 2009.
Btw Tow juga banyak yg jatuh ke tangan pemberontak Suriah lewat intermediasi negara2 teluk.
Anda yang harusnya banyak membaca kebijakan negri UWAK.
Hanya Sekutu2 mereka yang bisa mengoperasikan senjata buatan mereka tanpa kendala.
Seperti Israel yang F-16 & F-15nya seenaknya aja memgebom wilayah golan(suriah) dan Palestine.
Ingat pesawat F/A-18 milik TUDM “F/A-18 hanya beBas diterbangkan saat parade”.
F 18 malaysia di lahad datu…..parade apaan ?
Masak buat menggempur Teroris “Ecek-ecek” macam Isi5 aja pake Bom Pintar ama TOW missile segala ? Mang Isi5 bawa Tank apa ? Tank Merkava ? Atau Tank Harimau ? Hehehe
Bekas lagi kah?
Ini barang baru semua
Di pake buat kepentingan Nyang beri
Iya utk membasmi teroris