Filipina Terima Enam Unit Drone Intai ScanEagle, Indonesia Menyusul
|Sembari menanti kedatangan empat unit drone intai maritim Boeing ScanEagle untuk TNI AL yang rencananya akan tiba pada pertengahan 2018, Selasa (13/3/2018) lalu Filipina telah menerima lebih dulu enam unit ScanEagle. Ya Indonesia dan Filipina menjadi dua negara di Asia Tenggara yang mendapatkan paket hibah ScanEagle dari Pemerintah Amerika Serikat, berbeda dengan Indonesia, Filipina menempatkan pengoperasian ScanEagle di bawah angkatan udara.
Baca juga: Boeing Insitu ScanEagle – Mini Drone Untuk Tugas Intai Maritim TNI AL
Prosesi serah terima enam unit ScanEagle Filipina berlangsung di Lanud Villamor, Pasay. Nilai pengadaan enam unit ScanEagle berikut sensor, suku cadang dan perangkat pendukungnya ditaksir mencapai US$13,2 juta. Sesuai kebutuhan, ScanEagle akan difungsikan untuk misi kontra terorisme, intai maritim terbatas, operasi keamanan sampai mendukung tugas SAR (Search and Rescue). Namun perannya dipastikan akan lebih banyak di wilayah Mindanau Selatan. Dan sebagai unit pengguna adalah 300th Air Intelligence and Security Wing.
Dalam menjalankan misi intai, ScanEagle dapat mengudara sampai 22 jam 10 menit. Bahkan pada uji coba dengan bahan bakar JP5, endurance ScanEagle bisa sampai 28 jam 44 menit di udara. Dalam pengoperasiannya, ScanEagle diawaki oleh kru pada Ground Control Station. Sistem kontrol dan navigasi ScanEagle menggunakan GPS waypoint dan autonomous object tracking and autonomous in-flight route mapping. Untuk transmisi data, ScanEagle disokong datalink UHF 900MHz dan downlink S-band 2.4GHz untuk transmisi video.
ScanEagle dilengkapi sensor thermal beresolusi tinggi DRS E6000. Sensor ini menyediakan resolusi 640×480 pixels dengan 25 micron pitch. ScanEagle juga dilengkapi short-wave infrared camera buatan Goodrich Sensors. Untuk misi memburu sniper, ScanEagle milik AU AS dipasangi sniper gun fire detection and location system. Pengujian terus berlanjut, yang terbaru ScanEagle malah digarap Boeing untuk instalasi NanoSAR synthetic aperture radar (SAR).
Baca juga: KOAX 3.0 – Drone Hybrid VTOL Untuk Misi Khusus
ScanEgle yang battle proven di Irak ini memang laris manis dipasaran. Dari belasan negara pengguna, di Asia Tenggara ada Singapura dan Malaysia yang sudah lebih dulu memakai ScanEagle. Malahan Australia adalah salah satu pengguna terbesar drone ini. (Gilang Perdana)
Pertamax
Menggerukan
Yg diterima filipina scaneagle 2 apa indonesia jg dpt yg versi ini atau yg basic??
Katanya gk mau lg terima hibah?
Hibah bukan berarti bekas mas, biasanya hibah itu klo negara pengirim kelebihan barang, jd di beri ke negara lain.
Itu sih pendapat saya aja
@mbah Mangun
Yang gak diterima itu hibah alutsista yg umur keeonomisannya kurang dari 20 tahun, alias frekuensi maintenennya lebih tinggi dibanding kesiapan tempurnya
min apakah sudah bahas bahan bakar
jp5, jp8,avtur dan laen laen
keunggulan sama kelemahan nya.
kalau indonesia Mungkin setelah Scaneagle, F-16 Viper akan menyusul.
amin YRA
apakah hanya pikiran sy saja, militer indonesia Alutsistanya model Gado-gado. tidak ada tumpuan utama dalam alutsista kita baik di AL, AD, AU.